Benarkah Pendonor Bisa Tertular Penyakit? Simak 4 Mitos dan Fakta Seputar Donor Darah

Dengan informasi ini, maka diharapkan tak ada lagi kesalah pahaman dan Anda bisa memutuskan untuk melakukan donor darah atau tidak.

Editor: Ariestia
KOMPAS.com
Ilustrasi donor darah 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pasti Anda pernah mendengar mitos dan fakta seputar donor darah.

Ya, Anda pun tahu bahwa donor darah dapat menyelamatkan nyawa.

Namun, tetap masih banyak mitos seputar praktik tersebut.

Dalam artikel ini, kami akan berbagi beberapa mitos dan fakta seputar donor darah.

Baca: Gara-gara Suntik Silikon ke Alat Vital, Seorang Pria Australia Meninggal

Dengan informasi ini, maka diharapkan tak ada lagi kesalah pahaman dan Anda bisa memutuskan untuk melakukan donor darah atau tidak.

Bagaimana prosedur donor darah?

Pertama, pendonor darah harus mengisi kuesioner tentang profil dan kesehatan mereka.

Mereka juga harus menandatangani formulir persetujuan.

Kemudian, dokter akan bertanggung jawab untuk menentukan apakah mereka dapat melakukan donor atau tidak.

Pada dasarnya, di bagian pertama ini, mereka mengonfirmasi apakah yang didonorkan ini cocok, baik dari pihak pendonor atau pun penerima.

Baca: Kakek Anies Baswedan Dikukuhkan Jadi Pahlawan Nasional, Ini Fakta Abdurrahman Baswedan

Darah yang diambil sekitar 450 ml dan akan diproses dalam 24 jam berikutnya.

Dalam jangka waktu itu, darah dibagi menjadi sel darah merah, plasma, dan trombosit.

Selama proses ini, tes yang sesuai juga dilakukan untuk menyingkirkan keberadaan agen infeksi dalam darah.

Sementara itu, pendonor harus minum dan makan sesuatu agar pulih kembali setelah melakukan donor darah.

Namun, tubuh membutuhkan waktu lebih lama untuk pemulihan:

* Plasma membutuhkan waktu 24 jam untuk pemulihan
* Sel darah merah: 3 hingga 5 minggu untuk pemulihan.
* Trombosit: 8 minggu untuk pemulihan.

Mitos dan kebenaran tentang donor darah:

Selanjutnya, kita akan melihat beberapa asumsi umum seputar donor daran dan memberi tahu Anda mitos dan fakta seputar donor darah.

1. Ada orang yang tidak seharusnya tak melakukan donor darah (FAKTA)

Tidak semua orang bisa menjadi pendonor darah.

Ada beberapa kriteria yang tidak memungkinkan beberapa orang menjadi pendonor.

Hal itu dipengaruhi oleh usia, berat badan, atau kondisi kesehatan.

Berikut kriteria orang tak boleh melakukan donor darah:

* Remaja berusia di bawah 18 tahun atau manula berusia lebih dari 65 tahun.
* Mereka yang telah melakukan donor darah dalam kurun waktu 4 bulan terakhir.
* Pasien penderita diabetes tergantung insulin.
* Mereka yang menderita penyakit menular seperti AIDS, hepatitis B atau C, atau penyakit Chagas
* Pasien kronis ginjal, paru-paru, atau jantung, serta dengan hipertensi arteri.
* Orang yang menjalani perawatan untuk epilepsi.
* Orang yang menggunakan narkoba.

2. Pendonor dapat tertular penyakit (MITOS)

Proses ekstraksi atau pengambilan darah dilakukan dengan menggunakan bahan steril sekali pakai.

Dalam pengertian ini, tidak ada risiko infeksi bagi orang yang mendonorkan darah.

Namun, beberapa orang mungkin akan mengalami beberapa keluhan ringan:

* Memar: memar adalah salah satu efek samping yang paling sering terjadi setelah donor darah. Ini adalah konsekuensi dari pecahnya pembuluh darah dan berhubungan dengan tusukan yang buruk atau kurangnya tekanan di tempat tusukan.

* Sinkop vasovagal: Ini adalah perasaan ingin pingsan yang terjadi ketika hanya ada lebih sedikit darah yang mampu mencapai otak. Ini terjadi karena detak jantung melambat dan pembuluh darah membesar.

Baca: Hj Andi Depu, Satu-satunya Pahlawan Perempuan yang Dikukuhkan pada Hari Pahlawan 2018

Untuk mencegah pingsan, sebaiknya jangan mendonorkan darah saat berpuasa.

Selain itu, pada akhir ekstraksi, Anda harus bangun sedikit demi sedikit dan mulai minum dengan segera.

3. Transfusi adalah 100% aman bagi penerima (MITOS)

Risiko penularan beberapa penyakit untuk penerima darah masih tetap ada.

Penyebab terjadinya kemungkinan ini adalah:

Pada analisis awal, infeksi tidak terdeteksi karena antibodi belum diciptakan.

Ketika pendonor adalah pembawa infeksi kronis yang menular, tetapi tidak menunjukkan gejala dan hasilnya negatif.

Kesalahan laboratorium.

4. Setiap orang berhak memutuskan keterlibatan (FAKTA)

Kita semua memiliki kebebasan untuk memutuskan apakah kita ingin mendonorkan darah atau kita ingin menerima transfusi.

Penting untuk mempertimbangkan kemungkinan mendonorkan atau menerima transfisu darah kepada anggota keluarga.

Jika golongan darah Anda memungkinkan, maka ini akan mengurangi risiko infeksi bagi penerimanya.

Jadi, itulah mitos dan fakta seputar donor darah.

Apa yang ada di benak Anda setelah mengetahui kebenarannya? (*)

Artikel ini sudah tayang di Intisari Online: 4 Mitos dan Fakta Seputar Donor Darah: Benarkah Pendonor Bisa Tertular Penyakit?

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved