Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kebakaran Lahan dan Hutan di Riau

Operasi Yustisi Akan Dilakukan untuk Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan

Komandan Satgas Brigjen TNI Nurendi upaya dalam mengamankan Riau dari kebakaran hutan dan lahan akan terus dilakukan

Editor: Sesri
tribunPekanbaru/Melvinas Priananda
Kapolri Tinjau Lokasi Karhutla - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian saat meninjau lokasi kebakaran hutan dan lahan di Rimbo Panjang, Kampar, Senin (29/8/2016). Sejak beberapa hari terakhir, kebakaran di kawasan tersebut terus terjadi dan semakin meluas hingga membuat tim pemadam gabungan darat dan udara harus berjibaku setiap harinya untuk melakukan pemadaman. 

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Aan Ramdani

TRIBUNPEKANBARU.COM,PEKANBARU - Memasuki bulan September kondisi di Riau memiliki kelembapan yang cukup baik meskipun potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan masih tetap terjadi.

Komandan Satgas, Komandan Korem 031 Wirabima Brigjen TNI Nurendi, Kamis (1/9/2016) menjelaskan upaya-upaya dalam mengamankan Riau dari kebakaran hutan dan lahan akan terus dilakukan sepanjang status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan masih disandang Provinsi Riau hingga 30 November 2016 mendatang.

"Alhamdullilah sampai saat ini dengan perlengkapan dan tim kita yang ada dari berbagai pihak bisa tetap berjalan. Sampai saat ini kita bertahan merupakan kerja sama dan prestasi kita bersama," jelasnya rapat koordinasi penanggulangan karhutla.

Beberapa waktu lalu, diakuinya bahwa satgas sangat kewalahan menghadapi kondisi yang ada, karena meningkatnya jumlah titik panas dan titik api di Riau terutama didaerah Kabupaten Rokan Hilir. Namun,dengan tim dan peralatan yang ada tim mampu memaksimalkan diri untuk melakukan pemadaman-pemadaman dititik api yang ada.

"Perjalanan saat ke Rohil memang cukup mencengangkan karena sulit menuju titik-titik cukup sulit. Belum lagi kondisi helikopter yang juga cukup tua sehingga cukup riskan juga. Namun, semua tetap berjalan dan jadi juga daripada tidak ada sama sekali," katanya.

Kondisi berat tersebut diakuinya terjadi tanggal 13 hingga 15 Agustus lalu disaat grafik jumlah titik panas meningkat. Diakuinya sempat pesimis dengan kondisi tersebut.

"Kita harus pertahankan ini sampai musim hujan datang. Mudah-mudahan semua sadar dan tidak ada lagi yang membakar. Kondisi sekarang memang lembab namun peluang untuk dibakar untuk itu kita minta tim tetap kompak dan solid," katanya.

Disamping upaya mempertahankan kondisi saat ini, upaya-upaya operasi yustisi dalam rangka mendukung oprasi karhutla bisa dilakukan dan telah mendapatkan dukungan BNPB.

"Kemudian juga BNPB akan terus mendukung operasi-operasi yang ada. Misalnya operasi yustisi yang mendapatkan perhatian dari BNPB kepada pelaksanaan oprasi lain yang sifatnya mendukung karlahut," katanya.

Menurutnya operasi yustisi ini bisa pula dilakukan oleh RT dan RW dengan melihat orang-orang yang masuk kewilayah tersebut.

"Dengan turun ke pinggir-pinggir hutan ini akan pengaruh dengan pendatang baru yang nakal. Kalau di Jakarta yuatisi inikam bergerak kalau sudah libur lebaran kalau kita yustisi ini dilakikan kalau sudah masuk musim kemarau," ujarnya.

Menurutnya, oprasi yustisi bisa efektif dan dampaknya juga pasti bisa terlihat. Sehingga pendatang-pendatang baru yang masuk dengan niat membuka dan membakar lahan akan terjaring.

Sementara itu, Wakapolda Riau Kombes Pol Drs Suharsono SH MHum berharap 68 perkara yang ditangani saat ini jangan bertambah lagi.

"Artinya, masyarakat kita harapkan sadar dan tidak melakukan pembakaran lagi. Kemudian yang kedua pembakaran yang dilakukan karena dibeli atau dibayar juga tidak adalagi. Karena ada isu da indikasi melaukan pembakaran itu dibayar," paparnya.

Dia juga berharap kondisi kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan berbagai dampak dalam kehidupan manusia ini semakin membaik.

"Mudah-mudahan tidak ada lagi. Apa yang sudah dicapai hari ini kita tetap sama-sama pertahankan dan ini merupakan prestasi kita bersama," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved