Berita Riau
Pemugaran Cagar Budaya Bisa Mengaburkan Jejak Sejarah
Ratusan bangunan, struktur, situs, dan kawasan yang seharusnya merupakan cagar budaya di Riau dalam keadaan terbiar, rusak.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Hendra Efivanias
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU- Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Riau akan mengadakan kelompok diskusi, Selasa (23/4/2019) mendatang.
Diskusi ini dalam rangka peringatan Hari Warisan Dunia (World Heritage Day) yang diperingati pada setiap tanggal 18 April setiap tahunnya.
Diskusi tersebut akan membahas tentang banyak hal terkait dengan cagar budaya di Riau.
Sebagai salah satu kawasan tempat bertapak pusat-pusat peradaban Melayu sejak berabad-abad lampau.
Selain itu Provinsi Riau juga banyak menyimpan benda-benda, bangunan, struktur, situs, dan kawasan cagar budaya, baik di darat maupun di dalam air.
"Sejumlah cagar budaya itu memang sudah kita identifikasi, sebagian sudah diregistrasi dan ditetapkan sebagai cagar budaya daerah dan nasional. Sebagian sudah pula disentuh oleh kegiatan-kegiatan pelestarian," kata Kepala Disbud Riau Raja Yoserizal Zen, Jumat (19/4/2019).
Baca: 100 Suara Saya Hilang di TPS 06 Bandar Picak, Calon Anggota DPD RI Jefry Noer Merasa Dicurangi
Baca: Jelang Libur Panjang, Jumlah Penumpang di Pelabuhan Sei Duku Kota Pekanbaru Menurun
Cagar yang dimaksud Yoserizal seperti Candi Muara Takus, komplek Istana Siak, Istana Rokan, Tapak Kerajaan Indragiri, beberapa masjid dan bangunan-bangunan serta makam-makam tua, benteng, dan peninggalan bersejarah lainnya.
Jika melihat pada laporan Ekspedisi Kebudayaan Empat Sungai yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan (P2KK) Universitas Riau beberapa tahun yang lalu, bahwa ratusan bangunan, struktur, situs, dan kawasan yang seharusnya merupakan cagar budaya di Riau dalam keadaan terbiar, rusak. Sehingga terancam punah.
Misalnya ada bangunan tua yang khas ditinggalkan penghuninya yang pindah ke tempat lain.
Baca: Sapi Mati Diganti Rp 10 Juta,Pemerintah Beri Subsidi, Premi Asuransi Ternak Rp 40 Ribu Per Tahun
Akibatnya, bangunan itu lapuk. Ada pula struktur, situs, dan kawasan yang dirusak oleh pembangunan jalan, kebun, dan sebagainya.
Selain sebab-sebab itu, kata Yoserizal, sebagian bangunan juga mengalami kerusakan sebagai cagar budaya.
Karena kegiatan pemugaran yang menyimpang dari kaidah-kaidah baku pelestarian cagar budaya.
"Bahkan, pengecatan beberapa bangunan rumah di beberapa lokasi terkesan tidak melalui kajian yang disyaratkan dalam kaidah-kaidah pelestarian. Akibatnya, jejak-jejak kesejarahan yang menyatu dengan keseluruhan unsur bangunan itu menjadi kabur," ujarnya.
Mencermati berbagai permasalahan cagar budaya di negeri ini, Disbud Riau mengajak semua pemangku kepentingan untuk menjadikan peringatan Hari Warisan Dunia 2019 ini sebagai momentum membangun kesadaran bersama tentang pentingnya makna warisan budaya bendawi itu, beserta sikap dan tindakan terbaik untuk melestarikannya.
"Insya Allah pada kelompok diskusi terpumpun nanti akan lahir pemikiran. Sekaligus strategi menyegrakan beberapa kawasan cagar budaya dan heritage mendapat perlindungan dan pengakuan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Kita tahu Candi Muara Takus sudah masuk dalam daftar tentatif warisan dunia. Begitu pula dengan kawasan Kota Pusaka Siak Sri Indrapura," katanya.