Dibayar Pakai Uang Palsu Hingga Tobat Karena Pelanggan Tewas, Ini 5 Kisah PSK di Sulut yang Heboh

Transaksi Esek-esek, Berakhir penipuan dengan uang palsu. Hal itulah yang dialami sebut saja Ratna (23) PSK yang sering mangkal

Editor: Muhammad Ridho
tribunnews batam/M Ikhsan
Suasana di Kawasan Lokalisasi Pelantar, Jemengan, Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). 

"Sempat curiga, mana bisa tiga bulan dapat uang Rp 18 juta. Saya sempat bingung mau jelaskan bagaimana. Tapi dengan berbohong, kakak sudah tidak peduli lagi. Mungkin karena perasaannya juga sudah lega tidak dituntut bayar utang lagi," katanya.

Setelah semua utang dilunasi, dan sudah merasa malu jika melanjutkan pekerjaan ini, ia pun memilih untuk berhenti. FL mengungkapkan, tidak ingin terus menerus menafkahi buah hatinya dengan uang haram. Ia pun memilih untuk kembali bekerja sebagai karyawan toko.

"Biarlah itu menjadi masa lalu paling buruk dalam hidup saya. Meski perih, namun saya tetap harus menjalani kehidupan seperti itu demi anak saya. Dan semoga ini bisa menjadi pelajaran hidup bagi sebagian orang yang hidupnya bisa lebih beruntung," tandasnya.

3. Tobat Usai Tamu Tewas

gancet
gancet (youtube)

Praktik prostitusi menghiasi dua kota besar di Sulawesi Utara, Manado dan Bitung.

Mulai dari yang membuka praktik secara terselubung melalui panggilan di hotel-hotel, menunggu tamu di dalam lorong, hingga terang- terangan menawarkan diri di tepi jalan raya.

Di Kota Manado misalnya, ketika malam tiba, di ujung Jalan Pierre Tendean Boulevard, berjajar para wanita yang siap di-booking para pria hidung belang.

Sementara di Kota Bitung, praktik prostitusi bisa ditemukan di Lorong Popaya atau populer disebut Lorpo. Lorong ini selalu ramai oleh pria pencari kenikmatan sesaat.

Di Lorpo ini pulalah, seorang pelanggan PSK, sebut saja Opa Har, tewas di kamar sebelum memadu kasih pada Minggu (9/2/2015) lalu. Tak pelak, pengalaman ini membuat takut si PSK yang sebut saja namanya Nani.

"Saya syok saat masuk ke kamar, Opa sudah jatuh ke lantai. Tak tahu kenapa," kata Nani saat diperiksa penyidik Polsek Urban Maesa, Bitung.

Nani mendapat imbalan Rp 120 ribu untuk sekali kencan. Namun sejak Opa Har meninggal di kamarnya, Nani memutuskan untuk berhenti menjalani pekerjaan haram itu.

Nani akan banting setir menjadi pedagang sayur. "Saya trauma, mau jualan sayur saja," katanya.

4. Jual Diri Usai Ditinggal Suami

Warung kecil di satu perumahan di pinggiran Kota Bitung itu ramai pengunjung.

Pemiliknya seorang wanita (40-an). Ia masih tergolong cantik. Kulitnya halus dan bertubuh kencang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved