Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pria Ini Berencana Bunuh Pangeran Charles Supaya Harry Jadi Raja

Colborne ditangkap atas tuduhan merencanakan aksi teror selama beberapa bulan ke depan.

Penulis: Ariestia | Editor: Ariestia
AFP Photo/Adem Altan
Pangeran Charles (kiri) dan puteranya Pangeran Harry, dalam perayaan peringatan ke-100 Battle of Gallipoli di Canakkale, Turki, pada April (AFP Photo/Adem Altan) 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Mark Colborne (37) asal Southampton, Inggris mengaku merencanakan pembunuhan Pangeran Charles dan Pangeran William agar Pangeran Harry dapat menjadi raja. Hal itu terungkap di pengadilan, Selasa (12/5/2015).

Colborne ditangkap atas tuduhan merencanakan aksi teror selama beberapa bulan ke depan. Ia dilaporkan ke polisi oleh saudara tirinya yang menemukan bahan kimia dan buku harian berisi berbagai tulisan kebencian berbau rasisme dalam rumah mereka.

Dalam buku harian yang disita, pria itu menulis bahwa dia ingin membunuh orang-orang berambut gelap. Colborne juga menyatakan dia ingin menembak kepala Pangeran Charles. Demikian dikatakan jaksa Annabel Darlow di Pengadilan Old Bailey, London, seperti dilansir AFP.

Ia mengaku merasa terpinggirkan karena terlahir dengan rambut berwarna merah. Oleh sebab itu Colborne ingin agar Pangeran Harry, yang juga berambut merah, jadi raja Inggris.

"Aku ingin mereka melihat transisi dari minoritas rambut merah malang yang menjadi korban dan selalu dilangkahi, bertransformasi menjadi teroris militer," tulisnya.

Colborne membandingkan dirinya dengan Anders Behring Breivik ekstrimis Norwegia. Breivik membunuh 77 orang pada 2011 dalam aksi penembakan membabi buta.

"Saya akan mengorbankan hidup saya untuk satu tembakan itu. Membunuh Charles dan William, sehingga Harry dapat menjadi raja. Membunuh para tiran," lanjutan tulisnya.

Dalam buku hariannya, Colborne menyebut dia membenci non-aryan, yang disebutnya sebagai "orang kulit hitam dan orang kaukasian idiot." Ia juga membenci sistem negara yang berlaku dan bagian negara.

Selama proses persidangan, Senin, Darlow menyatakan bahwa Colborne merasa dirinya terpinggirkan dan diremehkan oleh masyarakat karena dia berkulit putih, namun berambut merah.

Colborne mempelajari cara membuat bom dan racun sianida yang mematikan melalui internet. Termasuk membeli bahan-bahan peledak.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved