Pekanbaru
'Saya Minta Orangtua Jangan Kasih Anaknya Motor saat Pengumuman Kelulusan SMP Nanti'
Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru meminta peranan orang tua dalam mengawasi anak-anaknya saat pengumuman kelulusan SMP.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Budi Rahmat
Laporan wartawan Tribun Pekanbaru, Syaiful Misgiono
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru meminta peranan orang tua dalam mengawasi anak-anaknya saat pengumuman kelulusan SMP.
Sebab saat pengumuman kelulusan selalu disertai dengan aksi coret-coret baju dan konvoi di jalan raya.
Meski sudah diingatkan dan dilarang, namun nyatanya aksi ini tetap saja dilakukan siswa saat pengumuman kelulusan. Seperti yang baru saja terjadi pekan lalu saat pengumuman kelulusan SMA sederajat.
"Saya minta orang tua jangan kasih anaknya motor saat pengumuman kelulusan SMP nanti. Jangan dikasih izin kalau mau pakai motor ke sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Abdul Jamal, Minggu (6/5/2018).
Baca: Bakar Beberapa Bangunan di Tembilahan Riau, Alasan Pria Ini Tidak Masuk Akal, Polisi Lakukan Ini
"Ini perlu saya tegaskan karena himbauan dan larangan baik dari dinas maupun dari sekolah sudah sering disampaikan tapi tetap dilanggar oleh siswa," imbuhnya.
Sebab, kata Jamal, pada umumnya mereka yang melakukan aksi coret-coret dan konvoi bukan di sekolah. Namun di luar sekolah setalah siswa melihat pengumuman kelulusan.
"Jadi sudah kita mengawasinya, karena mereka ini melakukan aksinya di luar sekolah," katanya.
Tidak hanya kepada orang tua, Jamal juga meminta tindakan tegas dari pihak kepolisian. Jamal berharap saat pengumuman kelulusan SMP yang dijadwalkan akan dilakukan tanggal 18 Mei mendatang, pihak kepolisian bisa melakukan partoli.
Baca: Bakar Beberapa Bangunan di Tembilahan Riau, Alasan Pria Ini Tidak Masuk Akal, Polisi Lakukan Ini
"Saya berharap kepada pihak kepolisian bisa melakukan saksi tegas. Kalau ada anak-anak kita yang melakukan konvoi di tilang saja. Panggil orang tua, supaya ada efek jera. Karena kita capek juga mengingatkan siswa ini, tapi tetap saja diluar sana mereka melakukan konvoi dan coret-coret baju," bebernya.
Antisipasi Coret-coret
Mengantisipasi aksi coret-coret baju saat pengumuman kelulusan siswa SMP 18 Mei mendatang, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru akan menginstruksikan kepada kepala sekolah agar saat pengumuman kelulusan siswa diharuskan mengenakan seragam baju melayu. Bukan seragam putih, biru.
"Karena biasanya kan yang dicoret-coret itu baju segaram nasional (putih, biru). Makanya nanti kita minta sekolah agar menyampaikan ke siswanya untuk menggunakan segaram baju melayu saja saat pengumuman kelulusan. Ini antisipasi kita untuk meminimalisir terjadinya aksi coret-coret,"kata Kepala Disdik Kota Pekanbaru, Abdul Jamal, Minggu (6/5/2018).
Baca: Dianggap Hina Kodrat Wanita dan Pura-pura Hamil, Lucinta Luna Diancam Dilaporkan
Saat disinggung terkait teknis pengumunan kelulusan, pihak Disdik Kota Pekanbaru menyerahkan sepenuhnya ke sekolah. Biasanya ada yang diumunkan melalui website sekolah, sms atau di mading sekolah.
"Tapi kita sarankan nanti pas pengumuman itu orangtuanya juga diundang, jadi biar yang melihat pengumuman kelulusan itu orang tua siswa,'katanya.
Seperti diketahui, tahun ini sebanyak 17.447 siswa tingkat SMP sederajat mengikuti Ujian Nasional (UN). Baik Ujian Nasional Berbasis Komputer atau UNBK maupun Ujian Nasional Kertas dan Pensil (UNKP). Dari jumlah tersebut, siswa yang mengikuti UNBK sebanyak 11.728 siswa tingkat SMP/MTS. Sedangkan Siswa SMP/MTS yang mengikut UNKP tahun pelajaran 2017-2018 sebanyak 5719.
Baca: Saldo Rp 27 Juta di ATM Mendadak Kosong, Wayan Syok Ternyata Ini yang Terjadi, Waspada Ya!
Dari data tersebut tercatat untuk SMP negeri yang mengikuti UNBK sebanyak 6.700 orang dari 26 sekolah.SMP swasta sebanyak 2.702 pelajar dari 34 sekolah. Pelajar MTs negeri yang mengikuti UNBK sebanyak 679 orang dari tiga sekolah, MTs swasta ada 19 sekolah dengan jumlah sebanyak 1.647 orang. Total sekolah yang mengikuti UNBK sebanyak 82 sekolah.
Sedangkan peserta yang mengikuti UN kertas berasal dari 73 sekolah dengan jumlah peserta 5.719 orang. SMP negeri sebanyak 3.216 orang dari 15 sekolah. SMP swasta sebanyak 2.030 orang dari 50 sekolah dan MTs swasta sebanyak 473 orang dari 8 sekolah. Sedangkan MTs negeri tidak ada yang mengikuti UN kertas. (*)