Prihatin Jemaah yang Tak Berangkat, Syahrini Akan Umrohkan Kembali Beberapa Korban First Travel

"Kalau saya tahu seperti ini. Saya enggak mungkin pakai jasa travel ini. Manajemen tidak tahu kredibilitas itu," ujar Syahrini.

Editor: M Iqbal
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Penyanyi Syahrini menggunakan jam tangan Rolex Oyster Cosmograph Paul NewMan 6263 seharga Rp. 20 miliar saat menjadi saksi dalam sidang kasus dugaan penipuan dan penggelapan oleh agen perjalanan umrah First Travel di Pengadilan Negeri Depok, Senin (2/4/2018). Sidang ini menghadirkan terdakwa yaitu Direktur Utama First Travel Andika Surachman, Direktur First Travel Anniesa Hasibuan, dan Direktur Keuangan First Travel Siti Nuraidah Hasibuan. 

 
TRIBUNPEKANBARU.COM - Penyanyi Syahrini akhirnya hadir untuk menjadi saksi di sidang First Travel di Pengadilan Negeri Depok, Senin (2/4/2018).

Syahrini mengaku diperkenalkan dengan perusahaan perjalanan umrah First Travel oleh make up artist bernama Bennu Sorumba.

Pelantun 'Sesuatu' ini mebngaku Bennu merupakan teman dari Direktur First Travel Anniesa Hasibuan.

 
"Beliau menyarankan ke manajemen untuk pakai First Travel. Yang disampaikan Bennu bahwa First Travel itu perusahaan baik yang bisa mengakomodir pemberangkatan secara VVIP," ungkap Syahrini saat bersaksi dalam sidang di Pengadilan Negeri Depok, Senin (2/4/2018), seperti dilansir TribunWow dari Kompas.com.

Baca: Usai Persalinan, Patahan Jarum Sepanjang 3 Cm Tinggal di Alat Vital Wanita Ini, Begini Kondisinya

Perjalanan umrah itu diurus manajer sekaligus adiknya, Aisyahrani.

Syahrini mengaku tidak tahu isi nota kesepahaman antara manajernya dan First Travel.

 "Jadi sebetulnya yang harus ditanya detail adik saya selaku manajer saya yang bekerja sama dengan First Travel," kata Syahrini.

"Yang berurusan semua adalah adik saya. Saya sebagai artis hanya berangkat saja. Saya hanya bertanya kapan dan tanggal berapa berangkat umrah?" tambahnya.

Syahrini pun tinggal berangkat ke Tanah Suci pada 26 Maret 2016, bersama 12 orang dari keluarga, manajemen, dan para asisten rumah tangganya.

Namun saat itu Syahrini tidak mengetahui bagaimana kredibilitas perusahaan travel yang memberangkatkannya tersebut.

 "Kalau saya tahu seperti ini. Saya enggak mungkin pakai jasa travel ini. Manajemen tidak tahu kredibilitas itu," ujar Syahrini.

Wanita kelahiran Bogor ini mengaku tak sudi menggunakan jasa First Travel jika tahu rekam jejak perusahaan itu.

"Kalau saya tahu kredibilitasnya, naudzubillahi min dzalik, saya tidak mau pakai First Travel,"ucap Syahrini.

Karena prihatin dengan banyaknya jemaah yang tak berangkat, pada 2017 Syahrini memberangkatkan 20 korban First Travel.

"Setelah ini saya mau umrahkan korban lain yang jual rumah, yang dari kampung, yang belasan tahun mengumpulkan seperak dua perak, saya ingin umrahkan kembali," kata Syahrini.

 Syahrini mengaku baru mengetahui kabar miring soal First Travel setelah kembali umrah pada awal April 2017.

Baca: Syahrini Bersaksi di Sidang First Travel, Saya Kepanasan, Boleh Buka Jaket?, Ini Jawaban Hakim

Saat itu, ia banyak melihat di berita dan media sosial bahwa banyak calon jemaah yang tidak diberangkatkan.

Selama di Tanah Suci, kata Syahrini, sama sekali dia tidak mendengar soal kredibilitas First Travel.

"Masalah First Travel ini terpublikasi setelah saya umrah. Terkuaknya kasus ini ke publik," ujar Syahrini. 

Syahrini mengaku membayar Rp 197 juta untuk memberangkatkan 13 orang yang terdiri dari anggota keluarga dan asisten rumah tangga.

Harga tersebut merupakan harga paket reguler.

Namun, ia dan rombongan mendapat fasilitas VVIP sebagaimana tercantum dalam nota kesepahaman. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Merasa Prihatin, Syahrini Akan Umrohkan Kembali Beberapa Korban First Travel

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved