Eksklusif

Sudah Setahun Gunakan Narkoba, Sopir Travel Ini Ungkap Alasan Mencengangkan Pakai Sabu

Biasanya untuk sekali pembelian, JS bisa menghabiskan uang sebesar Rp 400 ribu untuk sabu-sabu seberat setengah ji atau 0,50 gram

Editor: Afrizal
bandar narkoba memanfaatkan anak-anak dan remaja sebagai kurir 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU- Kepala Satuan Reserse (Kasatres) Narkoba Polresta Pekanbaru Kompol Deddy Herman mengakui pihaknya cukup kesulitan untuk mengusut tuntas kasus peredaran narkoba, hingga ke bandar dan bos besarnya.

Salah satunya karena distribusi pola terputus, dimana antara kurir, pengedar dan bandar tidak pernah bertemu dan tidak saling kenal.

"Mereka para pelanggar hukum pasti berusaha untuk tidak ketahuan dan menghindar dari jeratan hukum," ujarnya kepada Tribun dalam wawancara pekan lalu.

Deddy menuturkan, memang banyak dari hasil pengungkapan yang dilakukan jajarannya, ditemukan para pelakunya banyak menerapkan pola tersebut.

Baca: Anak-anak Dijadikan Mata-mata oleh Bandar, Ini Dia Pintu Masuk Narkoba di Riau

Baca: Jadwal Timnas U-19 Indonesia vs Timor Leste, Garuda Nusantara Tetap Waspadai Lawan

Terkait hal tersebut, Deddy mengatakan pihaknya cukup kesulitan.

Meski demikian, sepintar apa pun bandar narkoba dan jaringan, polisi pasti punya cara untuk mengungkap kejahatan mereka.

"Yang namanya kejahatan bagaimana pun ditutupi, pasti akan ketahuan," tegasnya.

Dalam beberapa waktu belakangan, Satuan Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru berhasil mengungkap beberapa kasus narkoba dengan barang bukti yang bernilai cukup fantastis.

Baca: PSPS Gagal Jadi Tuan Rumah Babak Delapan Besar Liga 2

Baca: Sebulan, 3 Kali Penggagalan Penyelundupan Trenggiling di Riau, Jumlahnya Capai Ratusan Ekor

Salah satunya kasus narkoba dengan tersangka berinisial ED (49) dan ADP (34). ED yang merupakan kurir narkoba asal Bengkalis ini ditangkap pada Senin (25/9) dini hari.

ED ditangkap saat hendak mengantarkan narkotika jenis sabu-sabu dan ekstasi.

Ia dihadang dan ditangkap petugas saat melintas dengan mengendarai sepeda motor di kawasan jalan lintas timur, Simpang Maredan, Pekanbaru.

Aparat yang sudah mengetahui akan adanya transaksi narkoba ini memang sudah melakukan pengintaian di sekitar lokasi penangkapan sejak malam sebelumnya.

Barang bukti yang diamankan yakni 3 kilogram sabu-sabu dan 7 ribu lebih pil ekstasi.

Dari penangkapan ED ini, petugas pun melakukan pengembangan untuk meringkus kaki tangan pemesan narkoba asal Bengkalis tersebut.

Baca: Beli Rumah Baru, Pria Ini Keringat Dingin Saat Temukan Tumpukan Uang di Dalamnya

Baca: Guru Ketahuan Mesum dengan Siswa, Terbongkar dari Snapchat Korban

Hasilnya tak butuh waktu lama, pria berinisial ADP (34) berhasil ditangkap di jalan dekat belakang Purna MTQ, Pekanbaru. Dari tangannya petugas juga menyita sabu seberat 3,3 gram.

Saat diinterogasi petugas, ADP mengaku barang haram bernilai fantastis yang akan dijemputnya itu merupakan pesanan dari seseorang berinisial R.

Sementara itu, saat disinggung soal peredaran narkoba di Pekanbaru, Kompol Deddy Herman menyebut masih cukup tinggi.

"Hal ini dibuktinya dengan banyaknya pengungkapan yang kita lakukan. Banyak tersangka yang ditangkap dan diproses," ulas dia.

Baca: Registrasi Kartu SIM Prabayar Gagal Terus? Begini Caranya Agar Berhasil

Baca: (FOTO) Pencuri Ini Nekat Telanjang Dan Raup 75 Juta Rupiah, Polisi Malah Merasa Terbantu

Untuk itu Deddy mengajak kepada seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali, untuk bersama-sama melakukan upaya untuk memberantas narkoba.

Karena tanggungjawab untuk memberantas narkoba tidak hanya ada di tangan kepolisian atau instansi terkait lainnya seperti Badan Narkotika Nasional (BNN). Namun harus ada pula peran serta aktif masyarakat.

Ia menghimbau masyarakat agar cepat melapor jika menemukan gejala-gejala aneh dari anggota keluarganya.

Bisa jadi itu lantaran pengaruh narkoba.

"Bisa langsung dikoordinasikan ke BNN agar segera direhabilitasi, sebelum tindakan hukum dilakukan," sebut pria yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Kapolsek Lima Puluh ini.

Baca: Siapakah Ajo yang Sering Disebut Valentino Jebret Saat Timnas Hadapi Brunei?

Baca: Balita 22 Bulan Tak Berhenti Menangis, Tukang Ojek Ini Kesal Aniaya Hingga Akhirnya Tewas

Deddy menambahkan, pada umumnya yang menjadi sasaran pengedar narkoba adalah kalangan mampu (menengah ke atas). Hal ini berdasarkan hitung-hitungan ekonomisnya.

Tapi faktanya saat ini hampir semua lapisan masyarakat terjerat narkoba.

Ia mengungkapkan, saat ini penangkapan terhadap pelaku narkoba yang masih di bawah umur sudah jauh berkurang.

Hal ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

"Mungkin sekarang pengawasan orangtua sudah ketat, sekolah juga sudah ketat. Kita berharap ke depan akan lebih baik lagi," ujarnya.

Sudah setahun

Pria 38 tahun, berinisial JS mengaku sudah setahun belakangan aktif mengonsumsi sabu-sabu.

Saat ditanyai alasannya mengonsumsi sabu-sabu, ia berdalih agar staminanya selalu terjaga.

Karena JS sendiri bekerja sebagai sopir mobil travel untuk trayek ke luar kota.

Seperti ke Bengkalis, Taluk Kuantan, dan Pasirpengaraian.

"Sebelum bawa mobil saya harus pakai itu dulu biar kuat nyupir. Karena kalau tidak bisa cepat capek saya," ujarnya.

Biasanya untuk sekali pembelian, JS bisa menghabiskan uang sebesar Rp 400 ribu untuk sabu-sabu seberat setengah ji atau 0,50 gram.

Disinggung dari mana sabu-sabu tersebut ia peroleh, JS menuturkan, awalnya ia mendapatkan nomor sang pengedar atau bandar dari rekannya yang juga sesama pecandu narkoba.

Kini ia menyesali diri, setelah ditangkap polisi September lalu, di sebuah rumah yang terletak di Jalan Budi Luhur, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

Polisi menyita barang bukti berupa 2 paket sedang sabu-sabu seberat 10 gram yang disimpan di dalam kotak rokok miliknya.(TRIBUN PEKANBARU CETAK/rzk/brt/iam/zid)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved