Milenial
Komunitas Startup Pekanbaru Rancang Website Bareng Hasilnya Disumbangkan ke Masjid
Startup Pekanbaru juga rutin menggelar berbagai kegiatan setiap bulan. Mulai dari diskusi hingga talkshow. Pada intinya untuk memperkenalkan Startup d
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: CandraDani
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Startup Pekanbaru memiliki cara sendiri untuk beramal. Komunitas ini menyumbangkan Website kepada Masjid. Ini adalah salah satu bentuk kegiatan beramal di Bulan Suci Ramadhan.
Program ini dinamakan Lailatul Coding yang sudah membumi di Indonesia. Ketua Startup Pekanbaru, Muhammad Mufid Luthfi mengungkapkan, anggota pegiat Informasi Teknologi (IT) merancang Website bersama-sama. Kemudian hasilnya diserahkan ke tempat ibadah.
Ada beberapa Masjid yang diberi bantuan Website. Seperti Masjid Annur dan lainnya. "Kita membuat Website semalaman sampai subuh. Kita pilih beberapa Masjid paripurna," ungkapnya.
Mufid mengatakan, Startup Pekanbaru juga rutin menggelar berbagai kegiatan setiap bulan. Mulai dari diskusi hingga talkshow. Pada intinya untuk memperkenalkan Startup dan membahas solusi berbagai masalah yang dihadapi.
Baca: VIDEO: Komunitas Youtube Creator Pekanbaru Gelar Buka Puasa Bersama
Menurut dia, komunitas ini dimaksudkan untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang Startup. Kebanyakan berpikir jika Startup mengutamakan nilai investasi atau modal. Sementara cara menjalankan bisnisnya cenderung dikesampingkan.
"Startup itu sederhananya adalah usaha yang model bisnisnya belum jelas" ungkap pria 25 tahun ini. Mufid menyebutkan, Startup Pekanbaru pernah menghadirkan pembicara dari Traveloka dalam talkshow membahas dunia desain.
Anggota diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat melalui bisnisnya. "Jadi bukan investement. Tapi problem solving," kata Cofounder IDCloudHost, perusahaan web hosting di Indonesia, ini. Di samping itu, komunitas juga sering membahas benturan regulasi, pajak dan legalitas Startup.
Baca: Jemput Anak-anak di Panti Asuhan, Hijrah Bikers & Lintas Komunitas Ajak Yatim Piatu Buka Bersama
Mufid menyebutkan, komunitas berdiri pada 10 Juli 2017. Startup Pekanbaru dihadirkan untuk mewadahi para pelaku Startup. Komunitas telah beranggotakan sekitar 70 orang pelaku Startup.
"Kalau pelaku Startup aja sudah 70 orang. Belum yang publik, yang baru mau memulai bisnis," ujar alumnus Telkom University Bandung ini. Kebanyakan anggota berbisnis Programming, Developer Aplikasi dan Design.
Mufid menjelaskan, Startup Pekanbaru fokus memperkenalkan Startup ke kampus dalam tahun 2019 ini. Komunitas ingin membangun sebuah ekosistem yang mampu bersaing di era digitalisasi.
"Banyak yang nggak mampu mengimplementasikan digitalisasi. Walau sadar dan yakin, digitalisasi sangat membantu," kata pemilik Co-Working and Office Space Meetup di Jalan Todak, Pekanbaru ini.
Ciptakan Metodologi Project
Pelaku Startup bisa melakukan banyak hal bersama teman sekomunitas. Seperti Roni Hidayat yang merasakan langsung keuntungan dari komunitas Startup Pekanbaru.
Roni termasuk pendiri komunitas ini. Ia sudah menggeluti dunia IT sebelum Startup Pekanbaru ada. Namun awalnya ia hanya sendiri. Kemudian membangun bisnis Agency Design.
"Dari komunitas, jadi lebih banyak networking. Kita sering kolaborasi," kata Roni menyebut komunitas menunjang bisnisnya. Pengetahuannya diperkaya melalui diskusi-diskusi bersama teman sekomunitas dari berbagai latar belakang bisnis.
Baca: Komunitas Fotografer Pekanbaru Rayakan Ulang Tahun ke 13