Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Menag: Meski Tak Dilakukan Rasul, Halalbihalal Tradisi yang Baik

Lukman mengatakan halalbihalal Idul Fitri adalah momentum kembali pada kesucian. Selama bulan Ramadhan, umat Islam

Editor:
Tribunnews.com/Ferdinand Waskita
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Hotel Bidakara, Jakarta 

TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin menyakini halalbihalal merupakan tradisi yang baik bagi masyarakat Indonesia. Kata dia, halalbihalal tidak hanya dimaknai untuk saling memaafkan.

Hal itu disampaikan Lukman menanggapi beredarnya wacana di media sosial yang mengatakan halalbihalal tidak ada di zaman Nabi Muhammad SAW sehingga, umat Islam di Indonesia tidak memiliki kewajiban melakukannya.

"Memang benar Rasulullah tidak melakukan apa yang umat Islam di Nusantara ini lakukan. Tapi saya meyakini adalah tradisi yang baik," kata Lukman dalam acara halalbihalal di Kemenag, Jakarta, Jumat (15/7/2016).

Lukman mengatakan halalbihalal Idul Fitri adalah momentum kembali pada kesucian. Selama bulan Ramadhan, umat Islam dituntut untuk mensucikan diri.

Menurut Lukman, masyarakat harus memahami segala perbuatan yang mengandung kebijakan. Dalam halalbihalal, ucap Lukman, segala kesalahan dan kekhilafan dapat dilebur.

"Tentu ini memiliki nilai yang sangat baik karenanya kita, masyarakat Indonesia ingin terus menjaga tradisi halalbihalal yang sangat baik ini," ucap Lukman.

Lukman berharap setelah berakhirnya bulan Ramadhan masyarakat dapat terus mengendalikan diri dan menjaga hawa nafsu.

"Mudah-mudahan mampu kita jaga dan kita pelihara sehingga kualitas kemanusiaan kita semakin baik," ujar Lukman.

Di depan seluruh pegawai Kemenag, Lukman menyampaikan permintaan maafnya. Selain itu, Lukman juga mengapresiasi kinerja pegawai Kemag karena mampu menjaga nama baik Kemenag. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved