Surat yang Diklaim Ditulis Iblis Pada Abad 17 Akhirnya Terkuak! Isinya . . .
Ratusan tahun berlalu, tetapi surat itu belum berhasil diungkap. Empat belas baris huruf kuno dan simbol ternyata membuat para pemecah kode kewalahan.
Penulis: Lutfy Mairizal Putra, Kompas.com
TRIBUNPEKANBARU.COM - Lebih dari 300 tahun yang lalu, seorang biarawati bernama Maria Crocifissa della Concezione mengaku kerasukan setan.
Dia ditemukan tergeletak di lantai sel biara Palma di Montechiaro, Sisilia, pada 11 Agustus 1676. Wajahnya diselimuti tinta dan tangannya memegang sebuah catatan yang ditulis dengan campuran huruf dan simbol. Maria menyebut surat itu ditulis oleh iblis dengan tujuan membuatnya jauh dari Tuhan menuju kejahatan.
Ratusan tahun berlalu, tetapi surat itu belum berhasil diungkap. Empat belas baris huruf kuno dan simbol ternyata membuat para pemecah kode kewalahan.
Misteri surat itu akhirnya menggerakkan para ilmuwan di Ludum Science Museum, Sisislia, untuk mencoba menguraikan maknanya.
Mereka menggunakan perangkat lunak pemecah kode cerdas dari web dalam (deep web) – bagian terdalam internet yang tidak terlacak mesin.
Selain itu, para ilmuwan juga membuka catatan sejarah Maria untuk mengetahui kehidupan dan kondisi psikologisnya.
Maria lahir dengan nama Isabella Tomasi. Dia adalah nenek moyang penulis Italia, Giuseppe Tomasi. Pada usia 15 tahun, dia masuk ke biara Benedictine.
"Surat itu muncul seolah-olah ditulis dalam bentuk stenografi. Kami berspekulasi bahwa Suster Maria menciptakan sebuah kosa kata baru yang menggunakan huruf-huruf kuno yang mungkin dia ketahui," kata Direktur Ludum Daniele Abate seperti dikutip dari Live Science pada Senin (18/9/2017).
Sebelum menggunakan perangkat lunak, para ilmuwan mengujinya terlebih dahulu dengan beberapa simbol stenografi dari berbagai sejumlah bahasa.
Para ilmuwan mendapati bahwa surat Maria berisi campuran huruf kuno bahasa Yunani, Latin, Rune, dan Arab.
"Kami menganalisis bagaimana suku kata dan grafisme [pemikiran yang digambarkan sebagai simbol] diulang dalam surat untuk menemukan harakat. Kami kemudian mengakhirinya dengan alogaritma untuk memecah kode yang lebih baik," kata Abate.
Pada awalnya, para peneliti tidak berharap banyak.
"Kami pikir kami hanya bisa mendapatkan beberapa kata yang masuk akal, tetapi biarawati itu memiliki tata bahasa yang bagus. Pesannya lebih lengkap dari yang diharapkan," kata Abate.
Surat itu menyebut Tritunggal, Tuhan, Yesus dan Roh Kudus, sebagai “beban berat”. Kemudian dikatakan bahwa “Tuhan berpikir bahwa dia bisa membebaskan makhluk hidup... Sistemnya tidak bekerja untuk siapa pun ... Mungkin sekarang, Styx sudah yakin. "