Pekanbaru

Zat Benzo Muncul dari Tes Urine Siswa SMP yang Minum 4 Gelas Minuman Berenergi

Zat Benzo Muncul dari Tes Urine Siswa SMP yang Minum 4 Gelas Minuman Berenergi

Penulis: Ilham Yafiz | Editor: Afrizal
Youtube
Ilustrasi siswa SMP sayat tangan usai konsumsi minuman berenergi 

Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Ilham Yafiz

TRIBUNPEKANBARU.COM,PEKANBARU- Zat Benzo Muncul dari Tes Urine Siswa SMP yang Minum 4 Gelas Minuman Berenergi

Kepala Bidang (Kabid) Penindakan BNN Provinsi Riau, AKBP Haldun menerangkan jika tes urine yang dilakukan BNN Kota Pekanbaru diambil dari siswa yang meminum empat gelas minuman tersebut.

"Sudah dicoba oleh anggota BNNK sendiri jadi kalau diminum empat sampai lima itu positif benzo (tes urine,red)," katanya.

Haldun menegaskan jika zat Benzo tidak masuk ke dalam daftar narkotika, hanya saja memang menjadi jenis obat.

Terhadap minuman sendiri sebutnya, memang dilarang untuk dikonsumsi anak-anak dan wanita hamil.

Baca: PT AHEB Bantah Mengandung Zat Benzo, Trisno Winata: Torpedo Aman Dikonsumsi

Baca: 8 Fakta Kasus 56 Siswa SMP Sayat Tangan Setelah Minum Minuman Berenergi. Tes Urine Positif Zat Benzo

Baca: 55 Siswa SMP di Pekanbaru Sayat Tangan Ngaku Ikut Challenge. Kepala Sekolah Ungkap Fakta Mengejutkan

Guna menindaklanjuti hal ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan BBPOM dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Pekanbaru terhadap pendistribusiannya.

"Kita akan koordinasi lebih dalam lagi," sebutnya.

Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Riau akan berkoordinasi dengan BPOM Riau terkait perbedaan hasil laboratorium lembaga itu dengan BNNK Riau atas kandungan zat Benzo dalam minuman kemasan.

Hasil lab berdasarkan tes urine siswa salah satu SMP Negeri di Pekanbaru yag dilakukan BNN Kota Pekanbaru yang menyatakan positif mengandung zat Benzo ternyata berbeda dengan hasil lab BPOM Riau yang menyatakan minuman negatif mengandung zat Benzo.

Sebelumnya sebanyak 55 (bukan 56, Red) siswa SMP yang menyayat tangan setelah meminum minuman berenergi mengaku hanya ikut challenge (tantangan, Red).

Hal itu diungkapkan Kepala SMPN 18 Pekanbaru, Lily Deswita kepada Tribunpekanbaru.com, Senin (1/10/2018).

"Tapi memang anak-anak bilang cuma mau ikut challenge saja. Mau coba sakit apa nggak, ternyata mereka ngakunya sakit," ungkap Lily.

Kepada Tribunpekanbaru.com, Lily mengungkapkan kronologis 55 orang siswanya yang menyayat tangan, sehingga menimbulkan bekas luka seperti goresan.

Disebutkan dia, sekitar dua minggu lalu, pihak sekolah menggelar razia rutin.

"Awalnya sasaran kita HP, tapi pas razia ada guru mendapati bagian tangan anak, ada bergaris-garis. Semuanya perempuan, cuma ada satu laki-laki," kata Lily.

Jumlah keseluruhan anak yang kedapatan ada luka gores di bagian tangannya yaitu total 55 orang.

Atas temuan itu, pihak sekolah pun merasa cemas dan khawatir.

"Langsung saya kontak BNNK Pekanbaru. Karena kita takut ada apa-apa," ungkap Lily.

Baca: Tak Sadar Injak Kepala Buaya Pemuda di Indragiri Hulu Nyaris Tewas Saat Cari Ikan

Baca: Penyelamatan Nurul di Palu Ini Mirip Kisah Omayra dari Columbia, Namun dengan Akhir yang Berbeda

Saat ditanya, puluhan siswanya itu mengaku cuma ikut-ikutan aja.

"Ada challenge gitu, lihat di IG dan WA. Kita panggil orangtuanya, mereka pun tak tahu anaknya seperti itu," sebut Lily lagi.

Lanjut Lily, setelah petugas dari BNNK Pekanbaru dan dokter datang, barulah ada disinggung soal salah satu merek minuman berenergi yang diduga mengandung zat benzo.

"Izin BPOM-nya padahal ada (dikemasan), kehalalan dari MUI juga. Cuma memang ada larangan bagi ibu menyusui, ibu hamil dan anak-anak. Ditanya ke anak-anak, memang dari mereka ada yang minum, cuma banyak juga yang nggak minum," ujar Lily.

Lily menyebut hal ini cuma kecemasan kepala sekolah dan guru saja.

"Kita takut ada apa-apa, kecanduan apa gimana," kata Lily.

Atas kejadian ini, pihak sekolah akan semakin memperketat pengawasan di sekolah.

Termasuk salah satunya dengan meningkatkan razia.

"Tapi sejauh ini Alhamdulillah semuanya anak-anak bersih (dari narkoba)," tandasnya.

Ditangani BNNK Pekanbaru

Sebelumnya, sebuah informasi beredar tentang 56 orang siswa di sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pekanbaru yang menyayat tangannya.

Ternyata usut punya usut, sebelum melakukan aksi nekat itu, mereka diduga habis mengonsumsi minuman berenergi.

Hal ini dibenarkan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Pekanbaru, Kombes Pol Sukito saat dikonfirmasi Tribunpekanbaru.com.

Dikisahkan Sukito, mulanya, Kepala SMP tersebut menyampaikan kecurigaannya terhadap murid-muridnya. Dimana, ditangan mereka ada luka bekas goresan.

"Jadi Kepala Sekolah ini curiga, apakah anak-anaknya seperti itu karena ada dugaan pengaruh narkoba atau seperti apa. Jadi minta tolong didalami kenapa anak muridnya begitu," kata Sukito saat dikonfirmasi.

Terkait laporan itu lanjut Sukito, pihaknya pun melakukan assessment dan introgasi terhadap para murid SMP itu.

Mereka mengaku, tidak pernah mengonsumsi narkoba.

Melainkan, mereka ternyata meminum minuman berenergi tersebut.

Bahkan ada yang sampai 2, 3, bahkan 4 kali dalam sehari.

"Kita tanya, bagaimana rasanya. Mereka bilang rasanya segar, kalau nggak minum ada yang kurang, jadi ketagihan," beber Sukito.

Lebih jauh disebutkan Kepala BNNK Pekanbaru ini, setelah dilakukan pengecekan dengan alat khusus terhadap urine mereka.

Ternyata murid yang mengonsumsi lebih dari 2 kemasan minuman berenergi itu, terindikasi positif zat benzo.

"Kalo nggak salah benzo itu di kedokteran untuk anastesi (bius), jadi disayat tidak terasa sakit," ulasnya.

"Mereka mengaku, melihat tayangan dari YouTube, dicoba dengan mengonsumsi itu (minuman berenergi), mungkin sakitnya kurang, rasanya seperti agak kebas," lanjut dia lagi.

Sukito menyatakan, dari hasil assessment yang dilakukan, yang terindikasi urine-nya mengandung benzo sekitar 56 orang.

Sukito menuturkan, dari kemasan produk itu, pihaknya tidak menemukan ada tertera zat benzo.

Hanya saja, ada anjuran minuman tersebut tidak diperuntukkan bagi wanita hamil dan menyusui dan anak-anak.

"Tapi kenyataannya, produk ini dijual bebas di dekat anak sekolah. Mestinya penyalurannya tidak dijual bebas atau di dekat sekolah kalau memang ada anjuran seperti itu," tuturnya.

Diungkapkan Sukito, sampel minuman energi tersebut kini sedang dalam proses uji laboratorium di BBPOM.

"Sedang uji laboratorium di BBPOM, kemarin (Kamis) kita kirim. Apa kaitan reaksi dan kandungan minuman itu, berbahaya atau tidak, sedang didalami," sebut Sukito.

Sukito menambahkan, minuman berenergi ini sendiri perkemasan harganya sangat terjangkau.

Maka tidak heran jika anak-anak sekolah pun mampu untuk membelinya.

Saat Tribunpekanbaru.com, menyampaikan hendak menemui Kepala Sekolah guna mengonfirmasi hal ini, guru tersebut menyatakan jika Kepala Sekolah sedang tidak di tempat.

"Kepala Sekolah lagi tidak di tempat pak. Nomor (HP)nya lupa saya, ada di WA. Cuman HP saya mati," akunya.

Sampah kemasan salah satu merk minuman berenergi tampak berserakan di depan sebuah kedai barang harian di Jalan Lili 1, Pekanbaru.

Dalam kurun waktu beberapa hari belakangan, minuman berenergi dengan kemasan berwarna kombinasi oranye dan putih ini memang tengah jadi sorotan. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved