Siak
Tiga Siswi Baca Teks Pancasila di Atas Gajah Saat Pembukaan Apel Pertikawan
Tiga siswi berpakaian pramuka membaca teks Pancasila di atas tiga ekor gajah saat pembukaan apel Pertikawan Regional Sumatera 2018
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nolpitos Hendri
Laporan wartawan Tribunsiak.com, Mayonal Putra
TRIBUNSIAK.COM, SIAK - Tiga siswi berpakaian pramuka membaca teks Pancasila di atas tiga ekor gajah saat pembukaan apel Perkemaahan Bakti Saka Kalpataru dan Saka Wanabakti (Pertikawan) Regional Sumatera 2018 di lapangan Tugu, depan istana Siak, pada Selasa (2/10/2018).
Kegiatan pembukaan berhasil menyedot perhatian peserta dan warga setempat.
Apel pembukaan tersebut menyertakan 3 ekor gajah jinak dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas.
Baca: Bayi Dilahirkan Dilempar dari Gedung Mall, Saya Tengok Bayi itu Menangis Tergeletak di Atas Tanah
Baca: Antisipasi Karhutla Tiga Kecamatan Bersama Stake Holder Perusahaan Gelar Apel Siaga
Ketiga gajah itu berjalan teratur ke tengah lapangan.
Di punggung masing-masing gajah berdiri anggota Pramuka.
Dari atas punggung gajah itu dibacakan teks Pancasila, pembukaan UUD 1945 dan Dasadarma Pramuka.
Usai pembacaan ketiga teks usai, gajah yang dipandu penunggangnya akhirnya kembali ke bagian tepi barisan.
Pembacaan 3 teks penting dalam dunia kepramukaan itu membuat peserta takjub, karena pemandangan seperti itu tidak ditemui pada kegiatan di daerah lain.
Tiga ekor gajah itu bernama Budi, gajah jantan usia 18 tahun. Dia merupakan gajah hasil binaan dari kebun durian kabupaten Kampar 2007 lalu.
Baca: PLN Area Rengat akan Lakukan Pemadaman Selama Tiga Hari
Baca: Awal Pekan, Harga Sejumlah Komoditi Pangan di Dumai Turun
Selanjutnya Vera, gajah betina berusia 35 tahun merupakan gajah hasil binaan dari Bengkalis pada 2005 dan terakhir Doni gajah jantan berusia 20 tahun, gajah binaan dari Melibur kabupaten Bengkalis.
Pada rangkaian pembukaan juga disuguhkan beragam atraksi.
Di antaranya tari-tarian atau rentak selaras, tari yang mewujudkan keistimewaan dan suasana baru yang bersumber dari kesenian di semenanjung Sumatera.
Ada empat grup yang menampilkan tari, yairu tari zapin tardisional Siak, tari Saman Aceh, tari tor tor Sumatera Utara dan tari Indang dari Sumatra Barat.
Jumlah peserta pada Pertikawan kali ini cukup banyak. Masing masing Kwarda se Sumatera hadir pada apel Pertikawan 2018 ini.
Data yang disampaikan pada apel itu, dari Sumatera Utara sebanyak 55 orang, Sumatra Barat berjumlah 36 orang, Riau 91 orang, Lampung 57 orang, Kepri 41 orang, Semsel 44 orang, Bengkulu 19 orang, Jambi 40 orang, dan tuan rumah Siak berjumlah 280 orang, dengan total keseluruhan berjumlah 663 orang.
Baca: Lion Air Kembali Akomodir Penerbangan Langsung Jamaah Umrah dari Pekanbaru
Baca: Pelamar CPNS di Pelalawan Tak Bisa Akses Portal sscn.bkn.go.id, Ini Penjelasan BKP2D
Pelaksana Harian Sekjen Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Dr H Abdul Subur mengatakan, ditunjuknya kabupaten Siak sebagai tuan rumah karena kabupaten Siak, salah satu kabupaten Hijau yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK).
Sangat tepat diadakan di Siak dengan tema Cinta Hutan Lestari Lingkungan.
"Saya harapkan melalui tema yang diangkat oleh Siak, bagi insan pramuka yang hadir mewakili daerahnya seperti dari anggota penegak Saka Kalpataru, Saka Wanabakti, hendaknya memanfaatkan wadah ini untuk mencari pertemanan meningkatkan SDM, pengalaman, keterampilan serta wawasan," kata dia.
Sementara itu Majelis Pembimbing Kwarda Riau H Wan Thamrin Hasyim sangat bangga atas kehadiran insan pramuka di Siak.
Ia memesankan agar memanfaatkan pengetahuan tentang sejarah Siak mumpung sedang berada di Siak sampai 6 Oktober mendatang.
"Saya mengharapkan bagi adik adik nikmati kota wisata ini dan bawa kenangan manis dari Siak, Anda kalau ingin melihat Istana Siak generalnya, lihat lah pada malam, bawa kesan yang baik tentang Siak ke Kampung Halaman," sebut Wan Thamrin Hasyim.
Sedangkan, Kamabicab Gerakan Pramuka 09 Siak H Syamsuar mengatakan, Siak sejak dahulu merupakan negeri yang aman, sejahtera dan makmur.
Baca: Foto Skuad Manchester United Women dan Juventus Women, Sama-Sama Punya Pelatih Wanita
Baca: Ratna Sarumpaet Dianiaya di Bandung,Polisi Ungkap Sudah Cek Polsek,Rumah Sakit dan Tak Ada Laporan
Masyarakat Siak melalui kearifan lokal budaya melayu telah terbiasa hidup damai berdampingan dengan alam dan lingkungan yang dapat dilihat melalui beragam bentuk tradisi dan budaya tempatan.
Sebagaimana tergambar dalam ungkapan tunjuk ajar melayu oleh orang tua-tua dahulu.
"Siak semenjak dahulu terkait harmonisasi kehidupan masyarakat dengan kepentingan kelestarian alam dan lingkungan. Semasa kesultanan Siak berjaya dulunya terdapat hutan hutan adat, tanah Ulayat masyarakat di larang menebang kayu apalagi merusaknya," kata dia.
Melalui pelaksanaan Pertikawan Regional Sumatera pada tahun 2018, kata dia, menjulang azam untuk memperkenalkan falsafah Kebudayaan Melayu yang ada di Kabupaten Siak.
"Saya harapkan Kegiatan Pertikawan Regional Sumatera Tahun 2018 ini, amat sejalan dengan nafas dan semangat masyarakat melayu dalam upaya menjaga dan merawat kelestarian alam dan lingkungan," kata dia.
Baca: Syarat CPNS 2018, Jangan Salah! Foto yang Diunggah untuk Daftar di SSCN BKN dan Instansi Harus Beda
Baca: Guru Renang Diduga Cabuli Murid Kelas IV SD, Terungkap Usai Korban Tulis Surat kepada Temannya
Ia menerangkan, kegiatan ini nantinya akan diisi beragam kegiatan yang diharapkan memiliki dampak positif bagi lingkungan, diantaranya penanaman pohon atau penghijauan, edukasi peserta kegiatan melalui perkemahan bebas plastik dan sampah organik, kunjungan belajar kekampung proklim dan lain sebagainya.
Menariknya, acara itu juga dihadiri oleh Sekjen KLHK Bambang Hendroyono, Ketua Kwarda Riau Hazali Johan, Ketua Kwarda se Sumatera, Kwarcab se Sumatera, Ketua Kwarcab 09 Siak Alfedri Msi, tokoh masyarakat serta ribuan insan pramuka.
Kegiatan akan berlangsung di Buper Tengku Buwang Asmara di kecamatan Mempura, hingga 6 Oktober mendatang. (*)