Biarkan Sepupu Tinggal di Rumah, Kebaikan Hati Dibalas dengan Merampas Sang Suami
Rumah tangga jadi taruhan untuk mereka yang tidak menghargai hak orang.Ada juga wanita yang merusakkan hidup wanita lain
Saya kumpulkan kekuatan. Saya hendak selesaikan perkara itu di situ juga. Saya tidak menangis, tidak juga marah.
Pandai kalian bersandiwara. Sanggup membodohkan aku. Selama ini aku percayakan kau Sherry.
Kau memang tidak tahu budi, suami akupun mau kau rampas. Saudara jenis apa kamu ini?” Melontar kata-kata dari mulut saya.
Abang, lepaskan saya. Saya tidak mau dengar apa-apa lagi dari abang.
Saya percaya abang tapi robekkan hati saya dengan kecurangan abang. Dengan sepupu saya lagi.
Saya lempar paspor suami, Sherry mulai menangis, tapi saya tak heran dengan tangisan dia, hati saya sudah sakit.
Suami mencoba membujuk tetapi saya katakan sudah terlambat.
Sah mereka telah menikah. Menikah secara sembunyi tanpa pengetahuan keluarga Sherry.
Semuanya sudah menjadi bubur. Saya sudah tidak ada selera untuk bersama Azli.
Selesai melepaskan marah saya balik ke rumah dan telepon semua anggota keluarga saya dan keluarga Sherry, menceritakan semuanya.
Semuanya terkejut dan tidak menyangka dengan apa yang terjadi
Malam itu juga seluruh keluarga berkumpul, membincangkan perkara ini.
Suami dan Sherry dipanggil untuk mengesahkan pernikahan mereka.
Dan mereka mengaku telah menikah.
Saya mau tutup buku dengan kisah perselingkuhan suami dengan Sherry, sepupu saya. Mungkin itu takdir saya. Saya ridho dengan ujian Allah.
Saya tidak bagi pilihan kepada suami. Tapi saya minta dia lepaskan saya.
Saya hendak bebas menjalani hidup saya sendiri dengan anak-anak tanpa suami.
Alhamdulillah, semuanya sudah selesai dan sekarang saya berstatus sebagai ibu tunggal.
Anak-anak boleh jumpa ayah mereka bilamau. Tidak ada halangan. Saya bukan mantan istri yang kejam.
Sejak kejadian itu, saya tidak berjumpa lagi dengan Sherry dan Azli. (Tribun Sumsel)