Suami Berteriak di Ruang Persalinan Agar Anaknya Tak Dilahirkan, Dokter Syok dengar Alasannya
Karena kontraksi rahim tidak kuat, dokter menyarankan agar proses persalinan dilakukan secara induksi, karena air ketuban sudah pecah.
Dena langsung disuruh masuk ke ruang tunggu untuk proses persalinan, diikuti suaminya.
Karena kontraksi rahim tidak kuat, dokter menyarankan agar proses persalinan dilakukan secara induksi, karena air ketuban sudah pecah.
Akan sangat berisiko jika janinnya tidak segera dikeluarkan.
Kontraksi semakin kuat tak lama setelah suntikan oksitosin.
Anggota bagian bawah tubuh Dena terus mengalirkan darah, dan suami Dena menggenggam erat tangan isterinya, tak tega melihat Dena tampak begitu tersiksa.
Rasa nyeri yang tak tertahankan akibat kontraksi membuat Dena terus berteriak, dan dibagian bawah anggota badannya juga terus mengucurkan darah segar.
Sementara dokter terus membimbing Dena cara bernafas untuk mengurangi rasa sakit.
Namun, Dena sepertinya tidak mendengar apa pun, rasa sakit akibat kontraksi itu telah membuatnya kehilangan kesadaran.
Tiba-tiba suami Dena berlutut dan berteriak keras ke dokter.
“Dok, kucuran darah istriku terlalu banyak, tolong segera berikan cairan infus, kami tidak mau lagi anak itu.”
Dokter dan perawat tercengang seketika mendengar teriakan suami Dena, dan Dena yang mendengar teriakan suaminya segera berkata pada suaminya sambil menahan sakit, “Tidak apa-apa Den, aku masih bisa bertahan, percayalah.”
Mata dokter dan perawat di ruang persalinan tampak sembab, untuk pertama kalinya mereka melihat seorang pria yang begitu menyayangi isterinya.
Dena kemudian dibawa ke ruang persalinan dan melahirkan seorang anak perempuan dengan selamat.