Ustaz Abdul Somad
Menteri Susi Ajak Ustaz Abdul Somad Kampanyekan Makan Ikan dan Jaga Kedaulatan Laut Indonesia
"Pak Gubernur... Saya punya pesan. Jagalah wilayah bapak, sumber daya alam nya untuk terus ada dan banyak. Untuk anak cucu, cicit kita."
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Ariestia
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Nasuha Nasution
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Bertepatan dengan Hari Batik Nasional, Rabu (3/9/2018), Ustaz Abdul Somad tampak cerah saat menghadiri acara di Pesantren Al Ihsan Boarding School, Kampar, Riau.
Ustadz Abdul Somad yang namanya sering disingkat menjadi UAS dalam pemberitaan ini datang dengan pengawalan ketat ke lokasi.
Ia mengenakan batik berwarna ungu serta balutan peci hitam di kepala. Sedangkan celana yang dikenakannya berwarna hitam dan sepatu tanpa kaos kaki.
Pagi itu menjadi penceramah pada acara Parenting Akbar dan Makan Ikan bersama Menteri Susi.
Baca: Plt Gubri Wan Thamrin Hasyim Cerita Konflik Nelayan di Perbatasan, Begini Respon Menteri Susi
Ribuan masyarakat dan santri serta orangtua yang hadir dalam acara tersebut sudah sejak pagi menanti kehadiran dua tokoh yang memiliki banyak penggemar itu.
UAS berceramah terlebih dahulu sambil menunggu kedatangan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Menteri Susi tiba di acara setelah siang. Ia hadir mengenakan jilbab berwarna cream dengan balutan baju berwarna merah.
Dia terlihat langsung akrab dengan UAS yang kebetulan duduk berdampingan.
Baca: Prabowo Subianto: Saya Atas Nama Pribadi dan Pimpinan Tim Minta Maaf Kepada Publik
Adapun tema ceramah yang disampaikan UAS bagaimana menjaga generasi muda yang paham dengan agama dan mesti disekolahkan ke Pondok Pesantren. Karena untuk modal hidup itu didapat di pondok pesantren.
UAS juga menerangkan tentang ancaman kepunahan ikan juga dihadapi Riau. Apalagi banyak perusahaan masuk namun hanya membawa limbah yang mengandung mercuri tentunya membunuh ikan.
"Akhirnya ikan mati kami tidak bisa makan ikan di Riau, semoga Allah panjangkan umur ibuk dan tetap istiqomah dan dipertemukan kita di surga kelak," ujar Abdul Somad.
Sementara Menteri Susi Pujiastuti yang diberikan waktu memberi sambutan pada acara tersebut mengaku ceria bisa menghadiri acara bersama santri dan ustadz di Riau.
Baca: Polisi Masih Selidiki Temuan Mayat di Ruko Jalan Teuku Umar, di TKP Minim Petunjuk
Ia berpesan juga pada UAS untuk ikut kampanyekan masyarakat bisa lebih banyak konsumsi ikan. Dengan demikian generasi Indonesia kedepannya lebih cerdas.
"Ustadz (UAS) juga bisa kampanyekan ikan dan jaga kedaulatan Laut Indonesia, jika kedaulatannya terjaga maka rakyatnya akan makmur, "ujar Susi.
Bahkan ada juga bahasa Susi yang dikemasnya dalam sebuah pantun, jika acara makan ikan bersama yang dilakukannya bukan untuk pencitraan. Melainkan untuk kampanye agar masyarakat bisa banyak makan ikan.
Baca: 1,1 Ton Rendang Dikirim Pemerintah Sumbar ke Korban Gempa dan Tsunami di Donggala dan Palu
Titip Pesan Jaga Laut
Dalam kesempatan itu Menteri Susi juga menyampaikan capaiannya sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan empat tahun lamanya. Menurut Susi capaian ke arah positif sudah banyak diraih.
"Hampir 4 tahun saya menjadi menteri tepatnya 28 Oktober. Sudah banyak yang kita lakukan tapi masih banyak juga yang harus kita lakukan lagi," katanya.
Beberapa pekerjaan yang telah dilakukan Kementrian Kelautan dan Perikanan tersebut menurutnya, sejak 20 tahun terakhir laut Indonesia sejak tahun 90-an hingga 2000 banyak didatangi kapa-kapal luar negeri. Misalnya kapal dari negeri Tiongkok, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Fhilipina yang mengambil ikan-ikan yang ada di laut Indonesia.
Sehingga tanpa terasa pada tahun 2000-an banyak perusahaan-perusahaan berhenti karena sudah tidak ada ikan. Bahkan jumlah nelayan dari hasil survei tahun 2003-2013 hanya tinggal 46 persen.
"Kita rasakan sekali di Pulau Jawa, banyak orang jadi tukang becak, merantau ke kota, jadi pemulung sampah dan lain pekerjaan yang bukan pekerjaan aslinya sebagai nelayan. Karena apa? karena ikannya habis," ujarnya.
Baca: Menteri Susi Bawa Ikan 5 Ton, Sebagian untuk Makan Bersama Ustaz Abdul Somad dan Santri
Menurutnya, nelayan sendiri tidaklah tahu dengan kondisi sebenarnya yang terjadi kenapa ikan-ikan di lautan mulai habis.
"Saat saya jadi menteri barulah saya tahu bahwa tahun 2001 pemerintah memberikan izin kepada kapal asing untuk mengganti bendera menjadi bendra Indonesia dan menangkap ikan di wilayah kita. Namun, karena mereka niatnya mau merampok dan mencuri, izinnya satu eh kapalnya ada 10 ," katanya.
Untuk itu, maka di bawah pimpinannya ia menerapkan salah satu pasal untuk menenggelamkan kapal-kapal ilegal yang mencuri ikan-ikan di laut Indonesia.
Menteri Susi juga menyampaikan beberapa pesan untuk Pemerintah Provinsi Riau.
"Pak Gubernur apa yang bisa saya bantu datanglah ke Kementrian, berbicaralah dengan Dirjen-Dirjen. Namun, saya punya pesan. Jagalah wilayah bapak, sumber daya alam nya untuk terus ada dan banyak. Untuk anak cucu, cicit kita. Bangsa Indonesia bukan untuk 10 tahun ke depan, laut adalah masa depan bangsa. Itulah yang saya lihat kita masih punya. Pemerintah sudah memutuskan asing tidak boleh tangkap ikan lagi di wilayah kita. Baik modalnya, kapalnya maupun orangnya melalui peraturan presiden nomor 44," paparnya.
Untuk itu, masyarakat juga harus mengawasi supaya Perpres nomor 44 ini tidak hilang karena akan banyak mafia yang ingin mengubah dan merevisi kebijakan tersebut.
"Saya titip ini, karena jabatan saya 24 Oktober 2019 sudah selesai. Masyarakat harus mengawasi, jangan sampai Perpres 44 ini diganti. Kalau diganti, asing boleh tangkap ikan lagi di Indonesia. Masa tangkap ikan saja suruh orang dari luar negeri, kita tidak bisa ya kelewatan," ujarnya.
Hasil yang dicapai lagi saat ini pertumbuhan populasi ikan sudah meningkat dari sebelumnya hanya 6,5 juta ton saat ini sudah hampir 15 juta ton. Ini juga karena kebijakan penggunaan alat tangkap ikan.
"Jadi ikan itu bisa dengan mudah ditangkap dan nelayan tidak perlu jauh lagi melaut. Karena ikan bisa besar dengan tidak ada penggunaan trol itu," jelas Menteri. (*)