Akselerasi Airnav Pekanbaru Sukseskan Program Pariwisata Daerah
Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia terus melakukan akselerasi.
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Firmauli Sihaloho
Direktur AirNav, Novie Riyanto dalam keterangan resminya mengatakan, kolaborasi ini merupakan kunci keberhasilan program-program peningkatan keselamatan, kapasitas, dan efisiensi penerbangan.
Novie menjelaskan peningkatan itu telah dilakukan di beberapa bandara. Seperti, Cabang Pratama Lombok, peningkatan runway capacity Bandara Juanda dan peningkatan instrument procedure (PBN) di Cabang Madya Surabaya.
Lalu, untuk pengembangan pariwisata Danau Toba, kata Novie Riyanto, AirNav Cabang Madya Medan akan membentuk unit ATFM menggunakan aplikasi slot management CHRONOS, dan meremajakan peralatan komunikasi penerbangan.
“Di unit Siborong-borong sebagai akses utama menuju Danau Toba kami akan mengganti DVOR, membuat instrument flight, dan membangun gedung tower baru,”ujarnya seperti dikutip tribunpekanbaru.com dari Kontan.co.id.
Pihaknya juga mengganti ATC System dan memperpanjang jam operasional penerbangan di Cabang Madya Yogyakarta. Sedangkan Cabang Pratama Semarang akan membangun tower ATC baru dan memperpanjang jam operasional penerbangan untuk mengoptimalkan akses menuju Borobudur.
Akselerasi selanjutnya adalah di Pulau Komodo, Cabang Pembantu Labuan Bajo, Unit Wakatobi dan Unit Morotai lalu ada di Cabang Pembantu Tanjung Pandan,
“Sementara itu untuk mendukung pengembangan pariwisata di Kepulauan Seribu dan Tanjung Lesung, runway capacity Bandara Soekarno-Hatta akan ditingkatkan oleh Cabang Utama JATSC hingga menjadi 86 per jam serta membangun New ATS System, sedangkan untuk Cabang Pratama Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta akan melakukan pengadaan dan meremajakan peralatan,”pungkas Dia.
Akselerasi yang dilakukan Airnav Indonesia disambut baik oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Menurutnya, penambahan slot penerbangan dibutuhkan untuk mendukung pariwisata.
“Sebab, sejumlah maskapai penerbangan juga sudah menyatakan kesiapannya menambah seat capacity,”paparnya.
Apalagi, lanjut Dia, Air connectivity menjadi kunci sukses dalam mendatangkan wisman, karena 80 persen wisman yang masuk ke Indonesia menggunakan moda transportasi udara, sedangkan sisanya melalui laut dan cross-border land.
Arief menjelaskan, dalam upaya memenuhi kebutuhan seats, yang harus dilakukan adalah peningkatan kapasitas airport dengan berbagai strategi. Seperti pembangunan fisik, pengembangan bandara, dan pembangunan bandara baru.
“Tetapi semua ini tidak akan berjalan bila tidak ada penambahan slot penerbangan. AirNav sudah komit. Ini luar biasa. Terimakasih AirNav,” singkatnya.