Siswa SMP Gantung Diri
Anak yang Bunuh Diri Disebabkan juga Kurangnya Perhatian Orangtua
Anak yang bunuh diri bisa juga disebabkan oleh orangtua yang kurang perhatian kepada anak.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Psikolog anak Violetta Hasan Noor mengatakan, bunuh diri oleh anak remaja belasan tahun tidak hanya disebabkan oleh putus cinta. Menurutnya, bunuh diri bisa saja dilakukan karena faktor lain.
Seperti sering mendapat penolakan dari teman atau lingkungannya. Hal itu mendorong remaja mengakhiri hidupnya sendiri. Dengan anggapan, bunuh diri akan menyelesaikan masalah.
"Bunuh diri yang dilakukan anak SMP ini bisa terjadi karena berbagai faktor. Setiap anak perilakunya berbeda-beda. Kita bisa melihat perilaku anak sebelum ia bunuh diri. Apakah anti sosial, susah bersosialisasi atau belum bisa menerima penolakan-penolakan dalam hidupnya," katanya, Rabu (15/5/2015).
Anak yang bunuh diri biasanya susah bersosialisasi dengan lingkungan. Jika anak tak mampu bersosialisasi atau bergaul bisa ditolak oleh rekan sebayanya. Hal inilah dapat memicu depresi.
"Salah satu faktor bunuh diri itu karena depresi juga, ia merasa tak satupun orang-orang, teman atau pacarnya yang suka dengannya. Anak seperti ini biasanya memandang sesuatu dengan negatif. Selain itu, dirinya juga sensitif, ia juga sering memendam permasalahannya, tak mau menceritakan kepada orang lain," katanya.
Dalam kejadian ini, Violetta mengatakan peran orangtua sangat besar dalam hal ini. Anak yang bunuh diri bisa juga disebabkan oleh orangtua yang kurang perhatian kepada anak.
"Komunikasi anak dengan orangtua harus lancar. Orangtua harus memperhatikan anaknya dan selaku menanyakan aktivitas dan menanyakan apa yang sedang anak pikirkan atau kerjakan. Jangan cuek karena masa SMP anak itu harus mendapat perhatian ekstra dari orangtua. Karena masa itu anak banyak mengetahui hal baru. Termasuk pacaran," katanya.
Ia mengharapkan kepada orangtua agar selalu mentau perilaku anak mereka. Jika perilakunya berubah, segera tanyakan lansung kepada anak dan luangkan waktu untuk mereka. Selain itu, orangtua harus bisa menyaring informasi yang didapatkan oleh anak. Misalnya, dampingi anak jika menonton TV atau memakai internet.
"Kalau sekolah tidak bisa berperan penuh karena anak yang ditangani banyak. Orangtua lah yang harus berperan penting," paparnya.
Walaupun sekolah tidak bisa berperan penuh, sekolah bisa memberikan pengetahuan kepada anak tentang bagaimana mengendalikan masalah, bagainana bersosialisasi dan semacamnya.
"Sekolah juga bisa berperan, seperti menjelaskan tentang bunuh diri itu tidak akan menyelesaikan masalah, dan lainnya," tutupnya. (Tribun Pekanbaru Cetak)
Apa saja yang harus dilakukan orangtua dalam mengawasi anaknya? Baca selengkapnya di Harian Tribun Pekanbaru edisi HARI INI. Simak lanjutannya di www.tribunpekanbaru.com.
FOLLOW Twitter @tribunpekanbaru dan LIKE Halaman Facebook: Tribun Pekanbaru
