Kisah Andras Toma Tahanan Perang Dunia II yang 'Tak Pernah Bicara' Selama 55 Tahun
Kisah Andras Toma Tahanan Perang Dunia II yang 'Tak Pernah Bicara' Selama 55 Tahun
Dia berada di daftar prioritas Hungaria karena dia hilang dalam sebuah aksi dan akhirnya dianggap mati.
Toma ditempatkan di kamp tahanan perang bersama kebanyakan berisi tahanan Jerman.
Toma tidak bisa berbicara Jerman dan orang Jerman tidak bicara Hungaria.
Juga tidak ada penjaga Soviet atau pihak berwenang yang berbicara bahasa Hungaria.
Hal ini membuat orang-orang mengira Toma bicara omong kosong.
Tidak ada yang tahu apa yang dikatakan Toma.
Toma juga sama sekali tidak mengerti bahasa Rusia, selain dia hanya mampu mengucapkan beberapa kata untuk menyampaikan kebutuhan dasar seperti makanan, air, dan lainnya.
Pada tahun 2000, seorang ahli bahasa Slovakia, dipanggil oleh pihak berwenang Rusia untuk dapat memecahkan bahasa Toma.
Baca: Video Relawan Asing Diusir dari Palu jadi Sorotan Dunia, Mereka Tak Dibutuhkan di Indonesia
Dia kemudian mengidentifikasi bahasa itu adalah bahasa Hungaria.
Ketika Toma kembali ke Hungaria akhir tahun itu, banyak orang yang marah karena tidak seorang pun dalam lima puluh tahun yang cukup peduli untuk mengetahui cerita Toma dan tidak ada yang tahu bahasa yang dibicarakan.
Setelah berbicara dengan Toma, yang kemudian menjadi pendiam dan agak menunjukkan tanda-tanda PTSD (pasca gangguan stres traumatik), kemudian pihak berwenang Hungaria melakukan banyak penelitian dan mencari identitasnya.
Hal ini dipersulit ketika pihak rumah sakit juga telah mendaftar namanya yang salah.
Seorang saudara laki-laki dan perempuan yang masih hidup ditemukan dan mereka mengenalinya dari tes DNA yang telah dikonfirmasi.
Sekembalinya ke Hungaria, kenangan Toma kembali.
Dia pernah dilatih menjadi pandai besi dan dilantik ke dalam Angkatan Darat Hongaria tahun 1944.
Dia hanya berjuang sebentar sebelum dibawa tawanan.
Toma dipenjara pada usia 19 tahun dan dibebaskan di usia 74 tahun.
Dia bicara versi lama bahasa Hungaria sehingga kadang sulit dimengerti.
Pemerintah Hungaria mengakui pengorbanan Toma dan mereka membayar kembali upahnya selama 55 tahun.
Toma menghabiskan sisa hidupanya dengan dirawat oleh saudara perempuannya. Dia meninggal tahun 2004.(*)