Kapal Tenggelam di Danau Toba
Ratna dan Luhut Adu Mulut, Ternyata Keluarga Korban KM Sinar Bangun Setuju Pencarian Dihentikan
Tak pelak dialog pemerintah dengan keluarga korban KM Sinar Bangun yang awalnya berjalan tenang berubah gaduh.
Saat marah-marah, Kapolres Simalungun AKBP Marudut Liberty Panjaitan coba menenangkan Ratna.
Namun, Ratna tampak tidak peduli.
Di hadapan awak media, AKBP Marudut mengucapkan Ratna Sarumpaet "bersumbu pendek" (mudah marah).
"Ibu ini sumbu pendek juga,"ujar Marudut seraya tertawa kecil.
Lontaran sumbu pendek ini pun mendapat reaksi dari Ratna Sarumpaet.
Ratna mengaku bersumbu pendek karena memang dari kampung halamannya, Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara.
"Pendek banget memang kalau dari kampung halaman saya gitu. Aku dari Tarutung. Danau Toba itu milik seluruh Tapanuli,"ujarnya.
Perdebatan itu akhirnya selesai setelah Ratna tidak ingin berpanjang lebar.
"Ya, Allah kok kita yang berantam,"ujar Ratna.
"Makanya kita jangan di depan media begini dong,"balas Kapolres Simalungun.
Benarkan semua keluarga korban KM Sinar Bangun tetap bertahan agar pencarian diteruskan sampai semua mayat diangkat?
Namun Bupati Simalungun, JR Saragih mengungkap fakta lain.
JR memastikan sudah ada 100 keluarga korban yang setuju untuk pemberhentian. Ia menjelaskan masyarakat juga meminta agar monumen tersebut dibangun sebagai tanda perhentian pencarian.
"Saya sudah jelaskan kepada keluarga korban, alat untuk mengangkat korban ada, tapi butuh waktu satu bulan. Jadi, ada 100 lebih masyarakat yang memutuskan dihentikan tapi diminta dibangun tugu (monumen),"ujar JR Saragih di hadapan Menteri Maritim Luhut Binsar Panjaitan di Posko Basarnas Bencana KM Sinar Bangun di Dermaga Tigaras, Kabupaten Simalungun, Senin (2/7/2018).
JR Saragih juga memastikan seluruh pembangunan monumen akan difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun.