Ustaz Abdul Somad: Ibadah Seseorang Tak akan Diterima Jika Akidahnya Kurang

Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Zul Indra

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Dahulukan dulu akidah dibandingkan akhlak dan ibadah.

Ibadah dan akhlak seseorang tidak akan diterima oleh Allah SWT jika akidahnya kurang.

Maka dari itu pendidikan berbasis akidah sangat penting untuk anak-anak kita, agar mereka bisa membawa kita ke surga.

Baca: Dihadang Massa Penolak Deklarasi Ganti Presiden, Ahmad Dhani Tak Bisa Keluar Hotel di Surabaya

Itulah tausiyah Ustadz Abdul Somad dalam acara tabligh akbar yang diselenggarakan oleh Sekolah Khoiru Ummah di Masjid Raudhatus Shalihin, Ahad (26/8/2018).

Menurutnya, pendidikan berbasis akidah Islam saat ini perlu diberikan kepada anak-anak dalam menghadapi  perkembangan era teknologi sekarang.

"Saya merasa salut dan senang melihat anak-anak yang menhindari semua perkembangan yang mendatangkan mudharat dan hafal Alquran. Mereka menghindari pacaran dan kegiatan negatif lainnya," ucapnya.

Baca: Tabligh Akbar Bersama UAS, Ustaz Usman: Pendidikan Berbasis Akidah Islam Sangat Penting

Tak hanya Ustadz Abdul Somad,  acara itu juga diisi oleh Ustadz Felix Siaw dan Ustadz Usman Asy Syafi’i.

Tabligh Akbar juga dihadiri oleh beberapa artis seperti Dude Herlino, Teuku Wisnu, Ricky Harun dan lainnya.

Pelaksanaan tabligh akbar di Masjid Paripurna Raudhatus Shalihin Jalan Bukit Barisan Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru , Minggu (26/8/2018) dipadati Ribuan jamaah.

Tabligh akbar yang mengangkat tema Pendidikan Berbasis Aqidah Islam ini juga ikut dihadiri sejumlah artis seperti Dude Herlino dan Tengku Wisnu.

Dalam kesempatan tabligh akbar ini Ustadz Felix Siaw mendapatkan kesempatan pertama menyampaikan tausiyah.

Dalam paparnya, Ustaz Felix Siaw menyampaikan ada tiga poin penting yang harus diperhatikan dalam pendidikan berbasis aqidah Islam.

"Ulama, Sejarah dan Al-quran ini yang akan saya sampaikan," katanya.

Dekat dengan ulama menurutnya salah satu langkah bagaimana bisa mendapatkan hidayah.

Kemudian mengajarkan sejarah kepada anak-anak dengan tepat, mengisahkan tentang ajaran-ajaran yang dilakukan oleh Rasullulah dan para sahabat.

Contoh yang tidak baik yang selama ini tertaman kepada anak-anak adalah kisah-kisah yang tidak baik dan tidak sesuai akidah seperti kisah kancil mencuri timun.

Makna kisah tersebut mengajarkan mencuri padahal menurutnya, dalam Islam mengajarkan kejujuran.

"Kemudian selanjutnya Al Quran, Tidak ada hadiah terbaik untuk mencapai tujuan. Ibarat mobil sudah bagus, minyak bagus tapi tidak ada GPS tidak akan mencapai tujuan dan nyasar," ujarnya. (*)