Pekanbaru
Peragakan 11 Adegan, Begini Anggota Geng Motor Bacok Korban hingga Tewas, Egrek Menancap di Punggung
Adegan dimulai saat korban yang sudah tak berdaya akibat dikeroyok, didatangi tersangka SW yang menenteng sebilah parang.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - 5 pelaku dalam kasus penganiayaan yang menyebabkan seorang pelajar meninggal dunia masih dibawah umur dan sebagian besar anak putus sekolah.
Kelima tersangka diketahui secara bersama-sama melakukan penganiayaan dengan senjata tajam terhadap korbannya, remaja bernama Angga di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Pekanbaru beberapa waktu lalu.
Sampai akhirnya, korban yang mengalami luka parah di sekujur tubuhnya, meregang nyawa. Meski sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Dalam rekonstruksi yang digelar di areal Mapolsek Tampan itu, terungkap bagaimana para tersangka yang merupakan anggota geng motor Warlex ini, secara brutal membacok tubuh korban dengan parang dan egrek (clurit).
Setidaknya, para tersangka memperagakan sekitar 11 adegan.
Baca: Tawuran Remaja di Pekanbaru Sebabkan 1 Tewas, Disdik Ungkap Dugaan Pemicu Perkelahian Ramai
Baca: Kontrol Orangtua Diperlukan! Berkaca Pada Aksi Tawuran & Tewasnya Seorang Remaja di Kota Pekanbaru
Baca: Clurit Menancap di Punggung Korban, Geng Motor yang Membacok Sampai Tewas Jalani Rekonstruksi
Mereka tampak secara santai dan gamblang memperagakan adegan demi adegan, seperti tanpa ada penyesalan.
Adegan dimulai saat korban yang sudah tak berdaya akibat dikeroyok, didatangi tersangka SW yang menenteng sebilah parang.
SW yang diamankan belakangan setelah menyerahkan diri ke Mapolsek Tampan dengan didampingi keluarganya itu, memperagakan bagaimana dia membacok kaki korban dengan parang yang dibawanya.
Terlihat dia masih ingat betul, bagaimana persisnya saat mata parangnya diarahkan ke kaki korban.
Bahkan dia turut mengatur bagaimana posisi pemeran pengganti korban dalam kegiatan rekonstruksi itu.
“Bukan begitu pak, waktu itu dia posisinya menelungkup dekat parit,” kata SW.
Dia mengaku, menyabet kaki korban dengan parang hingga sebanyak 4 kali.
Tak sampai di sana, korban yang sudah tak berdaya, kembali didatangi oleh 3 tersangka lainnya yakni KI, RG dan YV.
Masing-masing mereka juga membawa parang dan egrek.
Bahkan, egrek yang dipakai salah seorang tersangka berinisial KI, yang juga merupakan ketua geng ini, sempat menancap di punggung korban.
"Waktu itu nancap di punggungnya, lalu saya cabut," ungkap KI.

Sementara satu tersangka lainnya berinisial MK, berperan dalam membonceng rekannya RG usai menganiaya Angga.
MK pula yang kemudian membuang parang yang digunakan RG.
Wakapolsek Tampan, AKP R. Nababan didampingi Kanit Reskrim Iptu Aris Gunadi mengatakan, rekonstruksi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran masing-masing tersangka dalam kasus tersebut.
“Ini juga menjadi bagian untuk melengkapi pemberkasan para tersangka, sebelum kita limpahkan ke Jaksa Penuntut Umum (JPU),” katanya.
Dia melanjutkan, para tersangka melakukan pembacokan dibagian kaki, paha, punggung dan lengan korban.
“Ada 11 adegan tadi, di mana kita lihat, mulai dari adegan ketiga sampai sembilan korban mulai diserang dengan senjata tajam oleh para tersangka. Memang tersangka SW dan KI yang paling banyak (membacok),” tuturnya.
Sementara itu kata Wakapolsek, saat ini petugas juga masih melakukan pengembangan kasus lebih lanjut. Guna mengetahui apakah masih ada keterlibatan para pelaku lainnya atau tidak.
(Tribunpekanbaru.com/ Rizky Armanda)