Sudah 3 Bulan Anak Karyawan PT PISP Diantar dengan Truk Maut

TRIBUNPEKANBARU.COM, PASIRPENGARAIAN - Surya Darma, satu dari belasan korban selamat dari kecelakaan maut di perkebunan PT Perdana Inti Sawit Perkasa (PISP) II, masih terbaring lemas di ruang perawatan Cempaka Klas II RSUD Pasirpengaraian, Selasa (3/3/2015). Kepala dan dadanya masih terasa sakit.

Saat kejadian, Senin siang, ia ikut terlempar ke parit gajah sedalam tiga meter bersama truk maut, yang dikemudikan Dani Saputra (34). Enam orang tewas dalam kecelakaan tunggal perkebunan yang berlokasi di Kecamatan Kepenuhan dan Bonai Darussalam, Rokan Hulu, itu. Keenam korban merupakan siswa sekolah dasar, dengan rentang usia 9-13 tahun, yang bersekolah di luar kawasan perkebunan.

Surya menceritakan, sudah tiga bulan anak-anak karyawan di perkebunan PT PISP II diantar jemput menggunakan truk maut tersebut. Itu karena bus sekolah yang biasa membawa mereka sedang rusak. Bus itu bongkar mesin dan mesinnya dikirim ke Pekanbaru untuk diperbaiki.

Kata Surya, di hari naas itu sopir memacu dump truck bernomor polisi BM 8512 TF dengan kecepatan tinggi. Petaka terjadi ketika truk oleng setelah terperosok di jalan berlobang yang cukup dalam di kawasan perkebunan sawit Blok F-38 Afdeling IV, Desa Kasang Mungkal, Bonaidarussalam.

Dengan kondisi melaju kencang, sang sopir, Dani, tak bisa mengendalikan truknya. ”Truk terbalik tiga kali di jalan kebun PT PISP II Desa Kasang Mungkal sebelum masuk dalam parit gajah. Kawan-kawan semuanya berteriak panik.Tiga kali terbalik,” tutur siswa SMP Negeri 3 Bonaidarussalam itu kepada Tribun, kemarin.

“Banyak yang terlempar. Aku sendiri masuk ke dalam parit, tapi kakiku kejepit di badan truk," kata remaja 14 tahun itu. (Tribun Pekanbaru Cetak)

Bagaimanakah kisah korban truk maut yang mengangkut anak-anak SD ini? Baca selengkapnya di Harian Tribun Pekanbaru edisi HARI INI. Simak lanjutannya di www.tribunpekanbaru.com.

FOLLOW Twitter @tribunpekanbaru dan LIKE Halaman Facebook: Tribun Pekanbaru