Kampar
Benarkah Ada Mitos Pecahnya Meriam Lelo Saat Digunakan, Begini Jawaban Disbudpar Kampar
Mistis dimaksud, mitos pecahnya Lelo adalah sebuah pertanda atau peringatan.
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Afrizal
Ia tidak menampik minimnya pemeliharaan.
"Itulah yang menjadi upaya kita ke depan. Kalau yang nggak layak lagi, disimpan di museum," ujar Heri.
Masyarakat yang tetap ingin menggunakan Lelo dalam upacara adat, ia menyarankan agar dibuat Lelo baru atau duplikat.
Baca: Detik-detik Kondisi Gunung Merapi Sebelum Meletus, Suhu Udara Sempat Capai 17.7 °C
Baca: Gunung Merapi Erupsi, Ada 120 Pendaki dan Sudah Mendekati Pasar Bubrah, Kondisi Mereka. . .
Baca: Gunung Merapi Erupsi Lagi, Warga Radius 5 Km dari Kawah Diharapkan Mengungsi
Dua orang meninggal dan melukai tiga lainnya terkena pecahan Lelo setelah dibunyikan.
Lelo dibunyikan sebagai tanda perayaan setahun Raja Gunung Sahilan Tengku Muhammad Nizar akan dimulai, Rabu pagi.
Acara itu rencananya dirangkaikan dengan Tabligh Akbar dalam rangka menyambut Bulan Puasa.
Lelo yang terbuat dari Tembaga tersebut diperkirakan berusia ratusan tahun. Kini, Kepolisian Resor Kampar sedang menyelidiki fakta di balik insiden tersebut.
Sejumlah saksi, termasuk panitia acara, diklaim telah dimintai keterangan. (*)