Dibayar Pakai Uang Palsu Hingga Tobat Karena Pelanggan Tewas, Ini 5 Kisah PSK di Sulut yang Heboh
Transaksi Esek-esek, Berakhir penipuan dengan uang palsu. Hal itulah yang dialami sebut saja Ratna (23) PSK yang sering mangkal
Selama di Manado, dia hidup menumpang saudaranya. Dia bekerja di toko dan membesarkan sendiri anaknya.
Namun cobaan hidup kembali menerpa. Ketika anaknya berusia satu setengah tahun, timbul benjolan di sekitar telinga. Saat itu dia stres lantaran menurut rumah sakit dibutuhkan biaya operasi Rp 15 juta dan pengobatan Rp 10 juta.
"Besarnya seperti bola pingpong. Malah lama- lama membesar dan berubah jadi warna ungu," ujarnya saat ditemui Tribun Manado, beberapa hari lalu.
Demi bisa mendapatkan uang untuk biaya operasi anaknya itu, dia meminta bantuan saudara untuk mencarikan pinjaman.
Beruntung, saudaranya itu memiliki banyak relasi sehingga uang total Rp 25 juta dapat dikumpulkan dan operasi anak laki-lakinya bisa segera dilaksanakan.
Setelah melewati serangkaian operasi dan perawatan medis, infeksi yang dialami anaknya bisa sembuh.
Namun lain muncul, yakni bagaimana mengganti pinjaman uang yang digunakan untuk membayar biaya operasi anaknya.
Sebagai seorang pegawai toko, uang Rp 25 juta menurutnya sangat sulit untuk bisa didapatkan dalam waktu singkat.
"Kasihan saudara saya itu. Dia yang dikejar- kejar orang yang kasih pinjaman. Setelah itu, malamnya pasti langsung tagih ke saya. Terkadang mintanya baik-baik, tapi terkadang juga sudah dengan emosi, karena mungkin sudah dituntut terus. Saya juga jadi tidak enak, apalagi saya hanya tinggal menumpang," ujarnya.
Hingga suatu hari, ketika ia pulang bekerja,
bertemu dengan seorang laki-laki. Waktu itu jarum jam sudah menunjuk sebelas malam. Laki-laki yang mengendarai mobil itu menghampirinya dan menawarkan diri untuk mengantarnya pulang.
Entah mengapa, mendadak FL rela curhat segala apa yang dialaminya kepada laki-laki yang baru dikenalnya. Dan si laki-laki menyatakan siap membantu asal mendapat imbalan tidur bareng.
Hati dan pikiran FL goyah. Lalu keduanya mampir di hotel hingga terjadilah perbuatan yang hanya layak dilakukan pasangan suami istri itu.
"Seharian itu saya menangis di kamar. Apalagi saat lihat anak saya, air mata terus menetes. Malu, marah, sedih dan hina semua bercampur menjadi satu," kenangnya dengan mimik sedih.
Segepok uang imbalan yang ia terima sudah diserahkan kepada saudaranya. Meski segepok, masih belum mampu menutupi utangnya hingga ia mencoba mencari laki-laki lain yang mau memberia dia uang dengan imbalan tidur bareng.
Hingga akhirnya dia bertemu seorang germo yang membuatnya bergelimang uang. Dalam tempo tiga bulan, utangnya lunas. Saudaranya curiga akan pekerjaannya, namun ia menjawab itu merupakan keuntungan dari bisnis MLM.