Perjalanan Dakwah UAS ke Talang Mamak
Ustaz Abdul Somad Tidur di Sehelai Tikar. Tempuh Ratusan Km untuk Temui Anak-anak Suku Talang Mamak
Ustaz Abdul Somad beristirahat hanya dengan satu bantal dan sehelai tikar. Hal itu cukup membuatnya tidur nyaman
Penulis: Bynton Simanungkalit | Editor: harismanto
TRIBUNPEKANBARU.COM - Selama satu hari satu malam Ustaz Abdul Somad dan rombongan berada di Desa Rantau Langsat.
Misinya untuk mengukir senyuman di wajah anak-anak Suku Talang Mamak.
Pondok Pesantren Bustan Al Hikam atau Pondok Pesantren Lemang, berdasarkan data yang diperoleh Tribunpekanbaru.com, merupakan pondok pesantren pertama yang berdiri di wilayah suku asli Talang Mamak.
Pondok Pesantren yang tidak hanya menjadi pusat pendidikan atau pusat dakwah, namun juga sekaligus menjadi pusat tranformasi budaya bagi warga tempatan.
Baca: Ustaz Abdul Somad Senang Anak-anak Talang Mamak Bisa Mengaji
Baca: VIDEO: Ustaz Abdul Somad Tidur di Tenda dan Ikut Memanah Tradisional Bersama Suku Talang Mamak
Baca: Sandiaga Uno Besok ke Riau, Ustaz Abdul Somad akan Hadiri Prosesi Adat Tepuk Tepung Tawar LAM Riau
Melalui kehadiran Pondok Pesantren Bustan Al Hikam, anak-anak Suku Talang Mamak nantinya diharapkan tidak hanya menjadi terpelajar namun juga berjiwa enterpreneur.
Ustaz Abdul Somad mengungkapkan keberadaaanya di sana juga dalam rangka menasihati diri.
Melakukan hal-hal yang tidak biasa dan diluar rutinitasnya.
Ketika diulas kembali, saat Ustaz Abdul Somad harus beristirahat di dalam tenda usai memberikan tausiyah di Pondok Pesantren Bustan Al Hikam.
Setelah lelah menempuh jarak ratusan kilometer untuk bertemu dengan anak-anak Desa Rantau Langsat, Ustaz Abdul Somad beristirahat hanya dengan satu bantal dan sehelai tikar.
Hal itu cukup membuatnya tidur nyaman di balik tenda.
Kesederhanaan itu membuat banyak orang kagum padanya.
Malam yang tenang di Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) menutup hari itu.
Dini hari sekira pukul 03.30 WIB, Ustaz Abdul Somad terbangun untuk melaksanakan shalat tahajud.
Di lokasi camping ground, tidak ada tempat khusus yang disiapkan untuk pengambilan air wudhu.
Karena itu, Ustaz Abdul Somad harus turun ke tepian sungai yang mengalir tenang.
Ustaz Abdul Somad harus menaiki rakit dan mengambil wudhu.
Kemudian Ustaz Abdul Somad dan rombongannya melaksanakan shalat tahajud di sebuah pondok tua yang dibuat dari bambu.
Pagi harinya, Ustaz Abdul Somad kembali melanjutkan aktifitasnya.
Setelah melakukan shalat subuh, Ustaz Abdul Somad menyempatkan mencoba memanah dengan alat panah tradisional khas masyarakat Talang Mamak.
Tak nampak canggung ketika jari-jarinya memegang busur dan menarik lalu melesatkan anak panah tepat ke sasaran.
Sesuai rencana, hari kedua itu akan digelar sejumlah perlombaan permainan tradisional masyarakat.
Namun karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, acara itu batal.
Seusai mencoba permainan tradisional Suku Talang Mamak, Ustaz Abdul Somad menyantap sarapan berupa nasi kuning dengan lauk telur rebus dan ikan teri yang disiapkan oleh warga setempat.
Usai sarapan, Ustaz Abdul Somad dan rombongan menyempatkan melakukan upacara pengibaran bendera.

Baca: BREAKING NEWS : Ustaz Abdul Somad Batalkan Sejumlah Dakwah di Pulau Jawa, Ini Alasannya
Baca: Sandiaga Uno Berkunjung ke Riau, Berikut Rencana Agenda Selama 2 Hari di Bumi Lancang Kuning
Baca: Kalahkan Densus 88, Polwan Pama Polda Riau Ini Sabet Juara Satu Lomba Menembak Polri
Pada upacara itu, Ustaz Abdul Somad bertindak sebagai inspektur upacara. Dalam pidatonya, ia menyampaikan bahwa kemerdekaan itu adalah hasil perjuangan.
"Masyarakat Indonesia yang berdarah-darah tidak mengatakan kami merdeka karena jantung, darah, otak kami. Mereka dengan rendah hati berkata atas rahmat Allah dan keinginan luhur Bangsa Indonesia," tegasnya.
Setelah melaksanan upacara pengibaran bendera, Ustaz Abdul Somad dan rombongan bergerak menuju Pondok Pesantren Bustan Al Hikam untuk bersiap melaksanakan shalat Jumat .
Setibanya di Pondok Pesantren Bustan Al Hikam, Ustaz Abdul Somad sempat mengecek perkembangan pembangunan pondok pesantren itu.
Pada kesempatan itu, Ustaz Abdul Somad kembali menyerahkan sejumlah bantuan dari berbagai pihak untuk pembangunan Pondok Pesantren Bustan Al Hikam.
Total bantuan yang diserahkan saat itu, diperkirakan mencapai Rp 150 juta.
Memang saat ini pembangunan Pondok Pesantren itu terhenti pada proses penyelesaian lantai dua.
Rencananya sejumlah fasilitas yang masih harus digesa pengerjaanya adalah, pembangunan asrama untuk putri yang kini sedang berjalan.
Selain itu, rencananya di bagian atas Pondok Pesantren Bustan Al Hikam akan dibangun sebuah kolam ikan.
Sehingga anak-anak di Pondok Pesantren itu bisa sekalian belajar cara beternak ikan yang baik.
Hal ini sesuai dengan cita-cita awal Ustaz Abdul Somad agar masyarakat Talang Mamak bisa maju dengan mengupayakan sejumlah peluang yang ada, sumber daya alam, dan keahlian yang dimiliki oleh masyarakat Talang Mamak itu sendiri.
Setelah itu, Ustaz Abdul Somad sempat melihat kandang kambing yang merupakan bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
Melalui bantuan ternak kambing yang disalurkan ke desa tersebut, kini Desa Rantau Langsat sudah bisa menyalurkan hewan kurban untuk tahun mendatang.
Pada kesempatan itu, Ustaz Abdul Somad mengajak masyarakat agar taat dalam membayar zakatnya.
Usai mengecek ternak kambing milik Desa Rantau Langsat, saatnya Ustaz Abdul Somad bergerak ke Pematang Rebah usai melaksanakan shalat Jumat di Desa Rantau Langsat.
Ustaz Abdul Somad menyampaikan perjalanannya selama satu hari satu malam ke Desa Rantau Langsat merupakan perjalanan untuk menasihati diri.
Menurutnya, pengalaman selama berada di Desa Rantau Langsat membuka cakrawala berpikir.
"Di situ kita banyak berpikir, membuka cakrawala berpikir. Kita sudah terlalu nyaman hidup di kota, karena itu perjalanan ini untuk menasihati diri. Makanya setiap enam bulan sekali kita datang ke sini untuk mengingat diri lagi. Bagi yang lupa, ingat nanti kalau lupa datang lagi," katanya.
Pada akhirnya Ustaz Abdul Somad mengungkapkan apa yang ia cari selama berada di Desa Rantau Langsat.
"Mereka ini saudara kita, orang Melayu dan Melayu adalah Islam dan mereka bersyahadat. Hanya saja banyak Ustaz yang tidak sampai kemari, karena naik darat lima jam, dan sampai ke air bomban tujuh jam. Itu tanggungjawab kita. Paling tidak melepaskan tanggungjwab ketika ditanya Allah," katanya.
Setelah kedatangannya, Desa Rantau Langsat dan anak-anak Talang Mamak menjadi perhatian sejumlah pihak.
Seperti yang diungkapkannya sejumlah pihak turut memberikan bantuan, seperti Badan Wakaf Al Qur'an dari Jakarta, Laziz dari PLN, Dompet Dhuafa, Lembaga Amil Zakat Dewan Dakwah.
Namun dengan ramainya bantuan yang diterima dan berdirinya Pondok Pesantren Bustan Al Hikam, UAS berkata jangan terhenti di sana saja.
"Kita jangan merasa ada zona nyaman. Kita cari peluang lain, sekarang kita cari yang lain, suku Talang Durian Cacar, Suku Akit, kita cari tempat yang lain. Di sini gedungnya sudah selesai, mereka sudah bisa bersekolah. Tempat yang lain yang belum sampai dakwah Islam, kita kunjungi juga. Ada satu waktu tertentu kita ke sana," ujarnya. (*)