Indragiri Hilir

Suka Duka Tim Gabungan 107 Hari Berburu Bonita, Medan Berat hingga Sinyal Jelek Menelpon Keluarga 

Bonita berhasil ditembak bius di Blok 79 Afdling IV Kebun Eboni PT. THIP Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran Kabupaten Inhil.

Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Afrizal
Istimewa
Harimau Bonita 

Laporan WartawanTribuntembilahan.com, T. Muhammad Fadhli

TRIBUNTEMBILAHAN.COM, TEMBILAHAN– Butuh waktu 107 hari bagi tim terpadu untuk benar – benar mengamankan dan mengevakuasi Bonita, seekor harimau sumatera yang meneror masyarakat Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau.

Tim Terpadu dari Polres Inhil, Kodim 0314/Inhil, BBKSDA Riau, WWF serta dibantu oleh animal communicator asal Kanada, Shakti Wolvers Teeg, diterjunkan untuk mengevakuasi hewan ganas itu dengan selamat.

Jum’at (20/4/2018) sekitar pukul 06.15 WIB, upaya tidak kenal menyerah dari Tim Terpadu akhirnya membuahkan hasil.

Bonita berhasil ditembak bius di Blok 79 Afdling IV Kebun Eboni PT. THIP Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran Kabupaten Inhil.

Perburuan Bonita dalam rentang waktu tersebut, tentu saja tidaklah mudah bagi tim terpadu yang harus bersiaga mengamati gerak – gerik si belang.

Bonita yang sudah dievakuasi kedalam kandang dibawa tim terpadu untuk selanjutnya dibawa ke tempat observasi Satwa Liar di Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat.
Bonita yang sudah dievakuasi kedalam kandang dibawa tim terpadu untuk selanjutnya dibawa ke tempat observasi Satwa Liar di Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. (istimewa)

Baca: Rumah Dukun Aborsi Maita Ternyata Pernah Dibakar Warga tapi Bukan Gara-gara Aktivitas Aborsi 

Baca: Demi Bahagiakan Orangtua, Gadis Ini Habiskan Hidup Menyamar Jadi Pria, Kisahnya Pilu 

Suka duka serta berbagai rintangan tentu saja dihadapi oleh tim di lapangan, apalagi mengingat medan yang berat.

Beratnya geografis diakui oleh tim terpadu yang bersiaga di lapangan dalam perburuan Bonita.

Polisi Hutan (Polhut) Pelaksana Lanjutan BBKSDA Riau, Zulkifli yang juga Ketua Tim Rescue BBKSDA Riau menuturkan, berbagai medan harus dilewati dan dijumpai tim saat menyisir hutan tempat perlintasan Bonita.

“Medannya berat. Jarak dari satu tempat ke tempat patroli lain cukup jauh, harus melalui sungai, darat dalam menyisir hutan,” ujar Zulkifli kepada Tribuntembilahan.com di Tembilahan belum lama ini.

Belum lagi persoalan cuaca, menurutnya membuat medan semakin sulit serta membuat patroli kian menantang.

“Cuaca hujan medan menjadi sulit,” imbuhnya.

Meskipun begitu, Zulkifli beserta rekan – rekannya tetap bersiaga dan bekerja sepenuh hati di tengah suka duka perburuan Bonita.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved