Petugas Lihat Jempol dan Paha Agus, Korban Longsor Sampah di TPA Supit Urang Tertimbun 4 Meter
Tubuh Agus Sujarno (45) ditemukan oleh pasukan kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pada Jumat (13/7/2018) pukul 13.35 WIB.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pencarian terhadap korban yang tertimbun longsoran sampah di TPA Supit Urang, Malang membuahkan hasil.
Tubuh Agus Sujarno (45) ditemukan oleh pasukan kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pada Jumat (13/7/2018) pukul 13.35 WIB.
Namun korban tidak lagi bernyawa.
Tubuhnya tertimbun tumpukan sampah dan tanah di kedalaman empat meter, sekitar dua meter dari lokasi awal korban terlihat.
Baca: Enakan Dulu Atau Sekarang? Jawaban Ponari Si Dukun Cilik Kini Tak Disangka
Baca: Pasangan Ini Selalu Menyekap Putra Kembarnya dalam Kerangkeng Kayu Sempit, Terkuak Alasannya. .
Dilaporkan Surya, warga Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang itu hilang tertimbun longsoran tebing sampah di TPA Supit Urang.
Agus ditemukan dua hari setelah tim SAR beserta seluruh regu penyelamat berupaya melakukan pencarian sejak Rabu (11/7/2018).
Petugas melihat jempol tangan dan paha korban.
TIM SAR lalu melakukan evakuasi dan membawa jenazah Agus ke Kamar Mayat RS Saiful Anwar.
"Benar korban telah ditemukan. Pukul 13.55 WIB. Lokasi penemuan sekitar dua meter dari lokasi awal terlihat, dan di kedalaman sekitar 4 meter," ujar Komandan Tim SAR Gabungan, Satrio Nurridanto kepada SURYA.co.id.
Diberitakan sebelumnya, korban longsor TPA tersebut ada dua orang pemulung pada Rabu (11/7/2018).
Baca: Heboh China Buka Kantor Polisi di Wilayah Indonesia, Kapolri Marah dan Copot Kapolres Ketapang
Selain Agus, pemulung lain adalah Miskan (45), warga Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Namun, Miskan berhasil menyelamatkan diri.
Sedangkan nasib nahas menimpa Agus. Ia tertimbun longsoran sampah tersebut.
Miskan langsung mencari bantuan untuk menyelamatkan Agus.
Peristiwa longsornya sampah ini diakui Miskan memang kerap kali terjadi di kawasan itu, hanya saja tidak menimbulkan korban.
Dia mengaku sudah dua kali terkena longsor.
Kejadian Mendadak
Penuturan Miskan mengenai peristiwa tersebut, dirinya bersama Agus tengah mencari sampah di salah satu gundukan sampah.
Miskan mengatakan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 WIB.
"Saya sedang memulung di sekitar longsor itu. Tidak tahu ketinggiannya berapa. Tiba-tiba longsor. Posisi Agus agak di bawah saya," katanya, Rabu (11/7/2018).
Saat terjadi longsor, Miskan langsung mencari pegangan agar tidak tertimbun longsoran sampah.
Sementara Agus berlari menghindari longsoran.
"Kami cuma berdua saat itu. Agus tidak sempat cari pegangan. Dia lari tapi tidak sempat menghindar. Saya sendiri panik tapi masih bisa menyelamatkan diri," bebernya.
Baca: Jalani Sidang Lanjutan, Ternyata Roro Fitria Pesan Sabu dengan Nama Ibunya
Setelah berlari, Agus kemudian tertimbun longsoran hingga ke dekat sungai di bawah gundukan sampah.
Mengetahui kejadian itu, Miskan pun langsung mencari bantuan.
"Saya langsung minta pertolongan teman-teman dan langsung dicari,” terangnya.
Peristiwa longsornya sampah ini diakui Miskan memang kerap kali terjadi di kawasan tersebut, hanya saja tidak menimbulkan korban.
Dia sendiri mengaku sudah dua kali terkena longsor.
Tangisan Putri Agus
Upaya pencarian Agus cukup memakan waktu karena tumpukan sampah yang besar.
Pencarian sempat dihentikan karena tumpukan sampah mulai banyak yang longsor sehingga mengancam keselamatan tim.
Baca: Istri Rela Dikubur Hidup-hidup Bersama Jasad Suami, Kerangka Mereka Berpelukan 3000 Tahun
Dua anak Agus, tak bisa lagi membendung tangisnya ketika mereka melihat tim SAR kembali dari tempat pencarian tanpa membawa ayah mereka, Kamis (12/7/2018) sekitar pukul 15.00 WIB.
Para relawan mencoba menenangkan dua anak Agus agar tidak berlarut dalam kesedihan. Dua anak Agus itu juga tidak ingin pergi dari tempatnya menunggu saat diajak masuk ke dalam mobil.
“Nanti kita cari lagi, ya. Pasti ketemu. Pencarian akan diteruskan,” ujar seorang relawan kepada seorang anak yang menangis tersedu.
Relawan yang lain juga ikut menguatkan dengan mengatakan hal senada.
Meskipun begitu, tidak mudah bagi relawan untuk meyakinkan kedua anak itu beranjak dari tempatnya menunggu di sebuah tempat duduk di taman TPS Supit Urang.
Tidak hanya relawan, sejumlah ibu-ibu yang bekerja sebagai pemulung juga turut serta menguatkan kedua anak Agus yang menangis.
Seorang ibu memeluk salah satu anak Agus sembari membisikkan kalau ayahnya pasti ditemukan.
Baru sekitar 10 menit kemudian, kedua anak Agus bisa diajak beranjak dari tempatnya menunggu.
Keduanya segera memasuki mobil dan meninggalkan TPS Supit Urang.
Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri menjelaskan, pencarian dilakukan secara manual karena tanah tumpukan sampah labil.
Hal itu tidak memungkinkan alat berat masuk untuk membongkar sampah.
Terjalnya lokasi dikatakan Asfuri menyulitkan petugas dalam pencarian.
Baca: Alamak, Istri Mendengkur Kayak Sepeda Motor, Suami Minta Tolong ke Layanan Darurat
Kata Asfuri, di lereng ada tumpukan sampah yang memiliki ketinggian lima sampai tujuh meter.
"Ini harus menimbun tanah di lokasi agar tanah tidak labil. Sampah yang tinggi rencananya ditarik ke dalam sehingga tim yang mencari korban tidak terkena longsoran juga. Pencarian secara manual. Kami akan lakukan pencarian terus," katanya, Kamis (12/7/2018).
Meskipun dilakukan secara manual, namun potensi longsoran sampah terus terjadi.
Longsoran sampah sempat terjadi sehingga membuat Tim SAR balik kanan saat berupaya mencari keberadaan Agus.
Agus Tiga Kali Jadi Korban Longsoran
Ternyata bukan sekali ini saja Agus menjadi korban longsoran sampah, bahkan telah tiga kali.
Namun yang terakhir berakhir tragis.
Baca: Pasangan Ini Selalu Menyekap Putra Kembarnya dalam Kerangkeng Kayu Sempit, Terkuak Alasannya. .
Hal itu diungkap oleh Rupiatih, seorang pemulung setempat yang mengaku mengenal Agus.
Sejauh yang ia tahu, Agus sudah tiga kali ini menjadi korban longsoran sampah.
“Perisitiwa ini ketiga kalinya untuk Agus,” paparnya.
Agus dan suami Rupiatih sering bekerja bersama mencari tumpukan sampah plastik untuk didaur ulang.
Setiap kali mencari sampah plastik, lokasinya selalu berubah karena pembuangan sampah juga berubah-ubah tempatnya. (*)
Sumber Surya.co.id:
Korban Longsoran Sampah di TPA Supit Urang Malang Ditemukan, Tertimbun di Kedalaman 4 Meter
Tangis Anak Pemulung yang Tertimbun Sampah di Malang, Sang Ayah Pernah Alami Hal Itu Tiga Kali