PLTBG Rantau Sakti Jadi Proyek Percontohan Energi Baru Terbarukan
Dari tiga PLTBG yang ada di Indonesia, PLTBG Rantau Sakti saat ini menjadi satu-satunya proyek Kementerian ESDM yang dinilai berhasil.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PASIRPANGARAIAN - PLTBG Rantau Sakti dibangun dengan menggunakan dana Rp 28 miliar melalui APBN 2013. Anggaran sebanyak itu digelontorkan pemerintah pusat melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) setelah melihat komitmen dan kegigihan Pemkab Rohul dalam pengembangan energi baru terbarukan.
PLTBG Rantau Sakti soft launching pada 16 September 2014, yang dihadiri oleh Wakil Menteri ESDM ketika itu, Susilo Siswoutomo. Ia menyebut PLTBG memakai limbah cair kelapa sawit yang dipasok PT Arya Rama Prakarsa itu sebagai pilot project (proyek percontohan) energi baru terbarukan Kementerian ESDM.
Kementerian ESDM menyatakan pembangkit biomassa di Rantau Sakti 1 MW bisa terealisasi karena ada kemauan dari Pemkab Rohul serta didukung ketersediaan bahan baku limbah cair kelapa sawit dan dukungan penuh masyarakat yang memang sejak lama mendambakan listrik murah.
Itu karena mereka sebelumnya menggunakan listrik yang dipasok dari generator set (genset) dikelola desa dengan iuran sangat mahal. Waktu operasional genset juga terbatas, mulai pukul 18.00 hingga pukul 00.00 WIB.
“Program di bidang kelistrikan ini sebagai upaya pemerintah dalam menyediakan regulasi dan insentif yang cukup agar energi baru terbarukan dapat berkembang secara tepat,” ujarnya ketika soft launching PLTBG Rantau Sakti.
Menurut dia, energi baru terbarukan merupakan satu solusi dalam meminimalisir ketergantungan negara terhadap energi fosil yang lambat laun akan habis.
Apalagi negara harus menyiapkan dana hingga lebih Rp1 triliun per hari untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) ke masyarakat. Kebutuhan BBM di masyarakat terus meningkat setiap tahun, seiring bertambahnya pertumbuhan penduduk.
Di sisi lain, ketersediaan bahan baku menjadi pendukung untuk menciptakan energi terbarukan di Riau. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2013, luas perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau sekira 2,2 juta hektare dengan potensi 6,5 juta ton minyak sawit atau crude palm oil (CPO) per tahun, dengan potensi limbah sekitar 16,23 juta meter kubik.
Dari tiga PLTBG yang ada di Indonesia, PLTBG Rantau Sakti saat ini menjadi satu-satunya proyek Kementerian ESDM yang dinilai berhasil. Tak heran kalau kemudian pembangkit biomassa ini menjadi pilot project energi baru dan terbarukan di Tanah Air.
Karena komitmen.
Plan Manager PLTBG Rantau Sakti Jaya Lingga Prasetyo mengungkapkan, PLTBG Rantau Sakti sebagai pilot project dari Kementerian ESDM masih berdiri kokoh hingga saat ini, karena komitmen dari pengelola dan pemerintah daerah.
"Rahasia kenapa PLTBG kami masih berjalan hingga saat ini karena komitmen bersama, baik itu dari pemerintah desa, BPD, kecamatan, pemerintah kabupaten yang saat itu masih melalui Distamben, serta Bupati Rohul," papar dia.
Lebih lanjut dijelaskannya, karena selalu berpegang teguh kepada komitmen awal, yakni menyejahterakan masyarakat melalui energi dari PLTBG, sehingga PLTBg masih tetap menjadi ‘cahaya’ bagi tiga desa di Kecamatan Tambusai Utara.
Jika bukan karena berpegang teguh pada komitmen awal tersebut, kata dia, bukan tidak mungkin PLTBG rantau Sakti sudah tinggal nama saja, seperti ‘adik-adikny’a yang berada di Kalimantan dan Sumatera Utara.
Kepala Desa Rantau Sakti Purwadi, yang juga penanggung jawab PLTBG, mengakui peran dari pemerintah daerah untuk menjaga Desa Mandiri Energi yang bersumber dari PLTBG. Kata dia, tanpa adanya komitmen dari pemerintah daerah, tentunya PLTBg tidak akan berjalan lancar seperti saat ini.
"Tak jarang kami di lapangan mendapat masalah, namun karena bimbingan dan petunjuk dari pemerintah daerah, semua bisa ditangani," ucapnya.