Kian Kecil Jasadnya Jenglot Dipercaya Makin Sakti dan Bisa Bikin Cepat Kaya, Harga Jualnya Tinggi
Harganya bisa mahal jika sesosok jenglot yang bentuknya amburadul, dengan rambut acak-acakan dan kulit tubuhnya sudah keriput
Baca: Jangan Salah, Tidur Telanjang Ternyata Ada Manfaatnya untuk Tubuh dan Seksual, Berani Coba?
Jasad itu hanya menyusut seiring waktu. Semakin kecil jasadnya, jenglot diyakini makin sakti dan otomatis makin tinggi pula harga jualnya. Jenglot seperti itu diyakini bisa membuat pemiliknya cepat kaya.
Di Kota Udang itu daya tarik jenglot sampai melampaui daya tarik pemilihan kepala daerah.
Sedemikian hebohnya urusan jenglot, seorang warga pernah melakukan penipuan dengan membuat jenglot palsu dari adonan tepung roti yang dibentuk menyerupai jenglot, lengkap dengan rambut dan taring menyeringai serta mata yang bisa mengeluarkan sinar merah.
Baca: Ini Jenis Cacing yang Ada Dalam Ikan Kaleng Temuan BBPOM Pekanbaru, Jika Dikonsumsi. .
Tujuannya bukan untuk dijual, tapi untuk menarik pengunjung. Setiap pengunjung diharuskan membayar tiket masuk seharga beberapa ribu rupiah.
Mereka ditipu oleh promosi gencar yang dilakukan oleh “iven ogenaiser” bahwa jenglot yang satu ini matanya bisa mengeluarkan sinar.
Kehebohan ini sampai mengundang polisi untuk turun tangan memeriksa. Setelah jenglot itu diperiksa, ternyata yang dikatakan sebagai mata jenglot itu hanya sepasang lampu LED berkelir merah. Alamak!
Cerita tentang tuyul juga tak berbeda jauh. Makhluk berwujud anak kecil berperawakan mini berkepala plontos ini banyak dipelihara orang juga demi kekayaan.
Agar bisa menjalankan tugasnya mengumpulkan uang secara supranatural, tuyul butuh makan atau bahasa sononya disebut sesajen.
Baca: Seorang Pria Coba Memperkosanya, Model Asal Rusia Selamatkan Diri, Lompat dari Lantai 6 Hotel
Mau tidak mau si empunya wajib memenuhi selera makanan atau minuman favorit kesukaan piaraannya. Konon para makhluk gaib punya selera yang berbeda. Tuyul suka minum susu.
Jenglot lebih menyeramkan, konon ia suka minum darah manusia. Walah!
Kita tentu saja bebas untuk percaya atau tidak dengan keberadaraan makhluk-makhluk supranatural ini.
Sekalipun saat ini sudah zaman teknologi layar sentuh, fakta mengatakan, kepercayaan ini masih hidup di masyarakat.