Eksklusif

Gaji Cuma Rp 200 Ribu, Guru Honorer Minta Diprioritaskan di Penerimaan CPNS 2018

Guru honorer di Riau pun menyemai harapan di penerimaan CPNS 2018 ditengah kondisi kesejahteraan guru honorer yang masih memprihatinkan.

Editor: Sesri
Tribunpekanbaru
ilustrasi honorer 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pemerintah mengumumkan penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2018, dengan kuota sekitar 100 ribu orang untuk tenaga guru seluruh Indonesia

Guru honorer di Riau pun menyemai harapan di penerimaan CPNS 2018 ditengah kondisi kesejahteraan guru honorer yang masih memprihatinkan.

Seperti dirasakan Rosmaniar, seorang guru komite. Walau sudah mengabdi selama 14 tahun, jangankan kesejahteraan, besar upah yang diterima setiap bulan saja masih jauh dari kata layak.

Rosmaniar hanya menerima gaji Rp 300 ribu per bulan. Oleh karenanya, ia harus mengajar di dua sekolah untuk menambah penghasilan, yakni SD Negeri 028 Desa Rimbo Panjang dan SD Negeri 030 Desa Pulau Permai Kecamatan Tambang.

Tuntutan lama tatap muka minimal 12 jam per minggu juga mengharuskan Rosmaniar mengajar di dua sekolah.

Baca: Bocoran Lokasi Tes Penerimaan CPNS 2018, Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum Pendaftaran Dibuka

Baca: CPNS Sscn bkn go id - Tenaga Honorer K2 Berpeluang Ikut Penerimaan CPNS 2018. Ini Dia Persyaratannya

"Kalau 12 jam seminggu, bisa dapat tambahan Rp 350.000 dari daerah (Pemkab Kampar). Ditambah Rp 600 ribu, nggak sampai Rp 1 juta sebulan," ujarnya ditemui di SDN 028 Rimbo Panjang, Rabu (5/9/2018).

Sementara suaminya kerja tidak menetap. Wanita 43 tahun ini mengaku penghasilan keluarga masih serba pas-pasan. Sedangkan tuntutan menutupi kebutuhan hidup sehari-hari dan biaya pendidikan anak-anak terus naik.

Rosmaniar hanya berani memiliki dua anak saking sulitnya keuangan. Keduanya anak laki-laki. "Anak beraninya hanya dua. (Kalau lebih) Gimana pendidikannya nanti?" ujarnya.

Air matanya mulai menetes saat bercerita tentang perjuangan menyekolahkan anaknya.

Putra sulungnya terpaksa bekerja dua tahun setelah tamat SMA pada 2016 silam, karena tidak ada uang mendaftar kuliah. Mestinya sekarang sudah duduk di bangku kuliah Semester V.

Putra Rosmaniar baru masuk kuliah di tahun ajaran baru ini setelah mengumpulkan modal dengan bekerja.

Baca: Ini Tenaga Honorer K2 yang Bisa Ikut CPNS 2018, Harus Lewati Proses Ini Dulu untuk Lulus

Baca: Berkas Pendaftaran CPNS 2018, Dimana Mendapatkan Surat Keterangan Akreditasi BAN PT?

"Sekarang baru semester I. Saya sih maunya anak bisa sarjana. Paling tidak sama dengan orang tuanya," kata Rosmaniar sambil menangis.
Ia pun baru kuliah dan meraih gelar Sarjana setelah beberapa tahun mengajar.

Wanita yang tinggal di Dusun IV Bokuok Desa Aur Sati Kecamatan Tambang ini mengawali pengabdiannya sebagai pahlawan pendidikan melalui jalur Kategori 2 (K2) pada 2004-2005 silam.

Namun hanya berstatus sebagai guru komite.

Rosmaniar dipercaya teman-teman senasib dengan dia menjadi Koordinator Forum Honorer K2 Kampar.

Ia mengungkapkan, ada Guru K2 yang nasibnya lebih parah darinya.

"Ada yang gajinya hanya Rp 200 ribu per bulan. Padahal 5 tahun lagi mau pensiun. Sudah 22 tahun mengabdi," ujarnya.

Disinggung soal rencana pemerintah merekrut 100.000 guru CPNS, Rosmaniar berharap lebih mengutamakan guru honorer.

Ia meminta pemerintah mengangkat seluruh guru honorer menjadi ASN.

Rosmaniar menilai guru honorer tidak perlu mengikuti tes CPNS lagi.

Sebab, ia dan temannya sudah mengikuti tes beberapa kali.

Hanya saja, kelanjutan dari hasil tes itu tidak berbuah sampai ke pengangkatan mereka menjadi ASN.

"Kalau nanti harus tes, tentu ada yang baru-baru. Otomatis kami dibuang. Kami mau kemana?" keluh Rosmaniar.

Mestinya, harap dia lagi, pemerintah lebih mengutamakan nasib guru honorer.

Seberangi selat

Kondisi dan harapan yang sama juga dirasakan Herianto, guru yang mengajar di SDN 3 Desa Sialang Pasung, Kecamatan Rangsang Barat, Kepulauan Meranti.

Hampir 12 tahun mengajar di SDN 3 Sialang Pasung, ia hanya mendapatkan honor sebesar Rp 500 ribu per bulan.

Untuk mendapatkan honor Rp 500 ribu tersebut, guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris dan Arab Melayu ini juga harus menyeberangi selat yang memisahkan Pulau Tebingtinggi dengan Pulau Rangsang menggunakan kapal motor ke sekolah tempatnya mengajar.

Ironisnya, ia harus menyisihkan Rp 450 ribu per bulan untuk ongkos kapal motor. Praktis, honornya hanya tersisa sebesar Rp 50 ribu saja per bulannya.

"Rumah saya kan di Desa Gogok Kecamatan Tebingtinggi Barat, kalau mau mengajar ke sekolah saya di Desa Sialang Pasung, Rangsang Barat ya harus menyeberang," ujarnya, Kamis (6/9/2018).

Herianto mengatakan, dengan sisa gaji sebesar itu, ia tak akan bisa mencukupi kebutuhan keluarga kecilnya.

Harapan akan adanya kebijakan pengangkatan guru honorer menjadi CPNS membuat pria 31 tahun tersebut bertahan mengajar.

"Mana tahu ada kebijakan dari pemerintah pusat untuk kami guru honorer ini mengangkat kami jadi CPNS. Lagipula kalau cari kerjaan lain sayang ilmunya, dasar keilmuan saya kan guru. Untung saja isteri buka warung kecil-kecilan di rumah untuk tambah-tambah makan," ujarnya.

Namun, kesempatan Herianto untuk merubah status dari guru komite menjadi CPNS kecil kemungkinannya.

Sebab, Pemkab Kepulauan Meranti hanya mengusulkan sebanyak 66 guru saja dalam formasi perekrutan CPNS 2018 ini. (*) 

Bagaimana nasib guru honorer di penerimaan CPNS tahun 2018 ini, simak selengkapnya di Tribun Pekanbaru Edisi Cetak Senin 10 September 2018. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved