Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Walikota Ini Buka Penyamarannya, Semua Pegawai Kaget, Berhasil Buktikan Bobroknya Pelayanan Publik

Walikota Ini Buka Penyamarannya, Semua Pegawai Kaget, Berhasil Buktikan Bobroknya Pelayanan Publik

Editor: Budi Rahmat
Kompas.com
Walikota Ini Buka Penyamarannya, Semua Pegawai Kaget, Berhasil Buktikan Bobroknya Pelayanan Publik 

Walikota Ini Buka Penyamarannya, Semua Pegawai Kaget, Berhasil Buktikan Bobroknya Pelayanan Publik

TRIBUNPEKANBARU.COM- Walikota ini buka kedok penyamarannya yang membuat semua pegawai kaget.

Ia berhasil buktikan bagaimana bobroknya pelayanan publik.

Salah satunya perlakuan bagi penyandang Disabilitas.

Penyamaran tersebut dilakukan setelah ia banyak mendapat laporan keluhan warga terkait pelayanan publik.

Sebagai bagian dari eksperimen sosialnya, seorang wali kota di Negara Bagian Chihuahua, Meksiko, menyamar jadi orang lumpuh untuk mengetes layanan publik.

Carlos Tena, Wali Kota Cuauhtemoc, memutusan menyamar setelah mendapat laporan dari penyandang disabilitas terkait perlakuan yang mereka dapat dari pekerja sosial.

Karena tidak tahu harus percaya laporan itu atau jajarannya sendiri, dilansir Oddity Central Rabu (10/7/2019), Tena mencoba untuk membuktikannya sendiri.

Tena menyusun penyamaran sempurna dan kemudian mengunjungi di kantor dinas sosial serta wali kota sebagai orang lumpuh yang butuh bantuan.

Dia mengenakan sweater tebal yang menutupi sebagian wajahnya, topi abu-abu, kacamata hitam, dan perban di telinga untuk memalsukan luka dan menghindari ketahuan.

Dengan duduk di kursi roda, Tena kemudian masuk ke Direktorat Pembangunan Sosial dan meminta makanan gratis yang memang berhak diberikan bagi warga miskin dan penyandang disabilitas.

Namun perlakuan yang dia dapat sungguh membuatnya kecewa.

Dia diabadikan bahkan mendapat diskriminasi. Dia kemudian mengunjungi kantornya sendiri dan berpura-pura ingin bertemu wali kota.

Dia mendapat jawaban bahwa wali kota sedang tidak ada. Jadi, Tena mencoba untuk berbicara dengan Sekretaris Balai Kota. Namun dia mendapat perlakuan kasar.

Oleh pegawai yang bertugas, dia disuruh menunggu selasar dengan pejabat yang ditunggu tak jua muncul selama 1,5 jam. Dia lalu berpikir segala keluhan itu benar.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved