Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

VIDEO: Usai Dihadang, Ketua GP Ansor dan Banser Pulang Diantar Warga ke Pelabuhan Roro Bengkalis

Warga berkumpul di dapan Mapolres Bengkalis meminta Rombongan GP Ansor meninggalkan pulau Bengkalis.

Penulis: Muhammad Natsir | Editor: David Tobing

Laporan Wartawan Tribunbengkalis.com Muhammad Natsir

TRIBUNBENGKALIS.COM, BENGKALIS - Usai Penolakan di Pelabuhan Roro Bengkalis, sekelompok warga Melayu Bengkalis yang menghadang kedatangan GP Ansor Riau sore tadi, mendatangi Mapolres Bengkalis.

Mereka mendatangi Mapolres Bengkalis karena rombongan GP Ansor Riau dan Banser masih bertahan di Mapolres Belum pulang dimeninggalkan Bengkalis, Minggu (23/9) malam.

Warga berkumpul di dapan Mapolres Bengkalis meminta Rombongan GP Ansor meninggalkan pulau Bengkalis.

Masa masih menolak keberadaan GP Ansor dan Banser sebelum meminta maaf kepada Ustad Abdul Somad terkait penolakan UAS di beberapa daerah Jawa beberapa waktu lalu.

Baca: GP Ansor Riau Sesalkan Penghadangan di Bengkalis, Ini Langkah yang Akan Diambil

Baca: VIDEO: Detik-detik Ketua GP Ansor Riau Dihadang Warga di Pelabuhan Roro Bengkalis

Uli perwakilan masa mengatakan, pihaknya meminta GP Ansor dan Banser untuk meninggalkan Bengkalis.

Sementara acara kegiatan Gebyar Sholawat dan tabligh Akbar yang diselenggarakan Jamiyah Alumni Pondok Pesantren yang dilaksanakan di halaman kantor desa Mentayan kecamatan Bantan tetap terlaksana tapi tanpa GP Ansor dan Banser.

"Dengan syarat tidak ada GP Ansor dan Banser, karena kita sudah tidak percaya pada GP Ansor dan Banser dengan kegiatan sholawat sholawat yang diadakannya," ungkap Uli.

Permintaan masa ini sudah disepakati pihak GP Ansor dan Banser yang berada di dalam Mapolres Bengkalis.

Menurut mereka GP Ansor bersedia pulang keluar Bengkalis.

"Tadi kita sudah dapat informasi GP Ansor bersedia pulang. Kita menunggu mereka pulang sampai ke pelabuhan Roro," kata Uli.

Baca: 8 Ribu KTP Elektronik yang Direkam Pemprov Riau Belum Bisa Dibagikan, Ini Penyebabnya

Menurut dia, pihaknya memastikan rombongan GP Ansor dan Banser selamat jika mau keluar dari Bengkalis.

Masa siap mengamankan sampai ke pelabuhan Roro Bengkalis.

"Kita akan antar baik baik ke pelabuhan Roro, tidak akan anarkis. Kalau tidak ada yang memancing," terangnya.

Sementara itu, sebelum memulangkan rombongan GP Ansor, Wakapolres Bengkalis Kompol Ade Zamrah sempat menemui masa yang menolak kehadiran GP Ansor dan Banser tersebut.

Wakapolres menyampaikan kepada masa, pihak dari GP Ansor dan Banser bersedia meninggalkan Bengkalis.

Baca: Usai Tolak Kehadiran GP Ansor dan Banser di Bengkalis, Warga Antar ke Pelabuhan Roro

Sekitar pukul 21.15 rombongan GP Ansor dan Banser akhirnya meninggalkan Polres Bengkalis dengan Pengawalan ketat pihak Kepolisian.

Iring iringan kendaraan GP Ansor diikuti sejumlah masa yang menolak kehadiran GP Ansor di Bengkalis.

Masa mengantarkan rombongan GP Ansor sampai ke jembatan Pelabuhan Roro Bengkalis.

Sesalkan

GP Ansor Riau sangat menyesalkan adanya aksi aksi anarkis terhadap rombongan GP Ansor Riau saat berkunjung ke Bengkalis untuk menghadiri kegiatan Gebyar Sholawat dan Tablig Akbar yang di selenggarakan Jamiyah Alumni Pondok Pesantren (Jaludoktren) dalam rangka Kirab Satu Negeri di desa Mentayan, Minggu (23/9/2018) kemarin.

Hal ini diungkap Ketua GP Ansor Riau Purwaji yang juga ikut dengan rombongan kemarin kepada tribun saat di hubungi, Senin (24/9/2018) siang.

"Kami menganalisa bahwa aksi penghadangan tersebut dipicu oleh provokator-provokator menyebarkan hoax dan fitnah beberapa hal, salah satunya tentang Islam Nusantara," terang Purwaji.

Menurut dia, ada kesalahpahaman yang besar terkait isu hoax yang bermunculan.

Diantaranya ada rekaman orang solat memakai bahasa Indonesia, kemudian dikaitkan dengan Ansor, selain itu juga rekaman sholawat tidak seperti umumnya juga dikaitkan dengan Ansor.

"Isu hoax ini dijadikan senjata untuk memprovokasi masyarakat untuk menebar kebencian kepada GP Ansor. Ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Bengkalis. Penolakan di kabupaten Siak juga menggunakan isu isu Islam Nusantara dijadikan alat untuk menyudutkan Ansor," terang Purwaji.

Menurut dia, sebenarnya video-video yang beredar tersebut tidak ada kaitannya dengan GP Ansor. Jadi pihaknya sangat menyesalkan terjadinya kesalahpahaman ini, apalagi sampai menimbulkan aksi aksi anarkis.

Terkait kejadian penghalangan di Bengkalis GP Ansor sedang mempelajari peristiwa kemarin. Untuk mengambil langkah selanjutnya setelah ini.

"Kita akan pelajari dulu kejadian kemarin menunggu masukan masukan dari lembaga bantuan hukum GP Ansor," kata dia. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved