Sandiaga Uno ke Riau
Ustaz Abdul Somad Didaulat Beri Nasihat di Acara Tepuk Tepung Tawar Sandiaga Uno, Begini Isinya
Ustadz Abdul Somad dipercaya memberikan nasihat pada saat acara tepuk tepung tawar Sandiaga Uno di Gedung Lembaga Adat Melayu Riau
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Afrizal
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Nasuha Nasution
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Datuk Seri Ulama Setia Negara Ustadz Abdul Somad dipercaya memberikan nasihat pada saat acara tepuk tepung tawar Sandiaga Uno di Gedung Lembaga Adat Melayu Riau Selasa (4/9/2018).
Uniknya Ustaz Abdul Somad bukan memberikan nasihat dalam bentuk paparan.
Ustadz Abdul Somad bernasihat melalui pantun melayu yang dibuatnya sendiri saat perjalanan dari Siak menuju Pekanbaru untuk menghadiri Tepuk Tepung Tawar Sandiaga Uno.
Melalui pantun yang cukup panjang itu, Ustadz Abdul Somad mengingatkan kalau Allah menitipkan kuasa, jangan sampai angkuh dan semena-mena.
Hendaknya antara yang kaya dan miskin dipandang sama, serta yang cerdik dimuliakan dan yang bodoh dibina.
Pesan agar jangan menjual aset negara juga menjadi bagian dari pantun nasihat tersebut.
Ustaz Abdul Somad juga mengingatkan kalau Allah titipkan kuasa, maka suatu masa Dia bisa saja akan mengambil kembali.
Berikut isi lengkap pantun nasihat yang disampaikan Ustaz Abdul Somad saat didaulat memberikan nasihat di acara Tepuk Tepung Tawar Sandiaga Uno, yang tribunpekanbaru.com dapatkan Selasa (4/9/2018).
Baca: Emak-emak Berdesakan Ingin Salaman dengan Sandiaga Uno, Teriakan Pak Sandi Ganteng
Baca: FOTO : Sandiaga Uno Diarak Menuju Balai Adat Melayu Riau
Baca: Duduk Berdampingan, Ustaz Abdul Somad Hadiri Acara Tepuk Tepung Tawar Sandiaga Uno di LAM Riau
Baca: Sandiaga Uno Ditanya Tips oleh Mahasiswa Pertanian di Riau, Perbanyak Silaturahmi
Berikut isinya :
Dengan Bismillah kalam bermula
Salam dan sembah untuk semua
Alhamdulillah berawal doa
Sholawat dan salam sempurna kata
Yang raja dengan mahkota
Hulubalang serta panglima
Datuk dan Datin alim ulama
Besar tak besebut gelar kecik tak besebut nama
Sudah lah elok berparas rupa
Hidup bertuah dan beragama
Kalau tuah ada di raga
Pasir digenggam jadi permata
Hati tertawa merasa suka
Baik pemudi serta pemuda
Dari gadis hinggalah janda
Sandiaga tuan bernama
Cerdik pandai alim ulama
Lebih tinggi seranting lada
Lebih dulu selangkah kuda
Batangnya tempat menghela
Daunnya tempat bersuka
Akarnya tempat bersila
Dengar cakap alim ulama
Jangan buat penyorong kereta
Mesin menyala, asap tersisa
Besi habis arang binasa