Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kisah Guru Mengajar di Pedalaman

Mimpi Sang Pengajar Anak Suku Talang Mamak Diangkat Jadi PNS

Dulu anak-anak suku Talang Mamak hampir tidak terperhatikan pendidikannya, kini bisa merasakan nikmatnya ilmu pengetahuan.

Penulis: Bynton Simanungkalit | Editor: Sesri
TribunPekanbaru/Bynton Simanungkalit
Mulyadi, guru di dusun Sahdan, Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Inhu dan anak-anak Suku Talang Mamak yang tinggal di pedalaman TNBT. 

Meski begitu, Mulyadi tetap bermimpi bisa diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Hanya saja, aktifitasnya di pedalaman selama ini membuatnya sering tidak mendapat informasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) soal pengangkatan guru honorer.

Sisi positifnya, sifat idealis dan kegigihannya itu justru membuat Mulyadi mampu meraih predikat guru berdedikasi tingkat provinsi sebanyak dua kali dan bahkan mewakili Provinsi Riau untuk berlomba sebagai guru berdedikasi tingkat nasional.

Pada tahun 2012 lalu, Mulyadi meriah predikat guru berdedikasi tingkat kabupaten, namun dirinya belum berhasil di tingkat provinsi.

Kemudian pada tahun 2013 lalu, Mulyadi terpilih kembali sebagai guru berdedikasi tingkat kabupaten, dan berlanjut ke tingkat provinsi hingga akhirnya ia berangkat ke Jakarta untuk berlomba menjadi guru berdedikasi tingkat nasional.

Pada tahun 2017 lalu, Mulyadi kembali terpilih sebagai guru berdedikasi tingkat kabupaten dan tingkat provinsi. Sekali lagi ia berangkat ke Jakarta untuk mewakili Riau.

"Pada tahun 2017 lalu, ada lima orang guru dari Inhu yang berangkat mewakili Riau," katanya.

Kesempatan yang sangat jarang bagi Mulyadi, pengajar bagi anak pedalaman berangkat ke Jakarta dan bertemu dengan Presiden Republik Indonesia.

Mulyadi, guru di dusun Sahdan, Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Inhu dan anak-anak Suku Talang Mamak yang tinggal di pedalaman TNBT.
Mulyadi, guru di dusun Sahdan, Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Inhu dan anak-anak Suku Talang Mamak yang tinggal di pedalaman TNBT. (TribunPekanbaru/Bynton Simanungkalit)

Dua kali mewakili Provinsi Riau ke Jakarta dalam lomba guru berdedikasi, merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Mulyadi.

Terkhususnya ia pernah bersalaman dengan dua orang presiden berbeda periode.

Pertama dengan Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2013 dan Presiden Joko Widodo pada tahun 2017 lalu.

Meski sudah dua kali bersalaman dengan Presiden RI, Mulyadi tetaplah seorang guru dengan status guru bantu daerah (GBD).

Ia yang sudah sepuluh tahun lewat tiga bulan mengajar di Dusun Sahdan, sejak masih berstatus lajang hingga punya anak tiga.

Mulyadi tetap pengajar bagi anak-anak Talang Mamak. Masa depan cerah anak-anak Talang Mamak berada di tangan pengabdi seperti sosok Mulyadi yang merupakan lulusan Ilmu Pemerintahan Universitas Riau. (*)

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved