Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Iga Bakar Dalam Cobek, Olahan Spesial dengan Bumbu Rahasia

Iga biasanya diolah dengan cara dibakar atau disup. Tentu dibakar dengan menggunakan arang. Namun berbeda dengan menu Iga Bakar Cobek.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: ihsan
tribun pekanbaru
BUMBU KHUSUS - Iga bakar dimasak dalam cobek usai diberi bumbu khusus di Iga Bakar Cobek, Jalan Gardenia, Sukajadi, Pekanbaru. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Iga biasanya diolah dengan cara dibakar atau disup. Tentu dibakar dengan menggunakan arang.

Namun berbeda dengan menu Iga Bakar Cobek di Jalan Gardenia, Sukajadi, Pekanbaru. Menu ini spesial sekaligus menjadi nama tempatnya.

Sekilas dari namanya, terbersit bagian dari rusuk sapi itu dibakar. Elis, pemilik Iga Bakar Cobek, mengungkapkan, iga sama sekali tidak dibakar atau dipanggang.

Justru dimasak dengan ramuan bumbu khusus racikan sendiri.

Menurut Elis, proses memasaknya yang membuat menu ini menjadi spesial. Iga dimasak di dalam cobek. Yakni sebuah wadah yang terbuat dari tanah liat.

Sejak zaman dahulu, cobek digunakan untuk menggiling atau mengulek.

"Iga, daging dan tulangnya dimasak di dalam cobek. Kemudian juga dihidangkan bersama cobek," sebut Elis, Senin (27/5/219).

Lantas, mengapa disebut dengan iga bakar? Ia mengatakan, bahwa rasa bakaran dari cobek tersebut yang membuat terkesan dibakar.

"Iga mendidih di dalam cobek. Jadi ada rasa bakaran dari cobek seperti dibakar dengan arang. Makanya iga seperti dibakar," jelas wanita berkaca mata ini.

Cara memasaknya, iga awalnya dimatangkan berpadu dengan bumbu dalam cobek besar. Kemudian dihangatkan, selanjutnya disajikan dengan cobek kecil.

Elis menuturkan, daging beserta tulang iga dipotong kecil-kecil sebelum direbus. Potongan iga direbus sekitar satu jam agar dagingnya empuk. Dengan lama direbus, kadar lemak pada daging juga berkurang.

Daging dan tulang kemudian dimasak dengan bumbu. Uniknya, dimasak dalam cobek besar dengan minyak dari lemak daging yang diracik khusus. Racikan minyak daging dicampur bahan yang dirahasiakan.

Hal ini membuat aromanya menjadi khas, di samping gosongan dari cobek. Selain minyak, potongan iga juga dicampur dengan ramuan bumbu.

Seperti bawang putih, bawang merah dan kecap manis. Bahan bumbu yang lain juga dirahasiakan.

"Iga dimasak sekitar 10 menit sampai daging tanek (menyusut)," kata wanita 37 tahun ini. Ia menambahkan, ia kembali dimasak dalam cobek kecil. Iga dihidangkan bersama cobek seperti hotplate. Iga dalam keadaan mendidih.

Daging iga terasa begitu khas. Sepertinya, tak ditemukan rempah dalam bumbu yang meresap ke dalam daging. Teksturnya lembut. Rasa pedas menggelitik lidah. Berpadu dengan rasa manis dari kecap. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved