Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Video Guru Pukul Siswa Membuat Heboh. Ternyata Ini Penyebabnya

Video guru pukul siswa membuat heboh. Ternyata ini penyebabnya. Dalam tayangan video berdurasi 29 detik itu terlihat

Editor: harismanto
Screenshot video guru pukul siswa 

TRIBUNPEKANBARU.COM, BANYUMAS - Video guru pukul siswa membuat heboh. Ternyata ini penyebabnya.

Dalam tayangan video berdurasi 29 detik itu terlihat seorang guru memukul dua orang siswa di sebuah SMK.

Video guru memukul siswanya ini mengejutkan warganet.

Baca: Video Guru Pukul Siswa Bikin Heboh. Siswa SMK Ini Ngaku Kepalanya Pusing Usai Dipukul

Baca: Awalnya Ngaku Menstruasi Siswi SMA Ini Melahirkan di Toilet Sekolah. Ini Kronologisnya

Baca: VIDEO: Tabligh Akbar UAS Akan Digelar di Masjid Raudhatus Shalihin, Ini Jadwalnya

Peristiwa dugaan kekerasan di dunia pendidikan ini terjadi di SMK Tujuh Lima 2 Purwokerto.

Dalam tayangan video berdurasi 29 detik itu, seorang pria berseragam guru terlihat mendekati beberapa siswanya yang tengah duduk di bangku kelas.

Tiba-tiba sang guru memukul satu di antara siswanya. Ia lanjut memukul siswa lain yang duduk sebangku dengan siswa tersebut.

Bukannya takut, sang siswa justru menunjukkan ekspresi tidak terima dengan perlakuan gurunya itu. Ia menunjukkannya dengan menggedor meja.

Sang guru yang terlihat geram kemudian memerintahkan siswanya itu untuk keluar ruangan.

Dari rekaman itu terdengar, sang guru memarahi siswanya dengan dialek Banyumasan. "Kenapa ora gelem solat. Solat ora angel mbok?"

Atau dalam bahasa Indonesia berarti, "kenapa tidak mau salat. Salat tidak susah kan?" ujar guru tersebut.

Usai menyuruh satu siswanya keluar, aksi sang guru berlanjut. Ia kembali memukul siswa lainnya yang duduk di bangku belakang.

Anehnya, meski adegan kekerasan itu terkesan menegangkan, ada siswa lain yang meresponnya dengan tawa kecil alias cekikikan.

Kepala Seksi SMA dan SLB Balai Pengendali Pendidikan Menengah dan Khusus (BP2MK) yang juga Pelaksana Harian Kasi SMK BP2MK wilayah Banyumas, Yuniarso K Adi membenarkan peristiwa dalam video itu terjadi di SMK Tujuh Lima 2 Purwokerto, Senin (20/8/2018) lalu.

"Itu kan harusnya salat berjamaah Zuhur. Tapi anak akan itu gak salat berjemaah. Lha gurunya mengingatkannya berlebihan," katanya.

Tetapi ia memastikan permasalahan itu telah berhasil diselesaikan melalui jalan mediasi atau kekeluargaan, Selasa (21/8/2018).

Baca: Lakukan Sekarang atau Hilang Selamanya, Ini Cara Backup Data WhatsApp Android

Baca: Jadwal Timnas U-23 Indonesia vs Uni Emirat Arab 16 Besar Sepakbola Asian Games 2018, Live SCTV

Baca: Marion Jola Idol akan Hadir di Padang, Meriahkan HUT ke-64 SMA Don Bosco

Proses mediasi difasilitasi oleh pengawas SMK BP2MK, Koramil, dan Polsek setempat. Pihaknya juga sempat memanggil kepala SMK dan guru yang bersangkutan untuk dimintai keterangan. Sang oknum guru telah meminta maaf atas tindakannya yang berlebihan.

"Kami turun dan kepala sekolah diundang. Kedua belah pihak juga sudah dimediasi oleh Koramil dan Polsek," ucapnya.

Yuniarso mengungkapkan, dari keterangan kedua belah pihak, peristiwa itu berawal ketika IT, seorang guru PKN menyidak kelas di SMK Tujuh Lima 2 Purwokerto dan mendapati sejumlah siswa tidak salat berjemaah.

Melihat para siswa yang terkesan menyepelekan perintah mulia itu, IT pun terpancing amarah hingga seketika memukuli siswanya.

"Anak-anak ini tidak salat jemaah. Gurunya ini reaksinya berlebihan. Tapi karena niatnya baik, untuk peneguran, orangtua akhirnya mau menerima. Gurunya juga sudah meminta maaf," katanya.

Yuniarso mengatakan, pelaporan kasus ke aparat penegak hukum adalah hak tiap warga negara yang merasa dirugikan.

Tetapi ia menyarankan agar persoalan semacam ini diselesaikan secara kekeluargaan. Pasalnya, guru dalam melakukan tindakannya itu sebetulnya berniat untuk mengingatkan siswanya agar taat aturan.

Kasus kekerasan guru terhadap siswanya bukan kali ini saja terjadi. Belum genap sebulan, awal Agustus 2018 lalu, peristiwa serupa terjadi di SMP N 2 Cilongok Banyumas.

WRD, guru honorer di sekolah itu memukul sejumlah siswanya menggunakan sapu ijuk hingga memar.

Amukan sang guru ini berawal ketika para siswa dan guru melangsungkan salat Jumat. Saat salat berlangsung, ada siswa yang dianggap menimbulkan kegaduhan hingga mengganggu kekhusyukan jemaah lain.

Masalah ini pun berhasil diselesaikan secara kekeluargaan. Oknum guru yang bersangkutan akhirnya dinonaktifkan dari jabatannya di sekolah itu atas permintaan para orangtua.

Sebelumnya, April 2018 lalu, peristiwa penganiayaan guru terhadap siswa juga terjadi di SMK Kesatrian Purwokerto.

LS, guru di sekolah itu menampar beberapa siswanya yang dianggap melanggar peraturan. Kasus ini menyeret LS berurusan dengan hukum hingga ia sempat ditetapkan sebagai tersangka. (Tribunjateng.com)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved