Ibadah Haji 2015
Seorang Jemaah Riau Asal Rumbai Hilang di Pusat Kesehatan Mina
Warnita dan suaminya masuk dalam kelompok terbang (Kloter) 4 Batam, yang diisi oleh jemaah asal Pekanbaru, Siak, dan Pelalawan.
Laporan wartawan Tribun Rinal Sagita dan citizen reporter Ridar Hendri dari Mekkah
TRIBUNPEKANBARU.COM, MEKKAH - Seorang jemaah haji Riau asal Rumbai, Pekanbaru, yakni Warnita Habib Basa, hingga Senin (28/9/2015) malam dilaporkan masih hilang tak tahu rimbanya. Ia sebelumnya pingsan usai melontar jumrah di Mina pada tanggal 10 Dzulhijjah, Kamis (24/9/2015).
Namun, Warnita dipastikan bukan salah satu dari korban tragedi Mina yang menelan korban lebih dari seribu orang jemaah haji dari manca negara. Warnita dan suaminya masuk dalam kelompok terbang (Kloter) 4 Batam, yang diisi oleh jemaah asal Pekanbaru, Siak, dan Pelalawan.
Dokter resmi Kloter 4 Batam, dr Muhammad Ikhsan mengatakan Warnita berasal dari Rumbai, Pekanbaru, dengan nomor paspor B0822105. Ia menginap di Maktab 62. Sampai kemarin sore, petugas dari BPHI (Balai Pengobatan Haji Indonesia) dan PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia) Daerah Kerja Mekkah bersama sang suami terus mencari keberadaan Warnita.
Menurut informasi resmi yang didistribusikan melalui WhatsApp BPIH, kronologi hilangnya Warnita bermula ketika pada 10 Dzulhijjah 1436 H atau 24 September 2015, ia dan suaminya melontar jumrah di Mina. Mereka berangkat berjalan kaki dari Maktab (pemondokan) 62 menuju tempat melontar yang berjarak sekitar tiga kilometer.
Usai melontar jumrah, tiba-tiba Warnita pingsan. Melihat kejadian itu, sejumlah jamaah Arab yang berada di tempat tersebut memberikan bantuan. Mereka membawanya ke Pusat Kesehatan (Health Center) 17 di Mina, sekitar 3,5 km dari Mekkah. Siang terik itu suaminya ikut mendampingi.
Namun malamnya, sang suami diantar petugas berkebangsaan Arab ke maktabnya. Suami Warnita ikut saja. Di maktab, sang suami melaporkan kejadian ini ke panitia. Para panitia bergerak cepat menghubungi Health Center 17.
Ternyata pihak Health Center 17 mengaku tak pernah merawat pasien bernama Warnita. Panitia yang mulai panik, mencari informasi dan melakukan penyisiran ke berbagai pusat kesehatan dan rumah sakit resmi. Sayang, hingga berita ini ditulis Senin malam, keberadaan Ny Warnita belum juga diketahui.
Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Batam, Kepulauan Riau, memastikan Warnita Habib Basa dari Kloter 4 Batam bukan korban musibah tragedi Mina, seperti yang diumumkan oleh petugas haji dari Arab Saudi. Namun, ia menyebut Warnita telah almarhumah atau meninggal dunia.
"Menurut laporan ketua kloter dan dokter kloternya, almarhumah Ibu Warnita Habib Basa bukanlah korban insiden di Mina," kata Wakil Sekretaris PPIH Embarkasi Batam Widarto kepada pers di Batam, Senin.
Ia menuturkan, Warnita Habib Basa tiba-tiba pingsan usai melempar jumrah di Mina. Kemudian, dengan ditemani suaminya, Warnita dibawa ke Mina Health Centre 17 oleh petugas Arab.
"Namun pada malam harinya suaminya diantar pulang kembali ke tenda oleh petugas Arab, karena ia tidak diperkenankan masuk ke ruang perawatan," kata Widarto.
Sesampainya kembali di tenda, suaminya melaporkan kejadian itu kepada petugas kloter yang kemudian menindaklanjutinya hingga diketahui Warnita meninggal dunia.
