Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Deteksi Tonsilitis Sejak Dini, Amandel Dapat Menyerang Anak-anak dan Orang Dewasa

Amandel dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa, dalam bahasa medis amandel di tenggorokan disebut juga sebagai Tonsila Palatina.

Editor: Ariestia
RS Awal Bros Panam
Dr Ariel Anugrahani SpTHT-KL Dokter Spesialis THT Rumah Sakit Awal Bros Panam. 

Deteksi Tonsilitis Sejak Dini, Amandel Dapat Menyerang Anak-anak dan Orang Dewasa

AMANDEL merupakan salah satu jenis gangguan kesehatan dan penyakit yang dapat mengakibatkan efek negatif yang dapat menjalar pada gangguan THT ( Telinga, Hidung dan Tenggorokan).

Amandel dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa, dalam bahasa medis amandel di tenggorokan disebut juga sebagai Tonsila Palatina.

"Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil (amandel) yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer
(jaringan limfoid) yang disebabkan oleh mikroorganisme berupa virus, bakteri, dan jamur yang masuk
melalui saluran pernapasan atas maupun dari makanan dan minuman dari mulut. Berdasarkan waktuberlangsung (lamanya) penyakit, tonsilitis terbagi menjadi 2, yakni tonsilitis akut jika penyakit (keluhan) berlangsung kurang dari 3 minggu dan tonsilitis kronis jika inflamasi atau peradangan pada tonsil berlangsung lebih dari 3 bulan atau menetap. Infeksi terjadi terus-menerus karen a ketidaksesuaian pemberian antibiotik atau karena pengobatan yang tidak tepat. Tonsilitis ditemukan di usia prasekolah pada balita maupun pada remaja di masa pubertas. Namun tidak tertutup kemungkinan di usia 30-40 tahun juga bisa menderita tonsillitis,’’ ujar dr Ariel Anugrahani SpTHT-KL Dokter Spesialis THT Rumah Sakit Awal Bros Panam.

"Penderita tonsilitis biasanya memiliki keluhan utama nyeri atau sakit menelan akibat adanya pembesaran ukuran tonsil sehingga ada rasa mengganjal di tenggorok. Gejala sistemis yaitu rasa tidak enak badan, nyeri kepala, demam hingga nyeri leher yang menjalar ke telinga. Gejala klinis yang tampak yaitu tonsil dengan kripta melebar, plika tonsilaris anterior hiperemis, adanya detritus, pembengkakan kelenjar limfe regional dan hipertrofi tonsil yang dapat menyebabkan Ostructive Sleep Apnea (OSA) dengan gejala mendengkur/ mengorok ketika tidur, terbangun tiba-tiba karena sesak atau henti nafas, sering mengantuk, gelisah, perhatian berkurang dan prestasi belajar menurun pada usia sekolah. Penderita juga sebagian besar mengalami radang tonsil berulang dengan frekuensi ≥7x/thn."

Tonsil merupakan jaringan limfoid yang berperan membantu sistem imunitas.

Pada tonsilitis kronis terjadi infeksi yang menetap iatau berulang. Tonsil yang berulang kali terkena infeksi suatu saat tidak dapat membunuh semua kuman, akibatnya kuman bersarang di dalam tonsil (fokal infeksi).

Adanya infeksi berulang dan fokal infeksi menyebabkan tonsil bekerja keras melawan kuman dengan
memproduksi sel-sel imun yang banyak sehingga ukuran tonsil akan membesar dengan cepat melebihi
ukuran normal.

Tonsil yang menjadi sarang infeksi akan mudah mengalami infeksi berulang jika ada iritasi pada
tenggorok atau tonsil.

Makanan yang terlalu pedas, terlalu asam, terlalu panas atau dingin dan makanan-makanan yang terlalu bergetah dan berminyak, serta kebiasaan merokok dapat menimbulkan iritasi ditenggorok yang dapat memicu timbulnya infeksi tenggorok ataupun infeksi tonsil.

Pada penderita yang alergi terhadap obat-obatan tertentu, cuaca, debu, makanan dan minuman seringkali
mengalami infeksi berulang karena bila alergi tidak dikendalikan akan mengakibatkan daya tahan tubuh menurun dan mudah terserang infeksi saluran nafas khususnya tonsilitis. Bila infeksi yang menyebabkan batuk, pilek atau demam seringkali berulang setiap bulan atau bahkan sebulan dua kali, maka akibat yang paling sering terjadi adalah tonsil membesar hingga mengganggu pernapasan dan gangguan tidur.

Amandel sebenarnya memiliki fungsi yang baik bagi kesehatan organ mulut, seperti:

1. Amandel dapat berfungsi sebagai pembunuh kuman dan mikro organisme yang masuk melalui organ
mulut.

2. Berfungsi sebagai penghasil limfosit yang merupakan bagian dari jenis sel darah putih (leukosit)

3. Sebagai penghasil antibodi yang menghasilkan Imunoglolubin A yang berfungsi sebagai benteng
pertahanan lokal terhadap kuman penyakit yang masuk melalui organ mulut dan rongga hidung.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved