Pilpres 2019
Sebelum Erick Thohir, Inilah Deretan Calon Ketua Tim Sukses Jokowi-Ma'ruf: Najwa Hingga Mahfud MD
Erick Thohir resmi ditunjuk Ketua Tim Sukses pemenangan bakal calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin
Menurut Sofjan, posisi sebagai ketua dewan penasehat cocok untuk Kalla. Sebab Kalla dinilai berpengalaman menjadi koordinator di Pemilu.
"Beliau saya rasa sudah jadi dan sudah bersedia untuk itu (jadi ketua dewan penasehat). Sekarang kan musti dibicarakan yang satu minta ini yang satu minta itu, Pak JK bilang nanti ini akan diputuskan Pak Jokowi," ucap dia.
Baca: Ahok Dikabarkan akan Menikah dengan Bripka PND. Lala Karmela Posting Status Ini di Instagram
Baca: 4 Fakta Kisah Asmara Ahok & Bripda PND yang Dikabarkan Akan Menikah Usai Ahok Bebas
Din Syamsuddin Ikut Menolak

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mengaku pernah ditawari menjadi ketua tim kampanye nasional pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dalam Pilpres 2019.
“Memang ada yang pernah menghubungi saya pak Teten Masduki (Koordinator Staf Khusus Presiden dan bu Ruhaini (Staf Khusus Presiden Siti Ruhaini Dzuhayatin), katanya membawa pesan presiden ingin dijadikan Ketua Timses Nasional,” tutur Din di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Rabu (29/8/2018) lalu.
“Namun, saya belum percaya kalau pak Jokowi dan pak Ma'ruf Amin sendiri menyampaikan kepada saya, makanya saya tak jawab waktu itu,” sambung Din.
Namun demikian, Din mengaku tidak akan menerima tawaran tersebut lantaran tidak ingin terlibat dalam politik kekuasaan.
Baca: Siaran Langsung (Live) UEFA Nations League 2018, Italia Vs Polandia Streaming di Super Soccer TV
Baca: Video Teaser Film A Man Called Ahok Sudah Tayang, Tonton Disini
“Saya jelas tidak bersedia karena saya mantan Ketum Muhammadiyah, sekarang masih mempunyai jabatan sebagai ketua ranting. Saya harus menegakkan organisasi Muhammadiyah tidak terlibat politik kekuasaan,” ujar Din.
Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Jakata Din Syamsuddin, bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno (tengah) dan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mendatangi Universitas Muhammadiyah Jakarta, Cirendeu, Ciputat, Rabu (29/8/2018).
“Saya tak mungkin menjadi atau masuk sebagai apapun, sebagai tim sukses pasangan manapun,” lanjut Din.
Selain itu, Din merasa berada dalam posisi lintas agama dan suku, sehingga perlu menjaga keharmonisan serta keseimbangan.
“Saya mempunyai gerakan lintas agama suku karena itu saya harus menjaga juga keseimbangan antara kawan-kawan yang berada di organisasi saya,” kata Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar-Agama dan Peradaban tersebut.
Alasan lain Din menolak tawaran tersebut lantaran statusnya sebagai PNS, dosen, serta guru besar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
“Maka yang ngajak-ngajak saya ikut timses manapun harus tahu saya ini PNS tidak boleh, lebih bagus begini saja,” tutur Din.
Terkendala BPIP
