Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

2 Meninggal 8 Warga Luka-luka, Polisi Tetapkan Buton Siaga I, Antisipasi Konflik Sosial

2 Meninggal 8 Warga Luka-luka, Polisi Tetapkan Buton Siaga I, Antisipasi Konflik Sosial

Editor: Budi Rahmat
KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE
2 Meninggal 8 Warga Luka-luka, Polisi Tetapkan Buton Siaga I, Antisipasi Konflik Sosial 

2 Meninggal 8 Warga Luka-luka, Polisi Tetapkan Buton Siaga I, Antisipasi Konflik Sosial

TRIBUNPEKANBARU.COM- Kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Buton menjadikan polisi meningkatkan pengamanan.

Pasca terjadi kerusuhan kedua yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia, polisi semakin memperketat dan melakukan upaya persuasif.

Kini polisi menetapkan siaga I untuk mengantisipasi terjadinya bentrokan lanjutan.

Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) meningkatkan status keamanan di wilayah itu menjadi siaga I, pascakerusuhan warga di dua desa di Kabupaten Buton.

Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Harry Goldenhardt mengatakan, penetapan status siaga I ini untuk menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat dan juga mengantisipasi terjadinya konflik sosial yang dikhawatirkan akan timbul di wilayah itu.

“Terhitung sejak hari ini dinyatakan siaga I. Ini atas perintah Bapak Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Sultra Kombes Pol Yosranto Yudha Hermawan,” kata Harry saat dikonfirmasi, Kamis (6/6/2019) malam.

Lanjut Harry, seluruh personel kepolisian baik dari Polda, Polres, Polsek dan Pospol yang ada di Sultra ikut disiagakan.

Guna menjaga situasi keamanan di dua desa yang bertikai, 317 personel gabungan dari Polda Sultra, Polres Baubau dan Buton diturunkan ke lokasi.

Sebelumnya, kerusuhan di dua desa di Kabupaten Buton itu telah mengakibatkan dua orang  meninggal dan delapan orang luka luka.

Selain itu, 87 rumah terbakar, serta 700 orang warga Desa Gunung Jaya mengungsi ke tiga desa yaitu Desa Laburunci, Kelurahan Kombeli, dan Desa Lapodi.

Gara-gara Gas Motor

Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjend Pol Irianto mengatakan, pemicu terjadinya pertikaian antara warga Desa Gunung Jaya dengan Desa Sampuabalo karena salah paham.

“Karena kesalahpahaman antara Desa Gunung Jaya dengan Desa Sampuabalo, yang diawali dari pemuda Sampuabalo yang melintas di Desa Gunung Jaya, karena memainkan gas motor. Masyarakat Gunung Jaya terganggu dan tidak terima sehingga masyarakat mengeluarkan pernyataan yang tidak mengenakan," kata Irianto, di Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Kamis (6/6/2019) siang. 

"Kejadian tersebut berlanjut, tak lama kemudian, masyarakat Sampuabalo tiba-tiba datang ke Gunung Jaya terjadi lemparan batu. Masyatakat Desa Gunung Jaya sangat sedikit penghuninya, sehingga ada pembakaran,” tambah Irianto. 

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved