Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

VIDEO: LAM Beri Penghargaan Lima Tokoh dan Dua Lembaga

"Tahun ini ada lima tokoh yang dianggap bisa menerima penghargaan tersebut dan dua lembaga. Penghargaan

Penulis: Nasuha Nasution | Editor: David Tobing

TRIBUNPEKANBARU.com, PEKANBARU - Pada peringatan hari jadi Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau ke 49 diperingati Kamis (5/7) di Gedung LAM di Jalan Diponegoro. Pada acara ini juga akan diisi ceramah agama dari Ustadz Abdul Somad.

Adapun tema ceramah Ustadz Abdul Somad ini mengangkat tema Islam dan peradaban Melayu, selain itu juga akan ada pidato dari tokoh Riau Syarwan Hamid.

"Ada peringatan hari Jadi LAM, ada halalbihalal dan ada acara Musyawarah Kerja, akan ada ceramah dari Datuk Seri Ulama Setia Negara Ustadz Abdul Somad dan pidato dari pak Syarwan Hamid, "ujar Ketua Majelis Kerapatan Adat Melayu Riau Al Azhar kepada Tribun Rabu (4/7).

Baca: Pleno KPU Dumai Syamsuar-Edy Nasution Dominasi Perolehan Suara Pilgubri di 7 Kecamatan

Baca: Kanker Payudara Hingga Merusak Ginjal, Inilah Bahaya Beli Lauk atau Sayur Matang Dibungkus

Menurut Al Azhar seharusnya peringatan hari jadi LAM ini diperingati setiap 6 Juni namun karena kondisi saat itu masuk masa jelang lebaran dan jelang Pilkada maka diundur jadi bulan Juni.

"Kita sepakat digelar pada bulan Juli ini,"jelas Al Azhar.

Ada yang berbeda dalam peringatan hari Jadi LAM tahun ini, dan akan menjadi rutin setiap tahunnya LAM memberikan penghargaan pada tokoh masyarakat yang memiliki kontribusi dalam pengembangan budaya Melayu.

"Tahun ini ada lima tokoh yang dianggap bisa menerima penghargaan tersebut dan dua lembaga. Penghargaan ini akan diserahkan pada saat Hari Jadi LAM, "jelasnya.

Baca: Gaya Pacaran Adiknya Tak Wajar, Seorang Kakak di Pelalawan Kaget Saat Lihat Kamar

Menurut Al Azhar yang ditetapkan ini bukanlah paling baik namun akan diberi juga kepada tokoh lainnya setiap tahun, yang dianggap berkontribusi bagi pengembangan melayu.

Penghargaan diberikan kepada Almarhum Datuk Bustamir halifah Kuntu, dimana mewariskan sebuah keputusan dari MK 35 tahun 2012 ada perubahan MK mengubah pasal dalam kehutanan, hutan adat bukan hutan negara namun mutlak sepenuhnya kepemilikan masyarakat adat.

"Bustamir penggugat dan memberikan kesaksian pada sidang MK. Dampaknya memang di Riau Belum dirasakan namun dampaknya nasional telah mendorong masyarakat hukum adat sadar akan hak haknya dan berjuang mengembalikan haknya,"ujar Al Azhar.

Kemudian Brigjen TNI Purnawirawan Saleh Djasit dimasa dia Perda nomor 36 tahun 2001 diperdakan Perda visi Riau 2020.

"Beliau ini memiliki pengaruh terhadap keseriusan pengembangan budaya melayu di Asia Tenggara, "ujarnya.

Selanjutnya Muhammad Azaly Djohan mantan ketua LAM Riau perannya dimasa dia LAM eksis dan keberadaan LAM terbilang dengan keluarnya Perda nomor 1 tahun 2012 Perda mengenai LAM.

" Kemudian Almarhum Farouq Alwi mantan Walikota Pekanbaru budi baiknya pada masa dia meski tidak ada dalam APBD gerbang selembayung utama di jalan-jalan di Pekanbaru banyak tunjuk ajar dituliskan, sekarang masih ada tersisa secara masif Digerakkan Walikota,"jelas Al Azhar.

Kemudian tokoh wanita Puan Mursyidah pengrajin tenun melayu di Tampan dikenal dengan tenun Wan Fitri. Al Azhar menyebutkan jangan bayangkan hari ini, namun pada tahun 80 an sanggar itu sudah berdiri meskipun konsumen tidak ada.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved