Pelajari Beberapa Hal Sebelum Manfaatkan Fintech Pada Usaha Rintisan
Layanan keuangan berbasis digital atau biasa dikenal Fintech, menjadi salah satu isu hangat dan banyak diperbincangkan masyarakat di belahan dunia.
Penulis: Hendri Gusmulyadi | Editor: Ariestia
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru Hendri Gusmulyadi
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Layanan keuangan berbasis digital atau biasa dikenal Fintech, menjadi salah satu isu hangat dan banyak diperbincangkan masyarakat di belahan dunia.
Fintech saat ini sudah bersentuhan langsung dengan banyak kalangan.
Atas ide kreatif dan inovatis penyedia layanan fintech, masyarakat kian diberikan pilihan dan solusi alternatif demi memenuhi kebutuhan pelayanan jasa keuangan mereka.
Mulai dari pembayaran, pengiriman uang, mendapatkan pinjaman, berbelanja, berdagang, hingga berinvestasi.
Fintech juga identik dengan kalangan Millenial tak terkecuali mahasiswa.
Produk layanan fintech banyak juga dimanfaatkan untuk pendanaan bagi wirausaha pemula, pada usaha rintisan mereka (Startup).
Baca: Manajemen Pertimbangkan Rencana Uji Coba Tim PSPS
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Univeristas Riau (UNRI), Dr Syapsan ME, bertindak sebagai salah satu pembicara dalam seminar bertajuk Financial "Technologi : It's Inplementation Now and Future" di Aula Rektorat UNRI, Rabu (4/4/2018).
Ia menyebut, kalangan muda khususnya mahasiswa sudah mulai banyak membuka ladang usaha dengan memanfaatkan layanan keuangan yang ada di Fintech.
"Beberapa literatur yang saya pakai, Faintech salah satunya digunakan untuk pendanaan wirausaha pemula atau startup dari sekain banyak produk-produk yang ada di Fintech," jelas Syapsan.
Sebelum kalangan muda memulai usahanya dan memanfaatkan layanan fintech sebagai jasa keuangan, Syapsan menyebutkan perlu adanya beberapa hal yang perlu disiapkan atau dasar-dasar tentang memilih usaha yang berpeluang.
Setiap individu, perlu melihat usaha apa yang akan dikembangkan.
Caranya dalam bentuk melakukan identifikasi sebelum memulai.
Di antaranya yakni mempelajari dan mengenal kondisi sosial wilayah usaha.
Ini penting, karena suatu usaha yang akan dibangun harus menyangkut dan berkaitan dengan kondisi suatu wilayah.
"Kondisi sosial ini macama-macam, jangan kita bikin usaha yang bertentangan dengan sosial masyarakat disana. Ini pun akan memudahkan kita mendapatkan layanan keuangan yang ada termasuk fintech," paparnya.
Sebelum memulai usaha rintisan, pemula juga perlu memperhatikan dan mempelajari sumber daya yang ada. Baik itu sumber daya alam dan manusia.
"Kemudian pelajari apa yang dibutuhkan di suatu daerah itu. Usaha yang dibuat harus menyangkut pasarnya wilayah itu," terang Syapsan.
Baca: Ini Rencana Ujicoba PSPS Sebelum Kick Off Liga 2 Bergulir
"Sebelum mulai, kita harus melihat pula rencana pembangunan ke depan lokasi atau tempat kita akan membangun usaha itu. Contoh, wilayah ini akan membangun jembatan, jangan kita buat disana, jadi harus diuji rencana pembangunan jangka menengah daerah itu," katanya.
Wirausaha yang baru memulai usaha rintisannya, sangat memerlukan adanya kerjasama dengan banyak pihak. Salah satunya dalam bentuk meminta pendapat orang lain akan rencana usaha yang akan dilakukan.
"Jangan kita merasa besar sendiri, tanya si A, tanya si B, para pengusaha dan lain-lainnya. Setelah itu rumuskan pendapat-pendapat mereka, apa usaha yang akan dibikin, kelompok-kelompokkan," paparnya.
Lebih jauh dikatakan Syapsan, bila akan memulai usaha baru, lihatlah usaha mana yang tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku. (*)
