Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Menakjubkan! Rajin Salat Tahajud dan Makanan Sehat, Rahasia Umur 120 Tahun Mbah Biyung

Mbah yang kerap tersenyum bila disapa tersebut, diketahui usianya sudah 120 tahun.

Penulis: Donny Kusuma Putra | Editor: Ariestia
Tribun Pekanbaru/Donny Kusuma Putra
Babhinkamtibmas Polsek Rambah Hilir Resort Rohul Bripka Totok Nurdianto SH, melihat Mbah Biyung warga DU SKPD RT 08 RW 02 Dusun 3 Desa Rambah Muda, Kecamatan Rambah Hilir, usianya sudah 120 tahun 

"Mbah hanya melaksanakan ibadah salat lima waktu sehari semalam, ditambah salat tahajud hingga kini. Lainnya yang selama ini dikerjakannya. Menu makanan sejak muda makan tidak terlalu banyak. Namun lebih banyak mengkonsumsi sayur mayur, buah buahan serta banyak minum air putih yang dimasak dengan kayu," ungkap Bripka Totok, menirukan Mbah Biyung

Menurut Bripka Totok, Mbah Biyung benar-benar menekankan pentingnya salat lima waktu.

"Ini sesuatu yang berharga, bukan dilihat dari sisi usianya yang sudah di atas 100 tahun lebih saja. Namun dalam melaksanakan ibadah salat lima waktu. Serta di kehidupannya sehari-harinya juga memiliki prinsip. Kita bisa mengambil hikmah apa yang sudah diajarkan dan dilaksanakan Mbah Biyung, semoga apa yang kita lihat dan dengan ini bermanfaat," terang Bripka Totok.

Diakuinya, melihat hal ini tentunya menjadi pengalaman dan guru yang berharga bagi dirinya dan semua.

Bila ingin hidup awet seperti Mbah Biyung dari sekarang ikuti apa yang sudah dilakukannya.

"Apalagi di zaman sekarang ini kita tahu bahwa banyak sumber penyakit dan hal-hal yang sifatnya tidak sehat bahkan merusak kesehatan," imbuhnya.

‎Lebih lanjut dijelaskan Bripka Totok, Mbah Biyung mampu bercerita panjang lebar dengan lancar, bahkan ingatannya masih tajam dan masih mempunyai semangat hidup yang kuat.

Saat itu Mbah Biyung yang biasa disapa Mbah Wek mengaku lahir di masa penjajahan Belanda.

Bahkan saat ini ia tidak mengetaui persis umurnya seratus berapa. Namun keluarga dan masyarakat sekitar meyakini mbah berusia  sekitar 120 tahun.

Namun menurut seorang anaknya, yang selalu merawat dan memperhatikan Mbah Biyung menyatakan, dirinya lahir sekitar tahun 1900-an.

Mbah Biyung mengaku, dirinya seorang perantau dan hijrah ke Rohul ikut program transmigrasi.

Kini Mbah Biyung juga diurus cucunya, Wati.

Menurut Wati, saat ini si Mbah menderita penyakit tumor, hanya saja si Mbah tidak mau dibawa berobat.

"Kini si Mbah sendiri menyatakan, dirinya tidak merasakan sakit, kini dirinya selalu bersyukur karena hingga usia 100 tahun lebih masih mampu berdiri, berjalan, berbicara, melihat dan mendengar," pungkasnya. (*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved