Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Indragiri Hulu

Setelah Bengkalis, Sarden Diduga Bercacing Juga Hebohkan Warga di Indragiri Hulu

Warga Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) dikejutkan dengan penemuan sarden yang diduga mengandung cacing.

Penulis: Bynton Simanungkalit | Editor: Afrizal
Facebook
Postingan Puskesmas Kilan Terbaru terkait sarden diduga mengandung cacing 

Laporkan Wartawan Tribuninhu.com Bynton Simanungkalit

TRIBUNINHU.COM, RENGAT- Warga Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) dikejutkan dengan penemuan sarden yang diduga mengandung cacing.

Informasi ini disebarkan melalui foto yang diunggah oleh laman Facebook Puskesmas Kilan Terbaru pada tanggal 20 Maret 2018 lalu.

Seperti diketahui dalam postingannya jelas ditampilkan foto sarden.

Kemudian di captionnya tertulis "Di beritahukan untuk daerah batang cenaku
Agar tidak membeli sarden dgn merk ini.karna mengandung cacing pita positif.
Hasil temuan siang tadi di dinas kesehatan kab.Inhu."

Ketika hal ini dikonfirmasi kepada Camat Batang Cenaku, Basuki dirinya berkata pihaknya akan melakukan pengecekan untuk memastikan berita tersebut.

"Surat resminya belum ada, tapi melalui medsos sepertinya benar," kata Basuki, Rabu (21/3/2018).

Seperti diketahui, bahwa Kilan masih menjadi bagian dari Kecamatan Batang Cenaku.

Tribuninhu.com juga sudah berupaya meminta konfirmasi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) terkait hal ini, namun belum ada balasan atas pertanyaan yang dikirimkan. 

Baca: CEK BAYANGAN Anda Siang Ini, Jangan Kaget Bila Bayangan Tiba-tiba Menghilang 

Baca: Positif Mengandung Cacing, Ikan Sarden Farmer Jack Ditarik dari Pasaran

Baca: Pasca Temuan Cacing Pita dalam Ikan Kemasan Kaleng, Disperindag Inhil Sisir Pasar

Baca: Positif, BBPOM Pekanbaru Temukan Cacing Gilig Pada Ikan Kaleng di Meranti

BBPOM Perintahkan Penarikan Farmer Jack Mackerel

BBPOM memerintahkan penarikan seluruh produk ikan kaleng merek Farmer Jack Mackerel dari pasaran.

Produk impor asal China tersebut dinilai berbahaya bagi kesehatan manusia, karena terbukti mengandung cacing.

Hal itu berdasarkan uji laboratorium terhadap dua sampel produk Farmer Jack yang diterima BBPOM Pekanbaru dari Dinas kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti.

"Dari sampel ikan kaleng yang dikirim ke BBPOM positif mengandung sejenis cacing akan tetapi bukan cacing pita, " kata Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru Muhammad Kashuri di Pekanbaru, Selasa (20/3).

Seperti dikatakan M Kashuri, cacing yang ditemukan dalam dua sampel itu bukan cacing pita.

Sesuai uji laboratorium, cacing itu diketahui jenis Gilig yang merupakan parasit yang bisa berkembang biak dalam tubuh manusia.

Staf Bidang Pemeriksaan BBPOM Pekanbaru Rita Ariestya mengemukakan, pengujian sampel dilakukan awal pekan ini, Senin (19/3), di Laboratorium BBPOM Pekanbaru.

"Setelah dua sampel kami uji di lab, memang ada cacing Gilig dalam ikan kaleng merek Farmer Jack. Dua sampel tersebut memilki nomor bets yang berbeda," ujar Rita di sela-sela meninjau peredaran produk ikan kaleng merek Farmer Jack di sejumlah swalayan di Selatpanjang, Meranti, Selasa.

Namun Rita mengaku belum mengetahui pasti bahaya cacing Gilig bagi manusia.

Ia mengatakan, pihaknya masih menunggu keabsahan hasil uji lab dari BPOM RI.

"Dari jenisnya, cacing jenis Gilig ini merupakan salah satu parasit yang bisa berkembang dalam tubuh manusia. Namun, kami belum tahu dampaknya bagi kesehatan orang yang mengonsumsinya," ujar Rita.

Setelah hasil uji laboratorium keluar, BBPOM segera menginstruksikan penarikan produk ikan kaleng atau sarden merek Farmer Jack. Instruksi itu terutama ditujukan kepada seluruh agen dan distributor.

Rita mengatakan, untuk menarik produk ikan kaleng merek tersebut dari pasaran, BBPOM berkoordinasi dengan Diskes dan Disperindagkop UKM Kabupaten Kepulauan Meranti.

"Kami juga sudah mendatangi seluruh agen distributor dan swalayan di Meranti untuk tidak lagi untuk tidak lagi menjual merek ikan kaleng produk asal China tersebut," ujar Rita.

Ia mengatakan belum diketahui penyebab adanya cacing Gilig di dalam produk ikan kaleng merek Farmer Jack.

Sementara dua sampel yang diuji di Laboratorium BBPOM Pekanbaru merupakan produk yang belum kedaluarsa.

Kemasannya juga masih dalam kondisi tersegel.

Menurut Rita, dari segi izin, produk ikan kaleng Farmer Jack terdaftar di BPOM RI dengan Nomor ML 543929007175.

Produk ikan sarden ini masuk ke Indonesia melalui perusahaan asal Batam, PT Prima Niaga Indomas.

Sedangkan produsennya adalah perusahaan asal China, yakni Zhang Zou Tan, Co, Ltd.

"Dari segi izin, produk tersebut terdaftar dan tidak ada masalah izin," ujar Rita.

Kabar adanya produk ikan kaleng mengandung cacing menghebohkan masyarakat Meranti dalam sepekan terakhir.

Temuan serupa juga dikabarkan terdapat di Kempas (Indragiri Hilir) dan Sungai Pakning, Kecamatan Bukit Batu, Bengkalis.

Abun, sub distributor sarden merek Farmer Jack yang memiliki gudang di Jalan Pangaram Selatpanjang, saat disidak petugas menyatakan pihaknya siap menarik kembali semua produk bermasalah tersebut.

"Setelah sidak ini kita tarik semuanya," tutur Abun.

Seorang warga Selatpanjang, Ucu (54),menyambut baik upaya yang dilakukan oleh BBPOM. Menurutnya, informasi cacing di dalam kaleng sarden ini sudah sangat meresahkan masyarakat.

"Kalau gini kan jelas, yang ditemukan itu benar cacing bukan usus kecil seperti klaim mereka (penjual). Jadi tidak usah dibeli lagi sarden dengan merek itu," kata dia.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Dagang (Disperindag) Kepulauan Meranti, Hariadi, meminta masyarakat untuk teliti dan jeli dalam membeli produk-produk makanan kemasan. Khususnya sarden Farmer Jack yang telah dinyatakan mengandung cacing gilig oleh BBPOM.

"Kita imbau masyarakat untuk hati-hati. Teliti lagi sebelum membeli,” ujarnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved