Eksklusif
Tak Hanya Uang Perpisahan Sekolah, Bahkan Ada juga Pungutan Uang Baju Seragam
Orangtua siswa harus merogoh kocek ratusan ribu rupiah untuk iuran perpisahan sekolah dan beli baju seragam.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Tradisi merayakan kelulusan siswa, juga terjadi di daerah lainnya di Riau.
Meskipun sudah sering disorot, rata-rata sekolah di Kabupaten Siak tetap melakukan pungutan akhir tahun untuk acara perpisahan yang dibebankan kepada siswa.
SMPN 1 Mempura, misalnya, yang menetapkan penyelenggaraan acara perpisahaan pada 8 April 2018 lalu.
Orangtua siswa harus merogoh kocek ratusan ribu rupiah untuk iuran perpisahan sekolah dan beli baju seragam.
"Untuk uang perpisahan saja diminta Rp 200 ribu. Tambah lagi sebelumnya untuk baju seragam katanya. Habislaa Rp 500 ribu untuk perpisahaan ini," kata seorang orangtua siswa yang meminta namanya tidak dituliskan kepada Tribunpekanbaru.com, Kamis (5/4/2018).
Ia menyebut, pihak sekolah mengundang rapat walimurid untuk menyepakati uang perpisahan itu sebelumnya.
Baca: Orangtua Diminta Bayar Uang Perpisahan Hingga Rp 200 Ribu per Siswa. Ini Dia Alasan Pihak Sekolah
Namun sumber Tribun tersebut tidak berani membantah agar tidak ada pungutan pada rapat itu.
Akibatnya, ia harus mencarikan dana untuk anaknya agar setara dengan anak-anak yang lain.
"Mau tak mau ya harus diadakan. Terpaksalah ngutang dulu ke saudara. Nanti dapat uang kan dibayar lagi," kata dia.
Hebatnya, siswa kelas I dan II juga dibebani untuk membantu kegiatan tersebut. Masing-masing siswa harus menyumbang Rp 35 ribu. Sementara total keseluruhan siswa 475.
Sebanyak 136 siswa kelas IX, yang akan melaksanakan perpisahan. Total anggaran bantuan dari siswa kelas VII dan VIII saja sudah mencapai Rp 11.865.000.
Jika ditotalkan dengan pungutan kelas IX sebesar Rp 27.200.000.
Sehingga total uang terkumpul untuk kegiatan perpisahan di SMPN 1 Mempura sebanyak Rp 39.065.000.
Baca: Hindari Kesan Hura-hura, Dinas Pendidikan Minta Acara Perpisahan Siswa Digelar Sederhana
Tidak hanya SMPN 1 Mempura. Di SMPN 1 Siak, masing-masing siswa kelas IX harus menyumbang Rp 190.000.
Angka itu sudah ditekan karena sebelumnya dianggarkan Rp 300.000 per orang.
"Karena uang segitu kami orangtua murid tidak sanggup. Jadi akhirnya disepakati juga Rp 190.000 per anak. Ya mau tak mau harus ikut," kata orangtua salah satu murid di Suak Lanjut, yang tidak jauh dari SMPN 1 Siak.
Sementara sumbangan dari siswa kelas VII dan VIII tidak diketahui jumlahnya. Sumber itu menyebut sekitar Rp 50 ribu satu anak.
Ketika dikonfirmasi Tribunpekanbaru.com, Kepala SMPN 1 Mempura, Winda Harniati, ia membenarkan adanya acara perpisahaan dengan pungutan biaya.
Namun dia menganggap kegiatan itu biasa saja tanpa ada permasalahan saat kesepakatannya.
"Saya tawarkan ke wali murid, bagaimana ini ibu-bapak, kalau memang tidak kita laksanakan perpisahaan tidak-apa bagi kami. Ternyata wali murid bilang waktu itu, masa anak kami 3 tahun lamanya ibu-ibu didik tidak ada perpisahaannya. Maka disepakatilah ada perpisahaan," kata Winda.
Baca: Pakai Baju Jelek, Pengusaha Kaya Ini Dicuekin Saat Mau Beli Mobil Baru, Lihat Apa yang Terjadi
Ia menyebut, kegiatan perpisahaan sudah menjadi kebiasaan sekolah setiap tahun. Bahkan acara perpisahaan sekolahnya pernah dihadiri oleh bupati.
"Saya sudah bilang waktu rapat dengan komite, kalau bermasalah di kemudian hari tidak usah diadakan. Tapi orangtua murid menyepakati, tentu kita sepakati aja," kata dia kepada Tribunpekanbaru.com.
Ia membenarkan satu murid untuk kelas III dipungut biaya Rp 200 ribu. Kemudian uang baju seragam diserahkan kepada masing-masing kelas.
"Untuk anak kelas I dan II hanya Rp 35 ribu masing-masing. Nah, kami juga tidak memberlakukan sama semua anak. Kalau anak yatim kami sepakati dibebaskan dari biaya," kata Winda. (TRIBUN PEKANBARU CETAK/smg/myo/ton/rzk/ale/joe/fer/dni)
Bagaimanakah dengan TK dan PAUD, apakah ada juga pungutan uang perpisahan? Baca selengkapnya di Harian Tribun Pekanbaru EDISI HARI INI.