Widarto mengatakan, sejauh ini PPIH mencatat lima korban tragedi Mina dari embarkasi Batam yang seluruhnya jamaah Kloter 14 asal dari Pontianak, Kalimantan Barat. "Karena waktu itu adalah jadwal mereka melempar jumrah,” ucapnya.
Lima korban tersebut adalah Nabaha Matsen Tarif (63), Reni Arfiani Kaherdin (52), Ponpon Sadjaah Sastrapradja (72), Adryansyah Idris (28), dan Busyaiyah Syahrel Abdul Gafar.
45 korban jiwa
Warga Indonesia yang menjadi korban tragedi Mina hingga Senin (28/9/2015) siang waktu Arab Saudi bertambah lagi menjadi 45 orang. Terdiri dari 41 orang adalah jemaah haji Indonesia dan empat orang lainnya warga Indonesia yang telah lama bermukim di Arab Saudi yang juga sedang menunaikan ibadah haji.
Jumlah korban asal Indonesia diperkirakan akan terus bertambah karena hingga kemarin 82 jemaah haji masih belum juga pulang ke pemondokan masing-masing sejak insiden mematikan saat melontar jumrah di Mina, 24 September lalu.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan masih ada lima kontainer berisi jenazah korban peristiwa mina yang belum diidentifikasi di pemulasaran mayat, Al Mu'ashim, Mekkah.
"Semula kami melihat ada empat kontainer, ternyata ada lima kontainer, yang setiap kontainernya berisi puluhan jenazah," kata Lukman di Mekkah, Arab Saudi, Senin (28/9), usai memaparkan langkah pemerintah selaku PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) dalam mengidentifikasi jemaah Indonesia yang menjadi korban peristiwa Mina.
Ia menjelaskan, PPIH, telah melakukan tiga kali identifikasi jamaah yang menjadi korban peristiwa Mina tersebut, yaitu pertama pada tanggal 25 September, sehari setelah peristiwa, dan menemukan dua jamaah Indonesia dari 500 foto yang diumumkan pemerintah Arab Saudi sebagai korban tragedi Mina.
"Pada 25 september pukul 23.00 WAS itulah baru pertama kali tim kami baru dapat akses ke pemulasaran mayat, Al -Mu'ashim," ujar Lukman yang mengaku kecewa walau bisa memaklumi langkah pemerintah Arab Saudi yang lamban memberi akses kepada pemerintah yang warganya menjadi korban untuk melakukan identifikasi.
Kemudian pada identifikasi kedua dilakukan pada Sabtu, 26 September, tim PPIH menemukan 12 jemaah Indonesia dari foto 350 jenazah. Identifikasi ketiga yang dilakukan pada Minggu 27 September sebanyak dua kali yaitu pukul 02.00 dan 14.00 waktu setempat, ditemukan lagi 14 jemaah Indonesia.
Terakhir pada Senin pukul 02.00 waktu setempat, kembali ditemukan tujuh jemaah Indonesia dari 257 foto jenazah yang dilansir pemerintah Arab Saudi di tempat pemulasaran mayat Al-Mu’ashim.
"Kami masih akan terus mencari jemaah Indonesia yang menjadi korban, mengingat masih ada 82 jemaah belum kembali ke pemondokan masing-masing sejak peristiwa Mina," kata Lukman. Apalagi masih ada lima kontainer berisi jenazah yang harus diidentifikasi.
Ia menegaskan pencarian akan terus dilakukan sampai semua jemaah Indonesia yang belum kembali ditemukan. "Bahkan walau sudah melampaui tanggal 26 Oktober, saat penerbangan terakhir pemulangan jamaah ke Tanah Air, kami masih akan terus melakukan pencarian," kata Lukman. (Tribun Pekanbaru Cetak)
Sudah berapakah jumlah korban tragedi Mina? Baca selengkapnya di Harian Tribun Pekanbaru edisi HARI INI. Simak lanjutannya di www.tribunpekanbaru.com. Ikuti Video Berita di www.tribunpekanbaru.com/video
FOLLOW Twitter @tribunpekanbaru dan LIKE Halaman Facebook: Tribun Pekanbaru