Berita Riau
22 Unit Kapal Nelayan Bantuan Kementrian Kelautan di Riau Tak Dapat Dioperasikan, Ini Penyebabnya
nelayan provinsi Riau masih memiliki kebiasaan mencari ikan dengan pola one day one trip atau satu hari satu kali berangkat saat melaut.
Penulis: Fernando | Editor: CandraDani
TRIBUNPEKANBARU.COM - Sebanyak 22 unit kapal bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI jenis 30 GT yang diserahkan kepada nelayan di Riau mangkrak karena tidak dioperasikan. Kapal-kapal tersebut tidak bisa dioperasikan karena terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) para nelayan untuk mengoperasikan kapal-kapal tersebut.
"Ada 27 unit kapal 30 GT yang diberikan oleh kementerian, hari ini mangkrak di pelabuhan, karena hanya 5 yang bisa beroperasi. Hal ini karena nelayan tidak bisa menggunakan kapal besar, karena itu SDM perikanan perlu dibenahi," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Riau, Herman, Kamis (18/4/2019).
Herman mengakui Sumber Daya Manusia (SDM) sektor perikanan di Provinsi Riau dinilai masih perlu pembenahan.
Akibat keterbatasan itu, kata Herman, kapal bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI tersebut tidak bisa dioperasikan.
Baca: SK Penetapan Embarkasi Haji Antara Riau Keluar, Pemprov Bahas Persiapan Teknis Keberangkatan CJH
Menurutnya nelayan provinsi Riau masih memiliki kebiasaan mencari ikan dengan pola one day one trip atau satu hari satu kali berangkat saat melaut. Dengan wilayah operasinya hanya sebatas perairan pantai.
"Kalau kita lihat rata-rata nelayan kita masih beroperasi di perairan pantai, tidak bisa keluar, kebiasaan nelayan kita di sini itu one day one trip, pergi pagi pulang sore," katanya.
Para nelayan di Riau sebagian besar masih menggunakan kapal kapal dengan spesifikasi 5 GT.
Bahkan berdasarkan hasil pendataan DKP Riau jumlah kapal dengan jenis ini mencapai ribuan unit.
Baca: Banyak Surat Suara Tak Terpakai, Paslon Presiden dan Wapres 02 Unggul di Meranti Riau
"Kapal dengan spesifikasi 5 GT itu di Riau jumlahnya mencapai lebih dari 6000 unit. Sedangkan untuk type 10 GT paling hanya sekitar 700an lebih, yang di atas 10 GT sampai 30 GT hanya 360 unit, dan yang 30-60 GT hanya 27 unit kapal," ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyatakan kesediaanya untuk memberikan alat pendeteksi kumpulan ikan kepada nelayan yang ada di Riau.
Namun sebelum nelayan dibantu alat itu, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar menyarankan agar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Riau terlebih dahulu mengajarkan nelayan menggunakan alat pendeteksi ikan tersebut.
"Kalau alat itu harganya Rp 4 juta bisa saja dikasih dari Pemda, tapi meraka harus diberikan pelatihan bagaimana menggunakan alatnya. Kita disini banyak insinyur perikanan. Bawa alat itu, bawa nelayan itu supaya belajar, kalau sudah pandai lepas," katanya, Rabu (17/4/2019).
Baca: Warga Binaan Lapas Tembilahan Riau Salurkan Hak Pilih di Dua TPS, 349 Tidak Bisa Mencoblos
Selain itu, lanjut Syamsuar, untuk meningkatkan produksi hasil tangkap laut di wilayah setempat, perlu dilakukan penyuluhan rutin kepada nelayan.
"Memang kita harus turun, memberi semangat dan penyuluhan kepada nelayan, apalagi masyarakat di Bengkalis, Meranti, itu kan banyak nelayan tradisional, mereka hanya berebut Ikan Gurau. Bahkan gara-gara itu sampai bakar-membakar, kalau mereka diberikan kapal besar tak kan berkelahi," ujarnya.
Pernyataan ini disampakan oleh Gubri menyusul adanya masukan dari Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Rokhmin Dahuri saat berkunjung ke Riau Selasa (16/4/2019) kemarin.
Saat berkunjung ke Riau, Rokhmin menyarankan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau untuk membantu nelayan memasang alat pendeteksi kumpulan ikan, sehingga tangkapan ikan nelayan bisa meningkat.
Baca: Update Penghitungan Perolehan Suara Pilpres di Inhil, Pasangan 02 Unggul