Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Guru Olahraga Tewas Dikeroyok Saat Pembukaan Porseni PGRI Tingkat Nasional di Siak

Pihaknya juga mendesak aparat penegak hukum untuk menyelidiki kasus itu secara tuntas, dan hukum pelakunya seberat -beratnya.

Penulis: Mayonal Putra | Editor: M Iqbal
tribunPekanbaru/Mayonal Putra
PB PGRI bersama jajaran dan PGRI Provinsi dan kabupaten kota menggelar konferensi pers tentang pernyataan sikap atas kekerasan terhadap guru, Selasa (23/8/2016) di gedung Tengku Mahratu, Siak, Riau. 

Laporan wartawan Tribun Pekanbaru, Mayonal Putra

TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - Guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga Tatang Wigandan (39) di Cicaheum, Bandung tewas dikeroyok empat orang tak bertanggung jawab saat pembukaan Porseni PGRI tingkat nasional di Kabupaten Siak, Riau, Senin (22/8/2016). Hal tersebut membuat Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) se-Indonesia yang berada di Siak kembali berduka.

Plt. Ketua Umum PB PGRI Dr Unifah Rosyidi dan jajaran bersama ketua PGRI Provinsi dan kabupaten kota se- Indonesia langsung menggelar konferensi pers di gedung Tengku Mahratu, Siak, Riau, Selasa (23/8/2016). Unifah mengatakan sikap PB PGRI secara resmi, mengutuk keras atas tindakan yang membuat Tatang Wigandan tewas.

Pihaknya juga mendesak aparat penegak hukum untuk menyelidiki kasus itu secara tuntas, dan hukum pelakunya seberat -beratnya. Menolak segala jenis kekerasan dan segala perbuatan yang merugikan guru baik secara fisik maupun psikis. Mendesak pemerintah dan DPR untuk segera menyusun dan menerbitkan UU Perlindungan Guru dan Mendesak Kemendikbud untuk membuat standar operasi prosedur (SOP) yang mengatur tata tertib sekolah.

"Kami yang saat ini berada di Siak, dalam rangka memgikuti Porseni PGRI sangat kaget, terpukul, merasakan kepedihan yang sangat mendalam, dan tidak dapat menerima perlakuan yang melanggar hukum yang menimpa saudara kami Tatang," kata Unifah penuh empati kepada media.

Ia mengatakan, tidak menyangka sebelumnya ada kejadian yang amat menyakitkan terhadap keluarga guru seluruh Indonesia, pada momen Porseni PGRI ini. Dalam catatan PB PGRI, kasus kekerasan terhadap guru bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya tercatat beberapa kasus kekerasan yang sebagiannya masih dalam proses penyelesaian.

"Belum hilang duka guru Indonesia atas penganiayaan oleh orang tua peserta didik terhadap guru SMK di Makassar yakni Drs Dasrul yang menyebabkan hidungnya patah, tiba pula kasus pengeroyokan di Cicaheum. Ini tentu menjadi sejarah yang amat nenyedihkan bagi kami," kata dia.(*)

Baca Selengkapnya di Harian Tribun Pekanbaru edisi BESOK. Simak lanjutannya di www.tribunpekanbaru.com. Ikuti Video Berita di www.tribunpekanbaru.com/video

FOLLOW Twitter @tribunpekanbaru dan LIKE Halaman Facebook: Tribun Pekanbaru

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved