KPU Riau Tunggu Laporan KPU Daerah Terkait Jumlah TPS yang PSU dan PSL di Seluruh Riau
KPU Riau belum bisa memastikan jumlah TPS yang melaksanakan PSL dan PSU. Selain itu, KPU Riau juga mengakui input data berjalan lambat.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: rinaldi
tribunpekanbaru.com - Komisioner KPU Riau dari Divisi Teknis, Jhoni Suaidi, mengaku belum menerima laporan dari KPU kabupaten/kota tentang jumlah TPS yang akan melakukan pemungutan suara ulang (PSU), dan pemungutan suara lanjutan (PSL) di wilayah masing-masing.
Menurut Jhoni, kewenangan pelaksanaan PSU dan PSL berada di masing-masing KPU kabupaten dan kota.
"Kami hanya memfasilitasi hasil pencermatan KPU kabupaten/kota ke KPU RI untuk diverifikasi. Kalau hasil pastinya, mungkin KPU RI menyampaikan langsung ke KPU kabupaten/kota," ujar Jhoni, Rabu (24/4).
Dijelaskan, tidak semua jenis surat suara akan diikutsertakan dalam pelaksanakan PSU dan PSL. Jenis surat suara yang diikutsertakan hanya surat suara yang terganggu saat pemungutan suara 17 April lalu. Karena itu pula, pada saat PSU dan PSL nanti, KPU hanya menyiapkan 1.000 surat suara per daerah pemilihan (dapil).
"Misal di TPS A hanya kekurangan surat suara Capres, otomatis yang dilakukan PSL adalah surat suara untuk Capres saja. Begitu juga dengan PSU, jenis surat suara yang disiapkan hanya surat suara yang terganggu saja saat pemungutan suara kemarin," kata Jhoni.
Lambat Input Data
Sementara itu, Komisioner KPU Riau, Abdul Rahman, mengakui pihaknya agak lambat menginput data C1 Pilpres di Sistem Penghitungan (Situng) KPU. Hingga pukul 16.00 WIB, Rabu (24/4), kata Rahman, baru sekitar 30 persen data yang diinput.
Dikatakan, lambatnya input data dari KPU Riau, lantaran mereka ingin lebih hati-hati agar tidak ada kesalahan. Ia tak ingin KPU Riau kembali jadi bahan bully setelah terjadi kesalahan input data dari sejumlah TPS di beberapa daerah beberapa waktu lalu.
"Kami tekankan ke jajaran KPU di kabupaten/kota agar hati-hati menginput data, makanya agak lambat," terang Abdul Rahman.
Dia juga menekankan kepada jajaran KPU kabupaten/kota agar melakukan verifikasi berlapis terhadap data C1. Sebab ada juga C1 hasil KPPS yang memiliki kesalahan penulisan.
"Awalnya memang kami input apa adanya sesuai C1, tapi setelah beberapa kesalahan input dan ditemukan kesalahan penulisan C1 di KPPS, sehingga dikhawatirkan menimbulkan kegaduhan di masyarakat," ujarnya.
Selain ingin hati-hati, lambatnya input data juga disebabkan kurang baiknya jaringan di sejumlah daerah. Namun dikatakan Rahman, progres input data di Situng KPU Riau sudah mencapai 60 persen.
"Namun lantaran internet di beberapa daerah kurang stabil, di aplikasi Situng hanya sekitar 30 persen. Sebenarnya sudah 60 persen," terangnya. (gbw)