20 Propinsi di Indonesia Tetapkan KLB, Kadinkes Pastikan Belum Ada Temuan Difteri di Riau
Bakteri yang menyebabkan penyakit ini dapat menghasilkan racun yang merusak jaringan pada manusia, terutama pada hidung dan tenggorokan
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Afrizal
Untuk stok obat sendiri atau vaksin saat ini masih tersedia yang dikirimkan Kementerian Kesehatan untuk kebutuhan di Provinsi Riau.
Baca: Tohpati Bertiga Siap Menggebrak Transmart Pekanbaru, Bono Jaz Festival 2017 Digelar Hari Ini
Sehingga masyarakat juga tidak perlu khawatir menanggapi informasi Difteri tersebut.
Sementara itu Kasi Surveylan dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Riau Siska Hidayah menyebutkan Imunisasi DPT adalah salah satu jenis bentuk vaksinasi yang wajib diberikan kepada balita.
Penyakit difteri, pertusis, dan tetanus adalah tiga penyakit berbeda yang masing-masing memiliki risiko tinggi dan bahkan bisa menyebabkan kematian.
"Wajib diberikan kepada bayi, yang rentan terkena serangan penyakit Difteri ini anak-anak, namun tidak tertutup kemungkinan juga akan menyerang orang dewasa, "ujarnya.
Karena penularan penyakit ini bisa dari ludah penderita, biasanya ditularkan melalui gelas minuman atau lainnya.
Sehingga jika ada temuan suspek Difteri maka pihaknya akan melakukan Observasi kepada orang terdekat pasien.
"Keluarga intinya akan diperiksa dan jika perlu diberikan vaksin, kemudian jika anak - anak teman sekolah dan sepermainan juga akan rentan, "ujar Siska.
Baca: Sabu Disembunyikan Selangkangan Itu Rencananya Akan Dibawa ke Jakarta
Untuk kewajiban memberikan vaksin sendiri menurut Siska dimulai pada usia 2 bulan berupa DPT 1 kemudian usia nayi 3 bulan DPT 2 dan usia 4 bulan DPT 3, selanjut Boster 18 bulan dan 24 bulan kelas satu SD dan kelas 2 SD terakhir lagi kelas 5 SD.
"Harus diikuti semuanya, untuk vaksin ada ditemukan di Puskesmas, jadi kepada masyarakat kami imbau perhatikan imunisasi anaknya, "ujarnya.
Terkait adanya rasa takut para orangtua karena biasanya saat diimunisasi bayi akan mengalami demam, menurut Siska itu sudah menjadi hal yang biasa dan tidak perlu ditakuti.
"Karena pilih mana deman sebentar atau nanti sakit karena tidak diberi imunisasi. Masyarakat juga jangan takut vaksin yang diberikan sudah ada label halalnya"ujar Siska.(*)